Akhir-akhir ini Alya dan Atha semakin dekat. Tanpa mereka sadari ternyata hal itu membuat para perundung tak lagi membully Alya karena sudah tahu jika Alya dekat dengan Atha yang notabenya sang ketua osis. Tentu saja mereka tak mau berurusan dengan ketua osis yang menyebalkan sekaligus menyeramkan seperti Atha. Namun juga, itu tak menutup kemungkinan jika lelaki itu sangat tampan.
Kini Atha dan Alya tengah berada di kantin sekolah. Ini sudah kesatu minggunya Alya merasakan jajanan kantin. Menurutnya sangat lezat apalagi masakan bi Tantri yang sangat enak juga bumbunya pun meresap.
Kini Alya memakan mie ayam bersama Atha. Sedari tadi pandangan Atha tak luput dari gadis itu. Namun, netranya tak sengaja menangkap sosok Jevan yang terus memperhatikan Alya dari kejauhan.
Seketika aktifitas makannya pun terhenti membuat Alya yang tengah memakan mie ayamnya pun menoleh menatap Atha.
"Ada apa?"
Dengan cepat Atha merubah raut wajahnya yang semula masam kini berganti menjadi seperti semula. "Gak ada."
Alya hanya ber"oh" ria. Gadis itu kembali memakan mie ayamnya dengan hidmat. Seakan kesal dengan Jevan yang terus menatap Alya tanpa henti, ia memilih beranjak dari duduknya dan duduk tepat di samping kiri gadis itu.
Alya menatap Atha dengan mengernyitkan dahinya heran. "Kok pindah?"
"Aku pengen deket kamu," ujarnya seraya tersenyum tipis.
Alya mengangguk paham. "Abisin mie ayamnya."
"Suapin," rengek Atha membuat Alya menatap lelaki itu jengah.
"Kamu punya tangan, ya!"
Atha mencebikkan bibirnya. "Suapin, Alya."
Mau tak mau Alya mengambil alih sendok Atha lalu menguapkan mie ayam itu pada lelaki itu dan diterima dengan senang hati oleh Atha. Diam-diam bibir Atha mengulas senyuman tipis.
Interaksi keduanya tak luput dari pandangan Jevan. Tak jauh dari sana lelaki itu menggeram marah dan memilih berlalu dari sana dari pada harus menyaksikan keuwuan tersebut.
☘️
Alya dan Atha tak langsung ke apartemen melainkan main ke mall. Tentu saja Alya yang meminta.
Sesampainya di mall, Alya menarik pergelangan tangan Atha membawanya ke arah Timezone untuk mengajaknya bermain bersama.
Atha pikir gadis itu akan berbelanja pakaian. Namun ternyata gadis itu mengajaknya ke sini hanya untuk bermain permainan. Alya memang benar-benar beda dari perempuan pada umumnya yang senang sekali menghamburkan uang untuk shopping. Namun begitu, itu tak menutup kemungkinan bahwa dirinya menyukai gadis itu. Gadis unik dan manis serta memiliki paras yang cantik, meski lugu ia tetap menyukainya.
Atha tak bisa menolak ajakan Alya karena menurutnya ajakan Alya adalah ajakan yang lumayan menggiurkan.
Alya menunjuk ke arah capit boneka membuat Atha mengikuti arah yang ditunjuk oleh gadis itu. "Mau ituu! Tapi kamu yang main, ya?"
Atha mengangguk saja dan berjalan beriringan dengan Alya menuju permainan capit boneka.
Atha langsung memasukkan koin dan permainan pun dimulai. Dengan fokus Atha mengarahkan capitannya ke arah boneka yang telah ia incar, sedangkan Alya masih anteng menatap Atha yang fokus dengan permainannya.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Atha dapat mencapit boneka beruang yang cukup lucu. Namun, bagi Atha, Alya lebih lucu.
Alya kegirangan kala melihat Atha yang berhasil memasukkan boneka ke dalam lubang, dan keluarlah boneka lucu dari bawah mesin permainan tersebut.
Setelah puas memainkan beberapa permainan, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
Tentu saja Atha mengantarkan Alya dahulu menuju apartemen. Sesampainya di apartemen, Alya dan Atha duduk di sofa seraya melepas penat.
Menurut Alya, hari ini adalah hari yang paling melelahkan, tetapi juga menyenangkan. Entah mengapa jika berada di dekat Atha rasanya sangat nyaman.
Sejak awal melihat Atha, ia pikir lelaki itu ingin berniat jahat padanya. Namun, ternyata ia salah menduga. Justru lelaki itu sangat baik padanya dan sejak saat itu Atha memang berniat menolongnya. Beruntung saja Allah masih baik padanya, hingga dirinya masih diberi kesempatan untuk hidup.
Meski ayahnya tidak menginginkan kehadirannya di dunia ini. Namun, ia bersyukur dipertemukan dengan Atha. Setidaknya masih ada orang yang mengharapkannya berada di dunia ini.
***
Jangan jadi silent readers, ya
Voment please?
SPAM NEXT YU!
![](https://img.wattpad.com/cover/309453062-288-k447507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA
Teen Fiction"Aku berharap kita dapat dipertemukan di kehidupan selanjutnya sebagai sepasang kekasih yang ditakdirkan menua bersama." Kehidupan tidak selamanya bahagia. Terkadang, kesedihan datang menghampiri tanpa diminta. Kamu tidak akan tahu, betapa sedihnya...