Ciee yang nunggu up tapi gak vote dan spam komen wkwk
Lain kali vote dan spam next ya biar queen semangat updatenya
=====
Bel pulang sekolah berbunyi membuat para murid berhamburan menuju keluar gerbang. Lain dengan Alya yang memilih berkeliaran di koridor sekolah mencari Atha.
Sedari tadi ia sudah berkeliling. Namun, tak kunjung menemukan keberadaan Atha. Hingga dirinya sampai di lapangan basket. Di dalam lapangan terdapat Atha yang tengah bermain basket dengan teman se-tim nya. Hal itu mampu membuatnya mengulas senyuman tipis. Ia memilih berbalik dan memutuskan untuk meninggalkan lapangan basket. Mungkin Atha tengah berlatih basket, tak mungkin juga jika ia mengajak Atha pulang bersama karena itu akan mengganggu lelaki itu.
Alya memilih berjalan kaki karena ia harus menghemat uang. Semakin hari uangnya semakin menipis.
Langkahnya terus menelusuri jalanan trotoar. Netra gadis itu terus menelusuri jalanan yang ramai.
Saat di tengah perjalanan, langkahnya terhenti kala netranya tak sengaja mengangkap sosok pria yang sangat ia kenali. Mata elang milik pria itu sangat tajam membuat siapa saja akan bergidik ngeri. Pasalnya, tatapan itu sangat menyeramkan dan begitu mencekam. Seketika ia memundurkan langkahnya ke belakang.
"K-kak Jevan?"
Jevan tersenyum miring. Dilihatnya pria itu mulai mendekat ke arah Alya.
Alya terdiam. Takut, itu yang saat ini ia rasakan. Ia trauma dengan Jevan.
"Berhenti kak!"
Alya semakin memundurkan langkahnya, bertepatan dengan itu Jevan kembali memajukan langkahnya mendekati Alya.
"AKU BILANG BERHENTI, KAK!"
Langkah Jevan terpaksa berhenti. Lelaki itu menatap Alya dengan pandangan yang tak terbaca.
"Gue perlu bicara sama lo, Al," ujarnya.
Alya menggeleng keras dengan mata yang mulai berair. "Gak! Aku gak mau!"
"PERGI KAK! PERGI!"
Jevan tak mengindahkan hal itu, lelaki itu berlari menghampiri Alya membuat Alya membalikkan badannya dan berlari menjauhi lelaki itu. Namun, lelaki itu berhasil menggapai lengannya membuatnya berusaha memberontak. Namun, hasilnya nihil. Tenaga Jevan lebih kuat membuatnya tak bisa lepas dari cekalan lelaki itu.
"Lepas, Kak! Sakit!"
Jevan menatap gadis itu tajam. "Gue gak bakal kayak gini kalo dari awal lo nurut sama gue."
"Gue cuma mau bicara sama lo Alya!"
Air mata gadis itu luruh membasahi wajahnya. "Aku gak mau hiks..."
Jevan tertegun. Ia memalingkan wajahnya ke sembarang arah seakan tak mau melihat Alya yang menangis.
"Ikut gue," tegasnya seraya menarik lengan Alya dan berjalan menuju mobilnya.
Sontak saja hal itu membuat Alya semakin memberontak. "Sakit, Kak," lirihnya masih dengan terisak.
Dilain tempat, Atha terduduk di kursi dekat lapangan basket. Lelaki itu membuka tutup botolnya lalu meneguk air minum itu separuhnya.
Seakan teringat dengan Alya, ia bergegas pergi dari sana membuat teman se-tim nya menatap kepergian lelaki itu heran.
"Arghh! Bangsat!" umpatnya kala tak melihat Alya di dalam kelas.
Dengan cepat ia berlalu pergi ke kelasnya lalu membawa tasnya dan bergegas pergi dari sana menuju parkiran untuk mengambil motornya.
"Alya, lo nekat banget sih!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA
Novela Juvenil"Aku berharap kita dapat dipertemukan di kehidupan selanjutnya sebagai sepasang kekasih yang ditakdirkan menua bersama." Kehidupan tidak selamanya bahagia. Terkadang, kesedihan datang menghampiri tanpa diminta. Kamu tidak akan tahu, betapa sedihnya...