CHAPTER 02

92 42 57
                                    

Terlambat sudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlambat sudah. Seketika bahunya luruh kala melihat seorang gadis sudah menjatuhkan dirinya ke sungai.
_____

Tak mau berlama-lama di sana, ia segera mencari jalan menuju sungai untuk mencari keberadaan gadis itu.

Ia berjalan menuruni anak tangga yang menuju ke arah sungai. Sesampainya di tepi sungai, ia segera masuk ke dalam air untuk menyelamatkan gadis tersebut.

Tak butuh waktu lama, akhirnya ia dapat bernafas lega karena ia berhasil menemukan gadis itu. Air yang tak begitu deras membuatnya memudahkan untuk menemukan gadis itu.

Ia menggendong gadis itu ala bridal style. Rambutnya tergerai indah membuatnya mampu terpaku atas pesona yang gadis itu miliki. Namun, sepertinya kerudungnya terlepas, karena barusan ia melihat gadis itu memakai kerudung.

Ia tersadar dari lamunannya, ia segera membawa gadis itu ke tepi sungai. Kondisi gadis itu sangat tidak memungkinkan, karena gadis itu tidak sadarkan diri. Terlebih lagi, banyak lebam dilengannya juga pelipisnya yang luka, entah karena apa.

Lelaki itu berusaha menekan dada gadis itu bermaksud agar air yang masuk dapat keluar.

Sudah beberapa kali ia menekan dada gadis itu. Namun, gadis itu tak kunjung memberikan respon positif membuatnya tak kunjung bangun.

Ia mendekatkan wajahnya lalu menempelkan bibirnya dengan bibir gadis itu. Bukannya apa, ia hanya bermaksud memberikan nafas buatan untuk gadis itu. Mungkin yang ia lakukan saat ini salah. Namun, ia hanya bermaksud baik. Ia hanya ingin menolong gadis itu agar cepat sadarkan diri.

Setelahnya ia melepaskan tautan itu. Sedetik kemudian Alya terbatuk dan membuka matanya perlahan.

Akhirnya lelaki itu dapat bernafas lega. "Untung kagak mati," gumamnya.

Alya menatap lelaki itu dengan takut. "K-kamu siapa?"

Seakan tersadar dengan rambutnya yang tergerai pun terkejut.

"Astaghfirullah, kerudung aku mana?"

Alya menatap lelaki itu horor. "Kamu apain aku? Bukannya harusnya aku mati, ya?"

Lelaki itu membulatkan matanya terkejut. "Mati ndasmu! Lo ngapain pake acara bunuh diri segala?"

"Gue gak ngapa-ngapain lo, justru lo harusnya berterima kasih sama gue karena gue lo gak jadi mati."

Alya menunduk. "Aku dosa, rambut aku udah diliat sama kamu."

Alya kembali menegakkan kepalanya menatap lelaki itu sendu. "Kenapa kamu gak biarin aku mati? Seharusnya kamu gak nolongin aku."

Lelaki itu menatap gadis itu dengan tatapan tak percaya. "Stres lo? Berobat lo!"

"Lo lakuin hal kayak tadi juga udah dosa!" ujar lelaki itu dengan nada yang sedikit tinggi.

ATHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang