Axellion─004

100K 694 4
                                    

Happy 3k viewers bestie!!
500 vote Ely tambahin gif!♡
.
.
.

“Abang ke mana aja?”

“Ada urusan,” Axel berucap pelan.

Melihat Eca dalam balutan kaus oversize dipadu dengan hotpants setengah paha membuat kepalanya pening.

“Abang sakit? Mau Eca pijitin?”

“Gak usah,” yang mau dipijit itu adik kecilku di bawah sana.

“Abang-“

“Apalagi?!” Axel geram dengan adeknya yang terlalu polos bercampur bego ini.

“Jahat,”

Eca menatap Axel dengan sendu. Matanya berkaca-kaca akibat suara Axel yang setengah membentak.

“Maaf, abang gak sengaja bentak kamu,” ucap Axel melembut.

Grep.

Eca segera memeluk Axel dengan erat. Membenamkan wajah basahnya di dada kakak tersayang.

Sambil menahan hasratnya yang mulai naik ke permukaan, Axel mengusap rambut Eca yang dibiarkan tergerai. Setengah terpaksa, Axel membiarkan tubuhnya dipeluk erat hingga tangisan Eca mereda.

“Abang, ayo jalan,” ajak Eca.

“Jalan ke mana?”

Eca menatap wajahnya dengan tampang lugu, “ke mana aja, ‘kan Eca bolos sekolah. Bosen kalau di rumah terus gak ngapa-ngapain,”

“Yaudah, kamu siap-siap sana,”

Menuruti ucapan kakaknya, Eca bergegas mengganti pakaiannya. Ia menghampiri Axel yang ternyata telah duduk tenang di depan kemudi.

“Ayo,”

Axel menelan ludahnya sambil menginjak pedal gas. Eca mengenakan baju crop top tingga menampilkan perut ratanya dipadukan dengan jeans berwarna baby blue. Rambut panjangnya terikat dengan gaya pony tail.

“Kita makan dulu yuk, Eca belum makan,”

“Kenapa belum makan?” Axel melirik jam tangannya, hampir siang.

“Eca gak bisa makan kalau gak ada abang,” jawabnya.

“Sushi, sushi! Eca mau sushi!”

Axel tersenyum geli melihat Eca yang tampak menggoyangkan tubuhnya melihat sebuah restoran jepang di depan.

Setelah memarkirkan mobilnya, Axel segera menyusul Eca yang sudah berlari ke dalam lebih dulu. Rambut panjangnya bergerak-gerak seirama dengan langkah cerianya. Senyum Axel masih belum pudar melihat langkah Eca yang begitu riang.

Beberapa detik kemudian senyum di bibirya hilang secepat kilat. Adek cantiknya tengah menjadi pusat perhatian terutama bagi laki-laki. Dengan mudah, Axel dapat mengimbangi langkah Eca. Tangannya merengkuh pinggang ramping Eca dengan posesif.

“Abang?” panggilnya.

“Abang gak suka kamu diliatin cowok-cowok,” ucap Axel. Matanya masih menatap lurus ke depan dengan wajah datar.

Step SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang