Hello bestie!! Ely up membawa gif haha. Thanks for 500 vote. Chapter berikutnya akan di publish setelah 750 vote. Kalian semangat vote, Ely semangat publish!!♡
Jangan lupa mampir ke The Devil 'A. 500 vote di sana, bakal Ely tambahin gif juga.
HAPPY READING, BESTIE!!.
..
“Ca,”
Eca menengok ke arah si pemanggil. Pagi sekali Eca sudah berada di sekolah karena abangnya yang sedang buru-buru pergi untuk urusan bisnis.
“Ehe, Deon,” sapa Eca.
Deon berjalan menghampiri Eca dengan senyum manis di bibir. Melihat langkah Deon yang semakin mendekat, Eca mulai was-was adakah mata-mata abangnya di sini atau tidak.
“Kamu takut ketauan abang kamu, ya?” tanya Deon menyadari kekhawatiran Eca. Deon memang sudah tahu jika Axel memang tidak menyukainya berdekatan dengan Eca.
“Ke taman aja, yuk,” ajak Deon.
Mengangguk, Eca mengikuti Deon dari belakang dengan mata yang masih mengamati sekitar. Suasana masih sangat sepi, hanya ada mereka berdua di taman. Eca berniat meminta maaf secara langsung pada Deon.
“Em, Deon,” Eca memanggil.
“Kenapa, Ca?”
“Soal jalan kemarin, Eca minta maaf udah ngebatalin gitu aja,”
“Bang Axel lagi, ya?”
Eca mengangguk. “Maaf, ya?”
“Gak apa-apa,” Deon mengusap rambut Eca dengan lembut.
“Hehe,”
“Kamu kenapa?” tanya Deon melihat Eca terkekeh sendirian.
“Deon ganteng deh, kalo diliat dari deket gini,”
Kini giliran Deon yang terkekeh melihat Eca yang menatapnya dengan mata berbinar. “Berarti kalau diliat dari jauh, aku gak ganteng ya?”
Eca gelagapan, “e-eh, bukan gitu juga,”
“Hahaha, iya-iya, tau kok aku tetep ganteng dari sudut manapun, ‘kan?”
“Idih, Deon kelebihan PD,” Eca menepuk lengan atas Deon.
“Awhh,”
“Kenapa lagi, Ca?” Deon bertanya dengan nada khawatir mendengar ringisan Eca.
“Tangan kamu keras banget,”
Deon semakin tergelak dengan tingkah Eca yang menurutnya sangat menggemaskan. Bibirnya mengecup pelan di bagian yang Eca adukan terasa sakit.
“Masih sakit?”
“Udah nggak, ‘kan udah dicium Deon,”
“Itu bukan cium, Eca. Itu cuma kecupan,”
Eca memiringkan kepalanya dengan wajah lugu. Memang ada bedanya, ya? Pikirnya.
Pikirannya tertuju pada kejadian semalam bersama Axel, mungkin ciuman adalah hal yang ia dan Axel lakukan. Pipinya bersemu merah saat kembali membayangkan jari Axel memasuki inti tubuhnya. Eca menggigit bibirnya secara merapatan kedua pahanya, ia jadi ingin merasakannya lagi.
Tingkah Eca tak luput dari pandangan Deon. Dirinya berpikir Eca sedang horny karena berduaan dengannya. Tangannya mulai meraba paha Eca yang tak tertutup oleh rok.
Eca merasakan tangan hangat Deon di pahanya, tapi dirinya tak berniat menghalangi yang akan Deon lakukan padanya. Sedangkan Deon yang merasa diberikan izin oleh Eca semakin bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Sister
Romance⚠️Warning 18+ Mengandung kata-kata vulgar, seksualisme, dan sejenisnya. Bagi yang di bawah umur, bijaklah memilih bacaan. Lanjut baca? Tanggungjawab sendiri. -Axellion Entah terlalu polos atau bodoh, gadis kecilku selalu saja memakai pakaian yang me...