04. YANG DISUDUTKAN

8.3K 872 100
                                    


Hai, selamat datang kembali🖐🏼🖐🏼🖐🏼

Jangan lupa vote dan komentar karena gratis ya dan juga sangat bermanfaat untuk penulis 🤗🤗

Kalian ramai, aku senang.

Happy membaca gezzzz 🖐🏼

***

"Hallo, Ainsley dan Archer ..."

Devandra meletakkan dua buket bunga diatas gundukan tanah yang dilapisi rumput hijau segar. Hari ini ia sangat bahagia karena bisa kembali bertemu dengan Starla. Gadis itu terlihat kesal karena Devandra yang terlalu sibuk akan perasaannya. Sejak dulu, Devandra suka mengusik kehidupan Starla.

"Kalian sekarang pasti semakin dewasa, ya. Maaf baru jenguk lagi, Kakak sibuk banget. Sering-sering main ke mimpi Kita. Mami katanya kangen terus," ucap Devandra seolah adik kembarnya berada di sana.

Di samping makam kecil itu, ada makam kedua orang tua Adryan. Dulu, mendiang Ayah dan Bunda meminta seperti itu. Mereka ingin menjaga Ainsley dan Archer yang pergi mendahului mereka.

Ainsley yang berarti; Padang rumput, dan Archer; Sang Pemanah. Sepasang bayi kembar tersebut meninggal dalam rahim Helsa ketika usia mereka sudah menginjak tujuh bulan, yang berarti sudah berada pada posisi siap lahir. Seandaikan mereka ada, rumah akan terlihat lebih ramai.

Dering ponsel bunyi berdering pada saku kemejanya. Devandra mendengus sebal, lalu mengambil benda pipi tersebut. Nama kekasihnya tertera pada layar ponsel. Pasti Aruna meminta untuk dijemput, karena gadis itu akan ikut acara makan malam keluarga.

"Dev, kamu dimana?" tanya Aruna dari seberang sana, setelah Devandra sudah menjawab panggilannya.

"Kamu mau di jemput?" Devandra balik bertanya.

"Telat. Aku sudah di rumah kamu, dan kata Mami, kamu belum balik," cecar Aruna.

"Aku lagi di makam Eyang," jawab Devandra.

"Ya sudah, cepetan, Sayang. Aku tunggu, ya." Terdengar manis kalimat terakhir dari gadis itu. Devandra muak dengan kelakuannya.

Setelah memutuskan panggilan, Devandra beralih memandang makan Ibu Starla. Tidak jauh dari makam Eyang dan kedua adiknya. Starla baru saja keluar. Mungkin ia masih bisa bertemu Starla sekali lagi.

***

Starla menyusuri gundukan tanah yang tertatah rapi. Hari semakin gelap. Senja kian memudar. Bintang-bintang sudah mulai menampakkan kecantikannya yang berkilau itu. Sore itu ia banyak bercerita pada mendiang Ibunya. Selama hidupnya, Devita menjadi pendengar yang baik untuk anak tunggalnya tersebut, karena memang hanya Devita yang Starla punya. Starla tidak tahu harus kemana mencari sosok pria yang menghadirkannya di dunia ini. Bahkan tidak ada petunjuk yang diberikan Ibunya.

Starla tidak berniat menghubungi Charlos. Malam itu ia hanya ingin kembali ke apartemen, mandi, makan, dan tidur. Starla mulai merasa jenuh dengan kesehariannya. Sudah selama enam bulan ini gadis itu berhenti bekerja. Charlos terlalu banyak mengaturnya.

"Mbak Starla, ya?" Seorang pria setengah baya itu tersenyum padanya. Ya, dia hanya sopir taxi online yang diorder Starla. Lalu, Starla menjawab benar. Saat ia hendak membuka pintu mobil, sebuah tangan yang diyakini milik Devanadra itu menahan cepat. Starla menoleh, dan mendapati Devandra di sana.

"Aku anterin pulang," pungkas Devandra.

"Aku udah pesan taxi," kata Starla.

Devandra segera menghampiri pemilik mobil, dan memberikan beberapa lembar uang berwarna merah kepada pria itu. "Untuk kerugian waktu Bapak yang sudah menjemput pacar saya."

THE PERFECT SECRET LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang