Menjalin hubungan bersama Aruna selama satu tahun tidak membuat perasaan Devandra pada Starla berakhir. Justru perasaan cintanya semakin kuat untuk gadis yang sudah memiliki tunangan itu. Aruna yang egois, dan Charlos yang terlalu mementingkan pek...
Siapapun akan merasa senang jika sudah bersama orang yang paling mereka mau. Sudah belasan menit berlalu, Devan tak berhenti mencumbu gadis itu. Gadis yang sebenarnya adalah tunangan orang lain. Devan melupakan bahwa ia pun memiliki kekasih yang sedang sibuk pemotretan di Bali. Masih berada di kamar Starla, pria itu benar-benar enggan beranjak dari sana.
Desahan kecil itu keluar sesekali. Akal sehat seakan hilang di pagi itu. Cinta yang sudah lama Devan nantikan kini kembali memeluknya erat. Starla adalah kekasihnya.
“Aku seharian mau disini aja,” kata Devan. Wajahnya ia sembunyikan di ceruk leher gadis itu.
“Jangan digigir leher aku,” pekik Starla.
Devan terkekeh, lalu mengangkat sedikit wajahnya dan menatap gadis itu. Devan mengusap surai hitam Starla, mencuri sedikit demi sedikit ciuman pada wajah yang berada dibawanya.
“Aku emang nggak bisa berhenti jatuh cinta sama kamu,” ucap Devan.
Starla mengecup hidung mancung Devan. Hidung yang memang persis dengan Mami-nya. Semua yang ada pada Devan adalah Mahakarya Tuhan yang begitu mencintai Helsa, sehingga memberikan wajah yang begitu mirip pada anak sulungnya.
“Pacar kamu⸺”
“Jangan bahas siapapun disini,” bisik Devan.
“Kalau misalkan aku egois, dan mau kamu untuk aku aja, gimana? Kamu nggak marah, kan?” Starla menatap Devan sangat serius.
“Berarti Charlos harus mengalah untuk aku juga, By,” balas Devan.
“Gimana sama Papi Mami kamu?”
“Aku nggak pernah dituntut harus jadi yang paling sempurna. Apapun yang buat aku senang, mereka selalu dukung,” jawab Devan. Tangannya tak sengaja mengusap paha gadis itu.
