BAB 14

341 32 0
                                    

Setelah dirasa Ryujin cukup tenang, Kim Nara pun mencoba untuk masuk dan menemani Ryujin.

Ceklek.

Nara menyembulkan kepalanya, takut-takut Ryujin menolak kehadirannya.

"Ryujin.. Kakak boleh masuk?" tanya Nara.

Ryujin tidak menjawab pertanyaan Nara, dan ia hanya diam menatap keluar jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryujin tidak menjawab pertanyaan Nara, dan ia hanya diam menatap keluar jendela. Nara pun menghela nafas panjang, lalu melangkah masuk secara perlahan.

"Ryujin.." sapa Nara dengan pelan.

"Apa kakak tahu dari awal kalo keluarga Huang pemimpin organisasi Mafia?" tanya Ryujin tanpa menoleh ke Nara.

"Enggak, Jin. Kakak sama kek kamu, makanya kakak paham banget apa yang kamu rasain sekarang." jawab Nara sambil mengelus pundak Ryujin.

"Tapi satu hal yang harus kamu tahu, Jin. Renjun melakukan ini bukan semata-mata untuk melakukan kejahatan. Dia jadi leader Mafia karna ingin balas dendam sama Mark Lee, yang udah nyelakain dia dan berusaha ngerebut kamu dari dia." jelas Nara.

"Awal kakak tahu kalo Winwin adalah anggota Mafia, juga sama kayak kamu. Tapi bedanya, orang tua kakak gak tahu siapa Winwin sebenarnya. Bahkan orang tua kakak juga pernah minta kakak buat cerai sama Winwin." jawab Nara menjelaskan dan duduk disebelah Ryujin.

Ryujin yang mendengar penjelasan Nara pun kaget dan langsung noleh kearah Nara.

"Terus, kakak mau?" tanya Ryujin polos, membuat Nara terkekeh pelan.

"Ya kalo kakak mau, sekarang kakak gak disini dong." sahut Nara sambil mengacak pelan rambut Ryujin.

"Kakak gak mau kehilangan Winwin. Kakak sayang banget sama Winwin, terlepas dari siapa dia, asal dia baik-baik aja kakak okay kok. Yah, walaupun kadang pulang-pulang suka lecet dikit sih. Soalnya Winwin gak sejago Renjun, makanya sering lecet." jawab Nara menatap keluar jendela.

"Emang Renjun sejago apa, Kak?" tanya Ryujin penasaran, membuat Nara tersenyum tipis kearah Ryujin.

"Renjun itu hebat dalam bertarung, Jin. Kamu gak perlu khawatir. Dia bahkan pernah ngelawan 100 orang sendirian. Dan dia menang tanpa luka dan lecet sekalipun." jelas Nara membuat Ryujin membulatkan matanya kaget.

"Kakek Renjun sebelum meninggal, sempet nge-test Renjun sama Winwin. Mereka di test sebagai rival, dan siapa yang menang dia yang bakal jadi penerus Mafia kakeknya. Mereka di minta ngelawan 100 orang sendirian. Winwin ambruk waktu lawannya sisa 20 orang, tapi Renjun berhasil ngehabisin 100 orang sendirian, walaupun berakhir lumpuh sementara sih." ringis Nara sambil mengalihkan pandangannya.

"Lumpuh, Kak?" pekik Ryujin kaget, dan Nara mengangguk pelan.

"Tapi kamu tenang aja, sekarang kan dia leadernya. Gak perlu turun tangan karna banyak orang di depan dia yang bakal ngejaga dia. Ada 150 juta anak buah tersebar di seluruh dunia, kalo gak salah sih. Ada sahabatnya juga yang jago-jago bertarung, terutama Jeno, Jaemin sama Haechan. Kalo Chenle sama Jisung lebih ke pendukung, karna basic Chenle dan Jisung di Hacker." jelas Nara.

"Ada Winwin juga, ada Xiaojun, ada Lucas, ada Hendery juga. Mereka semua orang-orang yang hebat yang ngelindungin Renjun. Bahkan di Korea juga ada Bang Ten, Bang Kun, Yangyang, Shotaro sama Sungchan. Mereka semua anak buah Renjun." jelas Nara, membuat Ryujin cengo mendengarnya.

"Dan satu hal yang harus kamu tahu juga, Jin. Gak semua mafia itu jahat atau suka bunuh orang sembarangan. Kakak pernah ikut ke markas Hell Zone. Emang sih, suasananya cukup mencekam dan mengerikan, karna di jaga ketat sama orang-orang serius dan terpilih. Mereka ngelakuin itu untuk menjaga keamanan markas mereka." jelas Nara panjang lebar.

"Dan banyaknya Hell Zone memiliki anak buah, bukan semata-mata karena paksaan, tapi karna mereka sendiri yang mengajukan dirinya, Jin." ujar Nara, membuat Ryujin bingung dan tidak percaya.

"Bagi mereka yang sudah putus asa dan tidak memiliki tujuan hidup, atau tidak memiliki sanak saudara lagi, mereka akan memilih untuk mengakhiri hidupnya atau mengabdi pada dunia Mafia. Dan di dunia Mafia, mereka memang di latih menjadi kuat dan bertaruh nyawa bila berperang, tapi kehidupan mereka di jamin. Semua fasilitas mereka terpenuhi." jelas Nara panjang lebar pada Ryujin.

"Contohnya Mafia Hell Zone. Mereka memang di kenal sebagai mafia terkejam dan berdarah dingin. Tapi mereka gak seburuk rumornya, bahkan Renjun udah berkali-kali ngadain party bareng malfionso di Korea, dan bukan hanya di korea, di negara lain juga." jelas Nara, membuat Ryujin berpikir lagi.

Setelah satu setengah jam ngobrol dengan Nara, Ryujin pun mengantuk dan akhirnya terlelap. Saat Ryujin tertidur, Renjun perlahan mendekati Ryujin, dan mengusap surai rambut Ryujin.

" Maaf, Jin. Aku gak bermaksud bohongin kamu, aku cuma takut kamu ninggalin aku, aku—"

"Berisik! Aku mau tidur loh, ngantuk." ringis Ryujin, membuat Renjun langsung diam dan mematung.

Renjun pun meminta maaf, lalu hendak keluar, tapi Ryujin menahannya.

"Mau kemana?" tanya Ryujin bingung.

"Mau keluar, katanya kamu mau tidur, biar gak ganggu." jawab Renjun polos.

"Oh, jadi mau ninggalin istrinya sendiri gitu? Ya udah, sana." pekik Ryujin lalu mengalihkan pandangannya dan memejamkan matanya.

Renjun tidak menjawab tapi ia langsung naik ke ranjang rumah sakit dan merebahkan tubuhnya di sebelah Ryujin.

Ryujin pun kaget dengan tindakan Renjun, namun Renjun sudah memeluknya. Sakit di punggung Ryujin memang sudah tidak terasa lagi, tapi dokter bilang bekas jaritannya memang belum 100% kering.

Ryujin pun hanya bisa menghela nafas seraya menenggelamkan kepalanya di dada Renjun, dan Renjun mengelus puncak kepala Ryujin.

"Maaf yah, Jin. Jangan tinggalin aku." gumam Renjun, dan Ryujin hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku juga minta maaf, udah kasar ke kamu, ke Ayah, Bunda, Mommy sama Daddy." jawab Ryujin, dan Renjun pun hanya mengangguk, seraya mengecup puncak kepala Ryujin.

"Sekarang udah malem, tidur yah. Kamu masih butuh banyak istirahat, biar bisa cepet pulang." ujar Renjun dan Ryujin hanya mengangguk seraya memejamkan matanya.

Renjun tersenyum manis dan ikut memejamkan matanya, karena Renjun memang jarang tidur selama Ryujin belum sadarkan diri.

—o0o—

Thanks for to read my story🌺
See you in the next story

My Husband is A King MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang