2

1.7K 172 12
                                    

Haechan mendekatkan jari telunjukkan ke bibirnya, menenangkan pria kecil yang menangis ketakutan sambil menutup telinganya. 

{ Tak apa jangan menangis, semuanya akan baik baik saja}

Ucap Haechan dengan bahasa isyarat, perlahan tangisan anak itu mereda, dengan tangan kecilnya Haechan mengusap pelan rambut anak itu dan tersenyum pelan.

{ Tenang saja...aku akan menjagamu}

Jelasnya lagi, tapi sedetik kemudian anak itu kembali menutup telinganya, tubuhnya bergetar hebat, perlahan Haechan membuka pintu lemari, mengintip dari dalam sana apa yang terjadi diluar, ternyata dari sana Haechan bisa melihat pecahan vas bunga berserakan di lantai, kemudian Haechan juga melihat tubuh anak itu tersentak-sentak beberapa kali, Haechan sadar dari luar sana seseorang sedang menghardik.

Haechan kembali menutup lemarinya perlahan, kemudian menangkup wajah anak itu yang sedari tadi menekurkan kepalanya untuk menatapnya. 

{ Jangan didengarkan }

Haechan membawa anak itu kedalam pelukanannya, menaruh kepalanya tepat pada detak jantungnya, kemudian melepas pelukannya dan mengelus pelan kepala anak itu.

{ Jangan takut... Dengarkan saja detak jantung ku...semuanya akan baik baik saja}

Anak itu mengangguk pelan, memeluk Haechan dengan kuat, Haechan menggit bibirnya, melihat tubuh anak itu yang tersentak sentak, ia kesal dan sedih, ia tidak bisa mendengar seberapa keras hardikan itu, seberapa kasar bahasa yang dikeluarkan. Karena itu Haechan tidak boleh menangis, ia harus kuat, agar ia bisa menjadi pelindung.

Maafkan aku.... karena tidak bisa menjadi kakak yang baik.

⏭️⏭️

Haechan membuka matanya perlahan, sedikit mengurut tengkuknya karena tidur dalam posisi duduk itu sangat tidak nyaman. 

Ah! Sudah jam 7 sial...aku terlambat

Haechan dengan cepat  berkemas, merampas tasnya dan berlari keluar kamarnya. Haechan sedikit bangga dengan kakinya yang panjang sehingga langkahnya menjadi besar dan ia dapat berlari dengan cepat. Tapi Haechan melupakan satu hal, yaitu stamina dan tenaga. Semalam Haechan tidur dini hari karena pulang bekerja terlalu larut dan mengerjakan tugas, kemudian pagi ini karena ia terlambat bangun, Haechan tidak sarapan, sehingga setengah perjalanan sekolah Haechan sudah kehilangan tenaganya. 

Tin Tin

Haechan mengadahkan kepalanya ketika mendengar klakson motor. 

" Naiklah..." Ucap pria itu sedangkan Haechan melangkah mundur sambil sedikit was was.

Mengerti dengan gelagat Haechan, pria itu membuka helmnya dan tersenyum pelan tapi Haechan masih tidak mengenal siapa orang itu, yang Haechan tau ia satu sekolah dengannya karena mereka menggunakan seragam yang sama. 

" Tidak mengenal ku?" Tanyanya sedangkan Haechan menyeringitkan keningnya berusaha mengingat siapa orang itu. 

Pria itu terkekeh pelan, ia menunjuk Haechan kemudian menunjuk keningnya. Haechan pun sedikit mengadahkan kepalanya, kemudian menyentuh keningnya.

Aahh...dia Mark sunbae...yang melempar ku dengan bola

Cicit Haechan dalam hati sambil mengangguk pelan. Mark terkekeh mengerti bahwa Haechan sudah mengingatnya

" Sudah ingat kan.... ayo naik nanti kau terlambat"

Haechan menatap Mark sedikit lama, kemudian menggelengkan kepalanya.

" Tak apa... ini sebagai permintaan maafku karena kemarin"

Haechan menatap jam tangannya sebentar, kemudian menatap jalanan tidak mungkin Haechan akan sampai kesekolahnya dengan tenang tepat waktu, ia harus berlari dua kali lebih cepat dari yang tadi, hanya saja tenaganya saat ini tidak mendukungnya berlari. 

[Complete]  Haechan|| MarkhyuckWhere stories live. Discover now