5

1.3K 156 3
                                    

Mark menghela nafasnya, memangku dagunya sambil menatap lapangan dari kelasnya. Beruntung saat ini guru yang seharusnya mengajar tidak bisa hadir sehingga Mark bisa menghabiskan waktunya menatap siswa kelas satu yang sedang olah raga di lapangan.

Mark tersenyum tipis, menatap Haechan yang tengah bermain dodgeball dengan teman-teman kelasnya, sesaat kemudian wajah Mark menjadi masam pasalnya temannya yang selalu menempel padanya itu berlagak seolah menjadi pelindung supaya bola tidak mengenai Haechan.

Mark selalu takut ketika menyukai ataupun disukai orang lain, karena Mark tidak ingin ditinggalkan. Bagi Mark, tidak ada yang namanya cinta sejati, buktinya ibunya sampai sekarang tidak pernah pulang. Ayahnya selalu mengatakan bahwa ia mencintai istrinya, tapi kenapa Ayahnya tega membiarkan ibunya pergi tanpa berusaha membawanya kembali.

Kemudian, dengan semua kado dan surat yang Mark dapat di lokernya setiap pagi. Mark jujur saja membenci hal itu, karena orang orang menyukai wajah tampanya, menyukai kepopulerannya, menyukai kekayaannya, bukan menyukainya sebagai seorang Mark Lee, sama seperti ibunya, yang hanya mencintai harta ayahnya dan meninggalkan mereka berdua disaat ayahnya sedang terpuruk.

Karena itu selama ini Mark selalu menjadi dingin pada orang lain, berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan orang lain karena Mark tidak ingin disakiti ataupun ditinggalkan. Mark sudah merasakan patah hati, ketika ibunya mengatakan bahwa ia mencintai Mark dan tidak akan pernah meninggalkannya apapun yang terjadi, tapi sesaat kemudian, bahkan tanpa mengucapkan salam, ibunya pergi begitu saja.

" Huang Renjun"

Mark terlonjak kaget, karena Hendery tiba tiba berbicara tepat di telinganya. Entah sejak kapan pria ini duduk di sebelah bangkunya. Walaupun Mark dan Hendery berada di kelas yang sama, Mark memilih untuk tidak duduk bersebelahan dengan Hendery karena yang ada mereka hanya bergelut dan tidak belajar.

Mark mengangkat alisnya, menanyakan maksud dari ucapan Hendery barusan

" Iya...namanya Huang Renjun, orang yang selalu menempel pada Haechan"

" Oh.."

Jawab Mark acuh walaupun sebenarnya ia ingin tau lebih banyak tentang manusia bernama Huang Renjung itu, kenapa ia bisa dekat dengan Haechan dan kenapa hanya dengan Renjun Haechan bisa tersenyum. Hampir 2 minggu ini Mark selalu mengikuti Haechan, memperhatikan keseharian anak itu di sekolah, Haechan hanya berteman dengan Renjun, dan jika Renjun tidak berada di dekatnya, Haechan memilih untuk sendiri.

" Aku tau banyak tentang anak itu, tapi karena kau tidak terlihat tertarik yasudah"

Tubuh Mark menegang, ia ingin mengetahui tentang Renjun itu, tapi ia terlalu malu untuk menanyakan, pasalnya Hendery itu terkenal buaya, sedangkan bagi Mark ini kali pertamanya ia menyukai orang lain, mana mau Mark harga dirinya nanti di tertawakan oleh sahabatnya itu.

Melihat wajah Mark yang penuh pertimbangan, Hendery susah payah menahan tawanya, tentu saja Hendery memang berniat untuk memberi tau Mark, terlebih lagi Hendery sengaja mencari tau tentang Haechan dan Renjun karena melihat Mark belakangan ini terlihat murung dan kesal.

" Yasudah ku beri tau saja, toh tidak ada juga ruginya bagiku" Senyum Hedery miring sabil kembali duduk sedangkan Mark sedikit bernafas lega.

" Untungnya aku tau anak itu apa?" Tanya Mark seolah tidak peduli

" Entah... kau kan sebentar lagi akan turun jabatan dari osis, dan anak itu sangat aktif organisasi, siapa tau kau membutuhkan bantuannya nanti"

Mark hanya mengangguk pelan, sedikit was was karena bisa saja Hendery memang akan bercerita tentang Renjun dan peroganisasiannya, padahal yang Mark ingin tau kan hubungannya dengan Haechan.

[Complete]  Haechan|| MarkhyuckWhere stories live. Discover now