9

1K 133 4
                                    


Indah....

Itu kata pertama yang keluar di kepala Mark saat melihat Haechan yang tersenyum lebar. Melihat Haechan yang tersenyum girang dengan mata berbinar ketika kakinya dibelai lembut oleh air laut, benar benar menyejukkan hati Mark.

Mark tertegun melihatnya, ia seolah berada di dunia yang berbeda di mana hanya ada dirinya dan Haechan disana. Senyuman Haechan benar benar indah dan menyilaukan, membuat atensinya penuh hanya pada Haechan. Siapapun yang melihat senyuman Haechan secara reflek ikut tersenyum karena senyuman-nya benar benar menyejukkan hati.

Sesaat kemudian Mark teringat dengan ucapan Renjun beberapa hari yang lalu. Mark tersenyum sendu sambil terkekeh, memperhatikan Haechan yangmasih sibuk bermain dengan ombak di tepi pantai.

Jangan bercanda.... Orang dengan senyuman itu....ingin mengakhiri hidupnya? Mustahil....

Mark tidak ingin mempercayainya, hatinya ngilu membayangkan senyuman itu pudar menjadi senyuman datar tak bernyawa. Bagaimana mungkin orang yang saat ini terlihat baik baik saja di mata Mark menyimpan kesedihan hingga ingin mengakhiri hidupnya. Mark mengigit bibirnya kuat, matanya pun mulai berkaca kaca, senyuman ini Mark ingin melihatnya terus.

Mark kembali menghela nafasnya panjang mengingat kembali ucapan Renjun padanya

Apa kau benar benar mencintai Haechan?

Haechan.... Selalu ingin mengakhiri hidupnya

Senyuman Haechan berubah.....

Kalimat itu berputar-putar memenuhi kepala Mark membuat Mark benar benar tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Ditengah Mark sibuk termenung ia tersontak kaget karena wajahnya terkena percikan air. Mark masih melongo, sedangkan Haechan sudah tersenyum sambil menahan tawanya. Melihat Mark yang melongo Haechan berjalan kearah Mark dan melambai pelan kearahnya.

"Huh?"

Mark akhirnya kembali sadar, Haechan tersenyum tipis mengangkat dagunya pelan. Mark menatap Haechan cukup lama, tatapan itu, kemudian senyuman itu Mark masih tidak mempercayai pria kecil di depannya ini berniat untuk mengakhiri hidupnya. Haechan pun memiringkan kepalanya karena Mark yang sedari tadi tidak merespon.

Apa kau benar benar mencintai Haechan?

" Ya... aku mencintainya....sangat...."

Haechan.... Selalu ingin mengakhiri hidupnya

" Aku akan menunjukkan padanya bahwa dirinya itu sangat berharga...."

Senyuman Haechan berubah.....

" Dan aku akan membuat senyumannya semakin Indah... bahkan lebih indah dari hari ini"

Jawab Mark dalam hati tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan. Haechan yang melihat Mark hanya tersenyum menatap Mark sedikit kesal ia pun menyeringitkan keningnya kemudian mendang air ke arah Mark sehingga membasahi Mark.

" Yak! " Kesal Mark sedangkan Haechan sudah terkekeh dan berlari menjauh dari Mark.



Haechan dan Mark kini hanya duduk menatap langit senja menunggu matahari itu terbenam. Haechan hari ini sangat bahagia, tidak...bukan hanya hari ini tapi beberapa hari ini Haechan benar benar bahagia. Haechan terasa lebih hidup dan bernyawa.

Semuanya karena Mark...

Semenjak ia mulai dekat dengan Mark, Haechan lebih sering tertawa dan tersenyum, Haechan juga baru tau walaupun ia dan Mark punya banyak perbedaan tapi mereka sangat cocok dan selera humor mereka sama. Haechan akui ia benar benar nyaman bersama Mark, dan jika sedikit egois, ia ingin Mark hanya menjadi miliknya seorang.

Tapi kemudian ia sadar, dirinya tidak boleh bahagia di dunia ini, karena apa yang ia dapat saat ini bukanlah miliknya, Haechan mengigit bibirnya kuat. Rasanya sangat sakit, Haechan tentu saja ingin menebus kesalahannya pada kakaknya, tapi meninggalkan Mark, ia benar benar tidak rela, salahkan saja karena pria itu membuatnya benar benar jatuh cinta sehingga Haechan tidak tau bagaimana caranya untuk keluar dari dunia pria itu.

" Ada apa?"

Tanya Mark sambil menepuk pelan pundak Haechan. Haechan menggelengkan kepalanya tersenyum tipis pada Mark. Melihat hal itu, Mark mengeluarkan ponselnya mengambil earphonenya dan memasangkannya kepada Haechan. Haechan sedikit terkejut ketika Mark mulai memutarkan lagu disana.

" Aku meminta ini kepada anak radio... karena aku benar benar menyukai suaranya"

Haechan terdiam, ini adalah rekaman nyanyian si pria misterius yang selalu menyanyi mengisi acara di radio sekolahnya. Pria dengan nama SunD. Haechan terdiam menggigit bibirnya, ia sangat tau dengan suara ini, bagaimana tidak ini adalah suaranya.

" Aku selalu mendengarkan ini ketika aku sedih atau sendirian atau terkadang aku hanya mendengarkannya saja menemani ku belajar dan mengerjakan tugas. Entahlah suaranya sangat indah dan merdu, membuat ku ingin mendengarkannya terus dan entah kenapa, suaranya benar benar menguatkan ku disaat aku membutuhkan seseorang untuk bersandar."

Jelas Mark menceritakan sosok SunD yang sangat ia kagumi itu. Haechan mengangguk paham, ia tidak menyangka ternyata suaranya bisa mencapai hati orang sebegitu dalamnya.

" Ku lihat kau tadi sedikit murung, jadi kau mungkin akan sedikit terhibur dengan ini...kau bilang kau juga suka dengan suara SunD kan?" Haechan menangguk tipis kemudian melepas sebelah earphone itu dan memberikannya pada Mark.

" Ingin mendengarkannya berdua?" Haechan mengangguk malu malu

" Hahaha baiklah...."

Setelah itu tidak ada yang berbicara, mereka berdua sibuk dengan pikiran dan dunia masing masing. Tapi ditengah itu, Mark menyadari bahwa Haechan menitikkan air matanya. Mark ingin menanyakan kenapa, ingin menghibur Haechan. Tapi entah kenapa Mark tidak berani dan menyakini bahwa lebih baik untuk berpura-pura tidak tau.

Melihat Haechan yang menitikkan air matanya, kemudian senyuman tadi. Mark yakin, Haechan sebenarnya tidak ingin mengakhiri hidupnya, tidak ingin meninggalkan dunia ini. Mark tau Haechan masih ingin berjuang dengan hidupnya. Mark melihat dari sorot matanya ada perasaan seolah Haechan dihantui oleh masalalunya karena itu Haechan menahan dirinya.

Mark masih menatap Haechan sendu, melihat air mata Haechan yang terus mengalir, ia tidak tahan untuk mengusap air mata itu. Haechan terlonjak kaget ketika merasakan tangan Mark yang mengelus air mata di pipinya.

" Its oke.... " Hanya itu yang bisa Mark ucapkan saat Haechan menatapnya seolah meminta pertolongan padanya.

Haechan terdiam, menatap Mark yang tersenyum teduh padanya. Melihat itu membuat air mata Haechan semakin mengalir. Merasakan tangan hangat Mark yang mengelus pelan pipinya, Mark yang menatapnya teduh seolah melindunginya. Haechan ingin merasakan itu terus, Haechan ingin bersama dengan Mark. Tapi Haechan tau, ia tidak bisa melakukan hal itu. Setiap malam ia dihantui oleh bayang bayang masa lalunya, ia masih mememiliki hutang dan Haechan harus menebusnya. Dan cepat atau lambat, Haechan akan meninggalkan dunia ini.

Melihat Haechan yang semakin terisak, Mark tidak tega, ingin sekali ia memeluk Haechan tapi Mark takut jika Haechan merasa tidak nyaman karena dipeluk tiba tiba.

" Kau baik baik saja?" Tanya Mark khawatir, Haechan menundukkan wajahnya menyembunyikan tangisannya dan menggelengkan kepalanya pelan. Haechan ingin berbohong, tapi dengan tangisan ini sepertinya percuma saja. Melihat itu Mark hanya bisa mengelus pelan pundak Haechan sambil menenangkannya.

" Boleh aku memelukmu? Hanya untuk menenangkan mu..." Tanya Mark ragu ragu

Haechan mengadahkan kepalanya, menatap Mark yang menatapnya khawatir, Haechan terkekeh pelan dan mengangguk pelan. Mark pun langsung membawa Haechan kedalam pelukannya, Mark bisa merasakan tubuh Haechan yang bergetar hebat dan tangisan Haechan yang semakin pecah.

Aku akan melindungimu...tidak akan ada lagi yang akan menyakiti mu.....

Cicit Mark dalam hati dengan tangan yang masih setia mengelus pelan punggung Haechan

Maafkan aku...karena mecintaimu...

Cicit Haechan dalam hati mengeratkan pelukannya membiarkan tangisannya pecah dalam pelukan Mark. 

[Complete]  Haechan|| MarkhyuckWhere stories live. Discover now