14.IBU

685 25 0
                                    


"Bagai mana hasilnya."tanya Akbar saat Cika keluar dari kamar mandi.

Air mata Cika jatuh, hasilnya positif.akbar segera mengambil tespeck yang ada di tangan Cika,Akbar melihat dua garis. Akbar tersenyum dan memeluk Cika.

"Gue bakal bawa Lo pergi dari negara ini."ucap Akbar santai,Akbar mengambil sapu tangan yang ada di saku celana nya dan menyumpal mulut cika, pandangan Cika menggelap.

Akbar memperintahkan gengnya yang berada diluar untuk menghapus jejak cika.dan memberikan kode pada joseph, Joseph yang paham pun lantas mengangguk.

"Kita akan hidup bahagia."batin Akbar

Akbar menggendong Cika dan membawanya menuju mobil,yang telah di sediakan.joseph mengendarai mobil menuju tempat tujuan yang akan di rencanakan oleh Akbar,walau dirinya kurang setuju dengan rencana ini,tapi Joseph tak bisa menolak perintah Akbar.

"Menurut gue. Lo terlalu egois."ucap Joseph memecahkan keheningan mobil.

"Hanya dengan cara ini gue dan Cika bisa bersama."akbar menatap Cika yang berada di pelukan nya dengan mata tertutup.

"Bagaimana dengan bokap Lo?apa Lo udah siapin rencana?"tanya Joseph yang masi fokus pada jalanan.

Akbar terdiam,ia tak memikirkan hal sejauh itu, lambat laun ibu nya pasti akan tau tentang hubungan nya dengan cika.

"Jangan kan bokap gue,tuhan aja gue tentang demi Cika."

"Lo benar-benar keras kepala."ujar Joseph tak habis pikir.

__________________

Dirumah seorang wanita paruh baya sedang menunggu dua anak yang di sayanginya pulang,hari sudah semakin larut,namun dua anak nya masih belum pulang.

Sudah berkali-kali ia menelpon anaknya tapi tak kunjung di angkat.rasa cemas dan khawatir datang,apa terjadi sesuatu pada ke dua anak nya?

"Nyonya harus makan,pasti tuan Akbar dan nona Cika akan segera pulang."ucap pembantu yang bertugas.

Pasalnya Sudah berjam-jam wanita paruh baya itu menunggu anaknya agar makan bersama,sedari pulang bekerja ia tak menyentuh makanannya dengan alasan ingin makan bersama dua anaknya.

_____________

Pusing melanda kepala cika,ia merasa ada yang memeluk pinggang nya dari belakang,Cika menggeliat dan mencoba melepaskan pelukan itu,ia memandang kamar di sekitar nya yang tampak asing.

Cika berjalan kekamar mandi untuk muntah, akhir-akhir ini ia memang sering pusing dan mual.

Dengan langkah gontai ia berjalan keluar kamar mandi,tapi sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Lo akan home schooling."ujar Akbar yang berada ditempat tidur dengan mata tertutup.

"Cika nggak mau."

"Lo harus mau,gue nggak mau anak gue kenapa-kenapa."Akbar tetap kekeh dengan terencana nya,apapun caranya ia dan Cika akan bersatu.

"Bang,ini salah."ucap Cika menundukkan kepalanya dalam.

"Salah menurut Lo dan benar menurut gue."setelah mengatakan itu Akbar keluar dari kamar dan menguncinya agar Cika tidak bisa keluar dari sana.

Telponnya terus menerus berdering membuat Akbar kesal,Akbar memilih untuk melihat siapa yang menelepon nya dan mengganggu kegiatan nya.

Deg

Akbar terdiam melihat nama penelepon,ibunya menelpon 99 kali.
Dengan sedikit ragu Akbar menekan panel hijau dan memilih mengangkat nya,pasti ibunya sangat khawatir karena ia dan Cika belum pulang.

"Halo ibu."

"Kamu di mana Akbar,sudah dari tadi ibu telpon tapi nggak diangkat." Omel wanita paruh baya yang menelepon diseberang sana.

"Akbar dan Cika lagi ada tugas Bu, ada lomba olimpiade,jadi Akbar antar Cika kesana,besok Akbar pulang,tapi Cika nggak bisa pulang ibu,ia masih harus mengikuti lomba."jelas Akbar, agar ibunya tidak curiga.

"Harusnya kamu kabari ibu dulu jangan bikin ibu khawatir begini.jaga diri baik-baik disana kabarin ibu kalau kamu udah nyampe sini."

HANCUR💔<END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang