Gusion mengintip dari sela-sela jari yang masih menutupi wajahnya, "Huh?"
"Kalau iya, genggam tanganku." ucap Claude seraya tangannya ia sodorkan di depan Gusion.
Gusion berpikir sebentar. Ia masih tidak yakin. Apa ia bisa mencintai laki-laki? Apa benar ia menyukai Claude? Bagaimana kalau hubungan ini hanya sementara?
"Claude, bagaimama kalau hubungan ini tidak selamanya? A-aku takut perpisahan." Gusion meraih tangan Claude dan langsung digenggam oleh majikan dexter itu.
"Itu hal wajar. Selalu ada perpisahan. Lagipula, kau dan aku sama-sama masih remaja. Wajar kalau memang hubungan ini tidak berlangsung lama. Tapi aku janji, semisal hubungan ini memang tidak berlangsung lama, aku akan tetap menjadi pundakmu untuk beristirahat. Aku akan tetap menjadi orang yang bisa kau temui kala duka." Claude mencoba hilangkan semua keraguan Gusion. Pikiran anak kelas satu SMA itu jauh sekali.
"B-baiklah. Aku coba." Jawab Gusion sambil pandangannya melihat ke arah lain asalkan bukan pada pemuda di depannya ini.
"Bagus. Jadi... sekarang kita mau kemana, pacar?" ucapnya dengan senyum yang masih terpatri pada belah bibirnya.
Gusion melotot. Huh? Pacar? Ah, iya. Beberapa detik lalu mereka sudah menjadi sepasang kekasih.
"Terserah."
Setelah jawaban itu, Claude mengajak Gusion turun dan pergi dari café itu. Tahun baru pacar baru, katanya.
•••
Tiga bulan sudah berlalu sejak Gusion dan Claude memulai hubungan. Semuanya berjalan baik-baik saja. Tapi Gusion merasa ada yang kurang. Rasanya seperti tiada beda ketika belum menjadi kekasih. Hanya saja Claude yang sekarang lebih sering skinship. Gusion tidak pernah menolak, ia juga suka.
"Granger, aku mau tanya sesuatu," Akhirnya Gusion memutuskan untuk bertanya pada Granger yang memang punya pacar.
Granger hanya menatap dengan gestur 'tanya apa'. Gusion melanjutkan, "Aku punya pacar."
"Aku juga punya, tidak usah sombong."
"Aku belum selesai bicara! Aku punya pacar, dan ya kau tau aku ingin tanya apa yang orang lakukan kalau pacaran?" Gusion terlihat kebingungan dengan cara penyampaian kalimatnya barusan. Tapi semoga temannya ini paham.
"Sudah pernah ciuman?"
Gusion menggeleng, "belum."
"Pacaran 3 bulan tapi tidak pernah ciuman? Kau pacaran apa friendzone-an?" Tanya Granger dengan nada mengejek Gusion.
"Hubunganku tidak secabul kau dengan pacarmu." Gusion memutar bola matanya malas.
"Ciuman tidak selalu bersifat cabul." Jawab Granger sambil tangannya mulai mengisi agenda kelas karena sekretaris kelasnya tidak masuk.
"Dia tidak pernah ada niatan menciumku. Mentok-mentok hanya pelukan. Jadi, apa yang harus aku lakukan? Hubunganku terasa biasa saja. Bukannya aku tidak senang, hanya ingin lebih saja," Gusion mempoutkan bibirnya. Ia jadi agak iri dengan Granger yang selalu dapat afeksi dan ciuman dari Alucard. Apa ia harus memulai inisiasi supaya Claude menciumnya?
"KFC." Bukan suara Granger ataupun teman sekelas mereka. Itu adalah suara Alucard; pacar Granger.
"KFC? Maksudmu seperti makan di KFC begitu? Itu terdengar monoton." Gusion bertanya dengan kepala yang sedikit dimiringkan. Wajahnya polos. Tapi ia merasa saran Alucard jelek.
"Bukan, tapi KFC yang kiss fuck cu--" belum selesai dengan kalimatnya, Granger sudah menutup mulut Alucard dengan tangannya.
"Hmphh! Hmmp!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Efemeral (Claude x Gusion)
FanfictionEFEMERAL (n); tidak kekal, berlangsung sebentar saja, cepat berlalu. Ini alternative universe, tidak ada hubungan dengan cerita asli di mobile legends bang bang. WARN! bxb homo shounen-ai mlbb belongs to moonton start : 6 Februari 2022 end : 23 Juni...