chapter 1

5.4K 354 95
                                    


Namaku Gusion Paxley. Putra bungsu dari keluarga Paxley.

Ini adalah kisah tentang pertemuanku dengan seorang pencuri. Sedikit dari kisah hidup yang ingin kubagikan pada kalian.

....

Ini adalah hari pertama Gusion masuk Sekolah Menengah Atas. Ia mengenakan seragam dengan celana abu, memakai dasi senada, dan tak lupa mengenakan almamater sekolahnya yang berwarna biru gelap.

"Gusion, kau sudah rapih? Ayo cepat!" Aamon memanggil dari bawah, takut jika berlama-lama akan terlambat upacara hari pertama tahun ajaran baru.

Sesampainya di sekolah, mereka turun dari mobil. Tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sopir pribadi keluarga yang sudah mengantarkan.

"Selamat datang hari-hari penuh tugas. Semoga aku kuat." Gusion berucap sembari berjalan menuju gerbang.

Aamon yang berada di depan Gusion kemudian menjawab, "Kau hanya akan sekolah, bukan rodi."

Tak terdengar balasan apapun dari si bungsu. Mereka berpisah saat di tangga. Kelas Gusion di lantai 2, sedangkan kelas Aamon di lantai 3.

...

Seminggu sudah Gusion bersekolah di situ. Tapi rasanya membosankan. Semua tugas yang susah selalu ia meminta bantuan pada kakaknya.

Sampai akhirnya hari ini, Gusion memutuskan untuk bolos setelah jam istirahat.

"Granger, aku mau bolos. Kau mau ikut tidak?" Granger yang mendengarnya hanya menatap datar.

"Tidak. Tapi aku akan bilang kalau kau tidak enak badan pada guru nanti." Sebagai ketua kelas dan teman yang baik, Granger tentu akan membantu sesekali.

"Ah, itu terimakasih ya. Kau memang teman terbaikku hehe." Gusion berucap dengan senyum berseri.

Segera si bungsu Paxley ini melenggang pergi tinggalkan sekolah. Ia keluar lompati pagar belakang. Bukan hal yang sulit untuknya memanjat pagar itu.

Belakang sekolah benar-benar hutan. Ia berjalan terus, merasa aneh karena daritadi hanya ada pohon dan pohon.

Tuk

"Akh!" Gusion sedikit kaget karena ada yang jatuh ke kepalanya. Dan ternyata itu adalah sebuah apel. Apel dengan sedikit gigitan, seperti merk smartphone nya. Tapi ini benar-benar sebuah apel.

"Maaf! Aku tidak sengaja."

Ada suara dari atas pohon. Gusion dengan cepat menengok ke atas tapi tidak ada siapa-siapa. Saat pandangannya kembali ke depan, tiba-tiba ada seorang pemuda dengan rambut coklat berdiri di depannya. Mata Gusion sedikit melotot karena kaget.

"Aku tidak tahu ada orang di bawah tadi. Dan, hm biar kutebak. Kau pasti murid yang tengah bolos kan?"

Gusion masih mencerna pertanyaan si lelaki dari pohon ini. Ia terlalu fokus menerjemahkan bagaimana keelokan pada wajah si pemuda.

Pihak yang merasa terabaikan dari tadi pun melambaikan tangan di depan wajah Gusion, "Halo? Apakah kau tidak apa-apa?"

Gusion akhirnya tersadar. Segera ia mundur beberapa langkah dan membuka suara.

"A-aku itu ah iya. Namaku Gusion. Siapa namamu?" Gusion gantian bertanya.

"Aku Claude. Salam kenal, tuan muda." Claude—nama si pemuda berucap sambil memberi gestur hormat ala kerajaan romawi kuno.

"Haha wajahku terlihat seperti tuan muda? Baiklah kalau begitu kau adalah pengawalku." Gusion berkata dengan penuh percaya diri. Sepertinya Claude adalah orang yang menarik.

Efemeral (Claude x Gusion)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang