chapter 3

2.1K 263 35
                                    

Gusion sekarang berada di kamarnya. Ia sudah selesai mandi dan sekarang mengenakan piyama berwarna biru. Ia turun ke bawah menuju dapur, hendak mencari apakah ada makanan di kulkas. Tapi malah bertemu dengan Aamon.

"Baru satu minggu duduk di bangku SMA dan kau sudah berani bolos, hm?"

Aamon berbiacara dengan nada datar sambil mengambil sebuah yogurt. Gusion keringat dingin. Ini memang salahnya. Tapi bukan Gusion kalau takut dengan kakaknya.

"Aku bosan. Jadi aku ingin mencoba bolos sesekali,"

Yogurt di lempar dan berpindah tangan. Untunglah Gusion sigap menangkapnya.

"Uang jajanmu minggu ini aku potong 70%." Aamon berbicara sambil melangkah ke kamarnya.

"Apa?! Hei kakak tidak bisa seenaknya begitu!" Gusion sedikit menaikan nada bicaranya. Dipotong sebegitu banyak, apa ia masih bisa hidup sampai satu minggu kedepan?

"Kalau kau tidak mau, aku yang akan melaporkannya pada mama."

"Tch." Gusion mendecih. Sumpah serapah ia lafalkan dalam hati. Tapi tangannya tetap tergerak untuk menyuapkan yogurt kedalam mulutnya.

...

Pagi hari di sekolah.

Gusion menekuk wajahnya sejak dari rumah. Masih kesal dengan si sulung yang memotong uang jajannya.

"Jangan membolos lagi, ya, lilttle brother." Sebelum pergi ke kelasnya, Aamon lambaikan tangan pada adik semata wayangnya itu.

Gusion tidak menanggapi. Ia tidak mau bicara dengan Aamon. Moodnya pagi ini kacau.

"Pagi, Gusion." Terlihat Granger baru datang, dan langsung menyapa Gusion.

Gusion hanya mengangguk. Ekspresinya tidak berubah. Masih menekuk. Granger yang memang pada dasarnya tidak peduli banyak, langsung saja duduk kursinya.

"Gusion, aku lupa bilang. Kemarin ada tugas matematika." Ucap Granger sambil memutar posisi duduknya jadi menghadap Gusion.

"Astaga. Aku belum. Aku mau lihat punyamu saja." Gusion giliran tugas saja wajahnya sedikit normal.

"Oke."

....

Sepulang sekolah, Gusion mengirimi Aamon pesan untuk pulang duluan saja. Ia akan ke tampat si pencuri.

'Aku hanya mau membayar hutang, bukan berarti ingin bertemu dengan Claude'.

Bungsu Paxley itu menyusuri jalan. Untunglah ia hafal jalan ke gubuk Claude. Setelah beberapa lama akhirnya Gusion sampai.

Gusion berdiri di depan pintu. Ia mengetuknya. Tapi tidak ada jawaban. Selama limat menit ia menunggu, tetap saja tidak ada jawaban. Karena pegal, akhirnya Gusion mencoba membuka pintu. Dan ternyata tidak dikunci.

"Claude? Halo, apakah ada orang?" Gusion menyusuri setiap ruangan, tapi hasilnya nihil. Sepertinya si tuan rumah sedang keluar.

Ia memutuskan untuk menunggu dengan duduk di sofa. Gusion pejamkan mata sejenak, menumpang istirahat. Tapi, tak lama kemudian ia mendengar suara pintu di buka. Nampaklah si pemilik gubuk dengan monyetnya.

"Claude."

"Gusion? Apa apa?"

"Aku mau membayar hutangku kemarin," Gusion menyedorkan dua lembar uang dengan nominal 100 ribu rupiah pada Claude.

"Baiklah, terimakasih sudah memakai jasa kami." Claude terima uang itu dengan senyum berseri.

"Dex! Dex!" Dexter terlihat senang mereka mendapat uang.

Efemeral (Claude x Gusion)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang