"Iya bisa"
"Pulang bareng gue"
Aku menaikan kedua alisku. Kenapa? Kenapa harus pulang dengannya? Atau aku yang salah dengar?
"Ada apa? Maaf ya Al, kayanya nggak bisa deh. Tadi Marva ngajak main soalnya"
Dapat ku lihat dengan jelas, Alpha menaikan sebelah alisnya. Dan tanpa aba aba dia merebut semua peralatan tulisku dan dimasukannya didalam tas. Ada apa sebenarnya dengan anak ini?
"Al kamu ngapain si?"
"Pulang"
Aku mendengus kesal. Bingung dengan dirinya yang sekarang ini belum dapat kutebak benar sifatnya.
"Kenapa masukin barang semua barangku? Kan tadi aku udah bilang mau main sama Marva"
Tampaknya Alpha tak menggubris perkataanku. Dia lebih memilih menata buku didalam tas ku hingga berbaris rapi. Tiba tiba saja dia melongos keluar membawa tasku yang bersandar pada pundak kirinya. Sedangkan pundak kananya membawa tas miliknya.
"Al tunggu"
"Kamu kenapa si? Denger ya kita ini belum kenal lama. Kenapa tiba tiba mau ngajakin pulang?"
Alpha menghentikan langkahnya. Dirinya mundur beberapa langkah kemudian membungkuk mensejajarkan tinggiku. Aku tak berani menatap dua bola mata yang kini sedang menatapku tajam.
"Gue tunggu diparkiran"
Ucapnya datar dan langsung meninggalkanku. Ku tatap punggung tegak yang tak lama kemudian menghilang tertelan belokan.
"Huh, aneh banget itu anak. Chat marva aja deh biar cepet"
Aku merogoh saku seragamku. Mencari keberadaan benda pipih itu namun tak kunjung ku temukan.
"Yah, tadi dimasukin Alpha kedalem tas ya"
Aku segera melangkahkan kakiku menuju kelas Marva. Melewati lorong koridor kemudian berbelok memutari lapangan basket. Saat langkah pertama kakiku menginjakan lapangan tiba tiba saja ada seseorang berteriak...
"Awas kak"
Sebuah bola melayang kearahku dengan cepat. Kedua tanganku reflek menangkap bola besar itu. Terlihat seorang lelaki berlari kearahku dengan wajah cemasnya.
"Maaf kak. Kakak nggapapakan?"
"Iya. Lain kali hati hati"
Ucapku pada lelaki tinggi didepanku. Aku segera beranjak melanjutkan langkahku menuju kelas Marva.
"Maaf ya kelamaan"
"Udah kelar semua PR nya? Nanti bagi gue ya hehehe"
"Belom hehe. Nanti kalau udah aku kirim di chat. Em keliatannya aku ngga bisa ikut kalian deh"
"Loh kenapa Ta?"
"Itu si Alpha ngajak pulang bareng"
"Hah?"
Sontak saja Marva dan Luisa menatap satu sama lain. Aku meringis menatap keduanya yang tampak sedikit terkejut. Hahah lucu sekali wajah mereka.
"Kok bisa sama Alpha?"
Aku mengangkat bahu tanda tak tahu.
"Yaudah lo pulang aja sama Alpha. Nanti lo tanyain sama tu anak ngapain ngajak pulang bareng"
"Oke deh. Nanti aku chat ya, bye"
"Iya hati hati"
Aku menangguk kemudian mengambil langkah cepat menuju parkiran. Kosong. Tidak ada satu orangpun diparkiran. Kemana perginya sosok itu? Kepalaku memutar mencari keberadaannya. Namun tak kujung ku temukan.
"Naik"
Tiba tiba suara berat itu mengejutkanku dari arah belakang. Huh pantas dicari tidak ada, ternyata didalam mobil. Aku segera memposisikan diriku di bangku belakang miliknya.
"Depan"
"Hah?"
"Bego. Duduk depan"
"Enggak. Aku disini aja"
Alpha menoleh menatap dengan mata datar nan tajam yang selalu terpampang pada wajahnya.
"Gue bukan supir"
Dengan kesal aku mulai memindah posisiku menjadi disamping Alpha. Sungguh aku dibuat bingung terhadap dirinya.
Pertama, sosoknya yang tiba tiba saja muncul dan menjadi murid disekolah yang sama denganku. Kedua, dia datang menghampiriku ditaman belakang dan mengajaku berkenalan, yang menandakan dia tidak mengingatku? Ketiga, dia juga dengan tiba tiba mengajaku pulang bersama.
"Kenapa sih Al ngajakin pulang bareng?"
"Ada"
"Ada apa?"
Tidak ada jawaban darinya. Aku memilih bungkam dan enggan untuk bertanya atau mengajaknya mengobrol.
"Nanti pertiggan belok kiri"
Dia masih bungkam. Tak menghiraukanku sama sekali. Aku memilih memejamkan mata sejenak. Entah kenapa hari ini rasanya sangat berbeda dari hari sebelumnya. Mungkin karena Alpha kembali lagi dalam hidupku.
Biarkan saja alur cerita ini berlanjut dengan sendirinya. Aku hanya ingin menikmati peranku yang telah diberikan oleh tuhan. Dan semoga saja, tuhan memberiku alur indah didalamnnya.
Setelah berselang selama beberapa menit, kendaraan yang ku tumpangi akhirnya menghentikan mesinnya. Aku membuka mataku. Menatap dengan alis bertaut.
"Loh Al, kok kamu tau rumahku? Tadikan aku cuma bilang sama kamu arah rumahku waktu dipertiggan? Masih ada 3 km. Dan itu belok belok loh Al. Kamu tau?"
"Brisik"
Tiba tiba sosoknya yang tinggi itu turun tanpa menatapku. Ku tatap tubuh tegapnya yang mulai memasuki pintu rumahku itu. Darimana dia tahu arah rumahku? Dan kenapa dengan seenaknya dia masuk kedalam rumah?
Alpha. Sejak kamu hadir lagi dihidupku. Banyak pertanyaan yang menganggu pikiranku ini. Aku harap suatu saat nanti kamu bisa memberiku jawaban dari semua pertanyaanku ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/221750859-288-k564563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA BETA
Teen FictionBukan aku alasan untukmu berubah. Namun dirimu sendiri yang menentukannya. Mau tetap terjebak dalam kegelapan dan kesunyian? Atau mau berjalan menentukan hal yang berbeda dari kegelapan dan kesunyian? ~Beta~ kamu memang bukan alasan untuk merubahku...