2. SEBUAH KEBETULAN?

73 15 2
                                    

Arbeta Cecilia Elvaretta
Arbeta Cecilia Elvaretta

"ARBETA CECILIA ELVARETTA"

Sontak saja aku menegapkan tubuh dan kepalaku kala suara nyaring itu berhasil menembus gendang telingaku. Ah Beta sungguh sial kamu sekarang, bisa bisanya tidur di jam pelajaran pak hidup. Semua tahu kalo pak hidup adalah guru killer di sekolahnya.

"ARBETA MAJU KE DEPAN"

Dengan langkah ragu aku berjalan maju kedepan. Entah apa hukuman yang akan aku dapatkan, tapi aku sudah menebaknya bahwa akan terjadi hal tak menyeynangkan setelah ini.

Sekilas aku menoleh menatap Luisa teman sebangkuku. Dia hanya menggeleng tak jelas dan memilih untuk menenggelamkan kepalanya. Mentang mentang pak hidup sedang berurusan sama aku, kau bisa tidur dengan seenaknya. Tidak akan.

"SEKARANG KELUAR DARI KELAS SAYA, DAN KUMPULKAN SAMPAH YANG BERSERAKAN DI HALAMAN BELAKANG"

tuhkan sudah kuduga, pasti hal tak menyenangkan terjadi kalo pak hidup mulai berteriak. Ah masih mending hormat bendera daripada mungut sampah. Halaman belakang sekolah kotor banget lagi, walaupun mau dibersihkan tujuh hari sepuluh malam pasti tidak akan bersih.

Tiba tiba saja muncul sebuah ide dari dalam kepalaku. Entah kenapa otakku selalu bekerja setiap ada hal mendesak. Terimakasih tuhan, saat aku menolehkan mataku ke arah Luisa dia masih ada di posisi yang sama.

"Tapi pak,Luisa juga tidur"

Benar saja, dengan wajah kaget Luisa segera berdiri tegap menatapku tajam, lalu bergantian menatap pak hidup dengan melas.

"Maaf pak saya nggak tidur, Beta bohong pak"

"DIAM KALIAN. LUISA MAJU KEDEPAN"

Dengan langkah kikuk, mau tak mau Luisa berjalan maju ke depan menyusulku. Aku dapat melihat raut wajahnya yang sedih itu, tuhan maafkan aku. Tapi gapapa deng, bukannya sahabat harus selalu ada? Hahaha maaf ya Luisa.

"KALIAN CEPAT KE HALAMAN BELAKANG SEKOLAH DAN BERSIHKAN SEMUANNYA SAMPAI BENAR BENAR BERSIH"

Huft, pak hidup ini tidak bisa ya suaranya dikecilakan sedikit. Btw, pak hidup ini sebebnernya guru yang menurutku baik dalam proses megajar. Kenapa? Ya karena dia pandai menjelaskan sesuatu yang mudah diterima otak. Dia sebebnarnya bernama Pak Urip, dalam bahasa jawa, urip berarti hidup. Karena itulah kita memanggilnya pak hidup.

"Apa sih lo Ta, dihukum ngajak ngajak. Nggak seru dah lo".

"Yaudah sih maafin aku napa, kamu boleh duduk aja tuh dibangku pojok. Biar aku aja yang bersihin".

"Ye, gini gini gue juga dihukum kali".

"Udah nggak papa cepet sono pak kebun dah bersihin daun kan lumayan juga tinggal bersihin sampah"

Aku melihat pak kebun yang sedang menyapu halaman belakang sekolah, lumayan lah berarti disini aku tinggal membersihkan sampahnya saja. Aku memaksa Luisa untuk duduk saja dibangku pojok. Toh dia dihukum juga karena aku.

Astaga, aku menyuruh Luisa untuk duduk malah tidur. Biarkan saja lah, mungkin dia kecapekan gara gara semalem begadang nonton drama. Tak mau lama lama, aku segara memungut sampah di bawah semak semak yang sudah meninggi.

Kalau kalian tanya kenapa enggak dibersihkan oleh pak kebun? Itu karena memang disengaja. Pak hidup pasti menyuruh pak kebun untuk tidak membersihkannya. Karena dia akan menugaskan anak muridnya untuk memungut sampah, katanya itu lebih bermanfaat daripada hormat bendera.

~•~•~•~

Malam ini, Luisa memilih menginap dirumahku bersama Marva. Mereka memang sering menginap dirimuhaku, bahkan sejak kita sama sama menduduki bangku SMP. Tapi karena kesibukan masing masing, mereka jadi jarang lagi mengunjungiku. Biasanya satu minggu sekali mereka menginap, namun sekarang rasanya langka.

ALPHA   BETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang