Part 9 : Maybe it's time to go.

173 4 3
                                    

Author POV

Hari mulai gelap. Tak ada yang berubah, manusia yang berlalu lalang memberitahu kita bahwa kota ini tidak tertidur. Mahasiswa masih berlalu lalang di kawasan kampus walaupun waktu menunjukkan pukul 8 malam.

Begitu pula dengan Jemmy.

Gadis itu baru saja pulang dari Perpustakan Besar Universitas. Ini masuk minggu- minggu sibuk dalam perkuliahan, sebentar lagi mereka akan UAS secara serempak. Banyak orang bilang ketika memasuki semester 6 kamu akan menjadi manusia yang paling sibuk. Dan itu terbukti dengan keseharian Jemmy.

Tak ada yang berubah dengan perkulihan Jemmy, hanya saja kali ini Jemmy memutuskan untuk mengebut dalam mengejar gelar sarjananya. Beberapa bulan ini Anthony Putra Andingi, kakak dari Jemmy mengakui kalau dirinya kewalahkan dalam menghendle 2 perusahaan yang tidak dekat wilayahnya. Ditambah lagi dengan kondisi kesehatan Papa mereka yang sepertinya mulai menurun. Membuat Jemmy memutuskan untuk secepatnya terjun kedalam perusahaan.

Walaupun begitu keadaan tidak berubah sama sekali. Jemmy dan Atika tetap menjadi sepasang sahabat yang sangat lihai memakai waktu untuk bertemu dan bergosip. Membicarakan segala hal, pernah sekali Atika bahkan menemani Jemmy ke Singapura ketika liburan Semester 3 hanya untuk melihat dan mempelajari perusahaan.

Hubungan Jemmy dan Denny pun tidak berubah, masih sama seperti dulu. Hubungan saling membutuhkan. Mereka seperti sepasang sahabat, yang walaupun jarang berbicara 4 mata tapi dapat mengetahui semua kebiasaan satu sama lain. Mereka juga seperti sepasang kekasih, yang walaupun tidak bisa mengucapkan kata cinta tapi selalu bisa saling menunjukkan perhatian masing- masing dengan cara mereka sendiri.

Hubungan Jemmy dan Ariko yang merenggang sepertinya. Ariko menyelesaikan masa kuliahnya 12 bulan yang lalu. Ia menenteng gelar S1-nya lalu pergi ke Jerman untuk langsung melanjutkan S2. Mereka sesekali bertegur sapa lewat Line, atau pernah sekali Ariko memaksa Jemmy untuk melakukan skype dengan alasan merindukan wajah gadis itu. Tapi akhir- akhir ini mereka tidak pernah lagi berhubungan, sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Iphone Jemmy berdering ketika gadis itu baru saja masuk dan mengunci pintu Apart-nya.

"Halo?"

"Dimana Jem?"

"Baru aja sampe Apart, kenapa Den?"

"Tiket UAS besok, pinjem dong. Gue mau salin."

"Kebiasaan. Ke Apart ya, gue males keluar lagi."

"Sip. Mau titip?"

"Martabak boleh?"

"Kayak biasa?"

"Iya. Gue mandi dulu, kalo lo udah sampe dan belum gue bukain pintu tunggu aja ya."

"Jangan lama- lama mandinya."

"Bawel."

Jemmy mematikan telephone mereka, memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan diri.

*****

"Kok lama?" Tanya Jemmy ketika bel Apart berbunyi di dering yang pertama. Dia telah menunggu 2 jam. "Ya ampun! Muka lo kenapa?!"

"Boleh masuk dulu nggak nih?" Tanpa menunggu jawaban Jemmy, Denny masuk sambil menyerahkan bungkusan martabak ditangan Jemmy.

"Abis maling dimana?" Jemmy berjalan menuju dapur diikuti Denny yang sesekali memegangi pipi dan sudut pipinya yang berdarah.

"Bawel."

Sudah terbiasa dengan hal ini Jemmy hanya bisa menghelakan nafas mencoba sabar dan menyerahkan segelas air putih dan sebutih obat penghilang rasa sakit. "Mau diobatin apa nggak?"

Being Loved 'cause Karma.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang