Part 12 : New begining? Can i have it?

156 6 3
                                    

3 tahun kemudian...

Bandara Soekarno- Hatta, Indonesia.

Jemmy melangkahkan kakinya keluar dari pesawat yang telah membawanya kembali dari New York. Perjalanan ini lebih melelahkan untuknya. Bagaimana tidak? Tujuannya kali ini adalah Jakarta, kota yang paling dihindarinya. Kota yang mengingatkannya pada masa lalu. Pada Mike...

Selagi menunggu bagasi, Jemmy mengaktifkan Iphonenya. Dan kurang dari 1 menit Iphone itu sudah berbunyi, Mom...

"Yes Mom?"

"Sudah sampai?"

"Ya. Lagi tunggu bagasi nih."

"Akan langsung pulang?"

"Nope, I think i have to go to one place..."

"I understand dear. Take your time. Oh and, ada supir yang menunggu kamu didepan."

"Thank you Mom. Bye.." Jemmy menutup telephone dan bergegas mencari kopernya diantara sekian banyak koper yang telah keluar, lalu berjalan keluar gedung kedatangan dan mencari supir yang telah dikatakan Mamanya.

"Miss Jemmy?" Seorang pria paruh baya menghampiri Jemmy sambil memegang sebuah karton bertuliskan namanya.

Jemmy hanya mengangguk dan memperlihatkan wajah bingung.

"Nyonya menyuruh saya untuk menjemput Non." Pria itu tersenyum ramah.

"Ah ya. Maaf telah menunggu lama ya Pak."

"Tidak masalah Non, biar saya bbantu bawakan kopernya." Beliau mengambil koper Jemmy, "Non bisa tunggu disini, saya akan ammbil mobil dan menjemput Non disini."

"Oke. Maaaf naama bapak siapa?"

"Pak PrI, Non. Tunggu sebentar ya Non."

Jemmy tidak perllu menunggu lama dan mobil datang menjemputnya. Setelah memberikan sebuah alamat kepada Pak Pri dalam keheningan mereka bergerak dengan kecepatan sedang menuju alamat tersebut.

"Sudah sampai Non. Sebentar saya akan tanya petugas disini, dimana letak tepatnya." Pak Pri keluar mobil menuju seorang satpam yang tengah berjaga. Jemmy mengeluarkan kacamata hitamnya. Berharap bisa menyembunyikan sepatang mata yang nantinya akan bengkak.

Pak Pri masuk kembali kedalam mobil dan mengarahkan Jemmy pada sebuah letak yang akurat. Sebelum berjalan kedalam Jemmy mengarah ke kedai yang berada disamping mobilnya dan membeli sesuatu. Dengan langkah pelan dan tenang, Jemmy berjalan sambil berdoa semoga ia bisa menghadapi ini dengan tenang.

Matanya menatap pusara itu. Michael. Sahabatnya, Abangnya, Teman baiknya, sekaligus Cinta Pertamanya.

"Hi Mike. Long time no see, right?" Jemmy berlutut disebelah kanan pusara Mike yang telah kering dan ditumbuhi rumput hijau yang terawat. Pasti orang tuanya juga sering mengunjungi Mike.

"Maaf aku baru bisa datang. You know... Aku nggak sanggup untuk datang dan melihat kamu yang bukan lagi kamu.  Aku nggak bisa kuat dengan kenyataan bahwa nggak akan ada lagi kamu yang selalu ada  buat aku..." Tanpa Jemmy sadari air matanya tengah mengalir pelan.

"Maafin aku Mike, seandainya ada hari itu kamu nggak pengen ajak aku untuk makan malam, seandainya aja hari itu aku nggak main- main dalam keadaan kamu lagi nyetir dan seandainya aja aku nggak punya karma dalam hidup aku. Maafin aku Mike, cause the truth is, if i can want to replace your place with mine..."

"Aku nggak pernah bisa maafin diri aku sendiri selama ini maka dari itu aku nggak pernah bisa datang dan liat kamu disini, aku nggak bisa relain kamu, aku bahkan nggak bisa berhenti menghilangkan bayangan kamu malam itu, wajah kamu yang diam membeku malam itu, aku nggak pernah bisa melupakannya."

Being Loved 'cause Karma.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang