Mungkin hari ini bukan hari keberuntungan bagi seorang pemuda bernama Deon itu. Bagaimana tidak tadi pagi saja dia sudah tertimpa musibah mobilnya mogok di tengah jalan ketika berangkat ke sekolah. Setelah itu mendapat hukuman lalu pingsan. Kadang Dion juga merasa bahwa dirinya tak sekuat seperti pria pada umumnya.
Hal itu membuat mood belajar Dion saat pelajaran terakhir melonjak ke bawah. Semua penjelasan dari guru tidak ada yang masuk ke dalam otaknya. Ia terus melamun mengawasi jam dinding yang terasa begitu lamban.
Tidak lama kemudian perhatiannya teralihkan kepada sosok perempuan di sebelahnya yang tertidur dengan bantalan dari kedua tangan. Entah dari mana niat jelek langsung menyerangnya untuk bertindak konyol. Ia ambil spidol lalu mencoret wajah yang sedang tertidur pulas sambil menahan tawa.
"Ekhem, yang di belakang ngapain itu?" guru itu tiba-tiba menyeletuk ke arah Dion dan Cika.
Seketika Dion langsung sadar dan menghentikan tangannya namun tetap sambil menahan tawa karena ia telah berhasil membuat karya kecil di wajah Cika.
Guru itu menurunkan kacamatanya untuk memastikan salah satu muridnya yang sedang tertidur itu. Tahu guru sedang mengawasi Cika, Dion sesekali menyikut siku Cika supaya segera bangun. Dari sikutan itu membuat sang empu menggeliat kecil kemudian mengumpulkan semua kesadarannya sampai dia tahu kini ia telah menjadi pusat perhatian.
Semua murid menertawakan wajah Cika sekarang. Sang pelaku hanya bisa ikut menertawakan kejahilannya. Sedangkan sang korban masih celingak-celinguk tidak mengerti.
"Guru susah-susah ngejelasin di depan kamu malah enak-enakan tidur. Sana cuci muka dulu!"
Dengan pergerakan ragu-ragu karena diselimuti rasa malu, Cika melangkah keluar untuk ke kamar mandi. Dan ketika sampai dia bertemu dengan kaca barulah dia mengerti kenapa dia ditertawakan seperti itu. Dia sudah menebak dengan gampang siapa yang melakukan ini.
Saat sedang mengeringkan tangannya seorang perempuan bernama Angel datang. Ia melakukan sama persis seperti yang dilakukan Cika. Sepertinya Angel mengantuk di kelasnya.
"Lo pasti ketiduran di kelas terus disuruh cuci muka, kan?" tanya Angel diakhir cuci muka.
"Iya. Lo juga?"
"Hm, padahal tadi malem gue lembur."
"Lembur?"
"Ngomong-ngomong si Josen udah punya pacar belum," tiba-tiba Angel mengalihkan perhatiannya mengindahkan pertanyaan Cika.
"Kalo itu sih, gue juga kurang tahu."
Angel mendekat ke arah Cika untuk mengeringkan tangannya ke alat khusus untuk pengering tangan di kamar mandi. Kini mereka saling tatap dengan jarak yang lebih dekat.
"Terus hubungan lo sama Josen apa?"
Cika mengulur waktu untuk menjawab pertanyaan yang tidak terduga itu. Tentu saja tanpa dipikirkan pun orang-orang pasti memiliki pertanyaan yang sama seperti ini. Bagaimana tidak siswa baru yang mempunyai visual tampan pasti terkenalnya lebih cepat. Dan siapapun yang ada di sekitarnya akan diperhatikan juga.
"Dia itu temen. Iya, temen lamaku dulu. Terus mau sekolah di sini juga."
Angel memotong pembicaraan Cika," yakin cuman temen?"
"Iya, kok tanya aja sama Josen."
"Kalau lo temennya pasti tahu apa-apa tentang Josen, kan? Kek misalnya, apa yang disukai gitu?"
"Eh, gimana ya gue juga kurang tahu soal itu. Lebih baik lo tanya aja sama orangnya biar lebih pasti. Emangnya ada apa kok tanya itu?"
Angel mengelilingkan perhatiannya ke seluruh penjuru ruangan kamar mandi memastikan hanya ada mereka berdua saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like Him
Teen FictionDi sini kehidupan memang nampak baik-baik saja. Namun semakin jauh saat diterawang canda dan tawa hanyalah perumpamaan bagi Cika. Tak terlepas memiliki keluarga atau tidak, ada seseorang yang selalu bersamanya. Hingga arti keluarga menjadi hal lain.