CH 2 🐾

668 95 22
                                    

Bisa menimbulkan kejang-kejang karena beberapa kata kasar





© Haruichi Furudate









Oke jadi lanjutan chapter kemarin, gue terima permintaan mereka. Ya karena kepaksa, mulai saat ini gue harus hidup di dunia yang nggak gue kenal untung ketemu orang baik walau rada serem.

"Pertama-tama, dimulai dari pakaian." Celetuk Kuroo

Gue reflek nutup dada gue pake kedua tangan, baru di iyain udah mau macam-macam lu tapal kuda. Gue layangin tatapan tajam setajam santet ke mereka semua.

Kuroo garuk-garuk kepalanya sambil natap gue panik.

"Chibi chan, jangan berpikir yang negatif. Maksudku, pakaian mu harus diganti soalnya di zaman ini tidak ada yang seperti itu." Jelas Kuroo.

Tangan gue mulai turun pelan-pelan tapi tatapan gue masih sama kayak tadi. Ya emang bener, gue aja masih pake seragam sekolah.

"Ngomong kek dari tadi." Batin gue ngedumel.

"Aku akan panggil Kiyoko dan Yachi untuk membawakan beberapa pakaian." Sugawara menyela.

Gue mulai luluh lagi, untungnya bukan yang aneh-aneh. Sumpah gue punya trauma dan benci banget sama orang kayak gitu. Akaashi malah ngikik di belakang kursi gue, dari punggung pindah ngusap-ngusap rambut gue. Agak kikuk sih, tapi kok enak ಠ∀ಠ.

"Mereka juga bakal tinggal disini bareng kamu, mungkin bakal tambah akrab kalau perempuan sama perempuan." Tambah Sugawara.

Gue seneng dong, ada juga yang nemenin selain para cowok di kastil yang lumayan nyeremin dan gelap ini.

"Terimakasih ya jadi ngrepotin, hehehehe."

"Sok lembut lu (Name)." Maki gue sendiri dalam batin.

Sampai kapan gue pake bahasa formal kayak gini, sangat menyiksa sekali everybody (╥﹏╥).

"Baiklah, istirahatkan dirimu (Name)." Tutur Iwaizumi buat gue.

Semua yang ada di sana, ngangguk setuju. Dan gue hanya bisa ikut aja, toh setidaknya gue nggak dijadikan sebagai babu.

Tapi aneh nggak sih, tiba-tiba aja mereka baik gitu sama orang nggak dikenal. Gue takut cuma dimanfaatin, tapi yaudah deh ikut alurnya aja. Seandainya mati pun, gue nggak bisa lari. Cuma bisa pasrah huuuu (༎ຶ ෴ ༎ຶ).

____________

Gue dianter Akaashi, ke kamar tadi yang sempet gue tidurin saat pingsan. Dari tadi dia mulu dah, gue takut jatuh cintaaah, .

"A-anuu."

"Hm.."

Dah gak jadi ngomong gue, baru aja buka mulut udah dipandang kayak istri nyambut suami baru pulang. Mingkem langsung ni mulut, senyumannya itu loh ndak kuat maszeeeh.

"Eh, tidak." Elak gue.

"Takut ya?" Tanyanya.

Tau aja sih ni abang, jodoh kali ya? Nggak canda, takut ada pawangnya.

"T-tidak kok hehehehe." Ha he ha he mulu dah dari tadi ni mulut.

"Seperti yang tadi dikatakan oleh Kita san, kami ini tidak meminum darah manusia. Soalnya beberapa dari kami bukan murni keturunan vampir." Jelasnya.

𝘽𝙇𝙊𝙊𝘿 𝙎𝘾𝙍𝘼𝙏𝘾𝙃 [𝕳𝕼 𝖃 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖊𝖗] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang