CH 3 🐾

718 95 43
                                    

Bisa menimbulkan kejang-kejang karena beberapa kata kasar





© Haruichi Furudate









"Bersamaaa???"

"APA MAKSUDNYA BERSAMA??"

*PLAK

"RENDAHKAN SUARAMU MANUSIA!"

Dan pada akhirnya emosi gue nggak bisa ketahan lagi, seenak dengkul ngomong kayak gitu dan nampar pipi gue

"MAAFKAN AKU TUAN, TAPI UCAPAN ANDA TIDAK SOPANI!' Timpal gue sambil ngusap kasar bekas tamparan Sakusa.

Semuanya diam, gue sama Sakusa saling lempar tatapan tajam, Kuroo nahan tangan gue tapi langsung gue tepis.

"Aku akui, aku bukan berasal dari sini. Kukira kalian baik ternyata....." Mata gue panas.

Ini memang bukan pertama kalinya gue diginiin. Tapi yang paling gue benci adalah mak ama bapak nggak pernah ngebentak dan bahkan nampar gue kayak gitu, walaupun mereka sering marah sama kelakuan gue. Tapi cowok bejat ini dengan beraninya kayak gitu sama gue.

"Kalian kira aku ini barang hah???"

"Tidak (Name), bukan seperti itu. Kami hanya..."

"Hanya apa? Menjadikan ku mainan karena aku manusia?"

*Prok prok prok

"Hebat Tuan Akaashi, aku benar-benar tertipu."

Gue bener-bener hilang kendali, jujur walau nggak kenal mereka tapi gue ngerasa nyaman. Cuma sebentar doang, gue bisa tahu rasanya di hormati dan menjadi bebas. Dari kecil gue terlalu dilindungi sama keluarga, akibatnya di luar gue jadi bingung mau ambil keputusan apapun. Hidup gue terlalu dikengkang, sampai punya teman pun tidak boleh alhasil gue jadi tukang onar.

"(Name) dengarkan aku, kami tidak menganggapmu seperti yang kamu pikirkan!" Akaashi ngomong kek gitu sambil nangkup dua lengan gue.

Gue tepis sambil natap dia tajam. Wajahnya bener-bener nunjukin kalau gue tu cuma salah paham, haruskah gue percaya?

"Lalu apa?"

Author Pov

Karena mbk (Name) lagi emosi plus nangis kejer, digantikan author dulu ya hehehehe.

Air bening muncul dari siluet (Name). Gadis itu terlihat bergetar, namun terlihat juga perilaku Sakusa berubah. Pria itu menunjukkan ekspresi melemah dari yang tadi. Apa mungkin dia merasa bersalah? Entahlah author pun tidak tahu pasti.

Akaashi, Kiyoko, dan Yachi berusaha menenangkan (Name). Kuroo dan Kita berunding untuk menjelaskan semuanya. Sedangkan Suna diam saja melihat mereka dengan kedua tangan memegangi perut bagian kirinya.

*Greb

"(Name) jangan menangis."

Semua diam termasuk (Name), gadis itu terpaku saat Bokuto tiba-tiba saja menyela dan langsung memeluk tubuh (Name).

"B-bokuto saan."

"Tenang."

Tangan Bokuto mengusap pelan surai (Name), dalam dekapannya gadis itu masih sesenggukan. Mungkin saja Bokuto yang kekanakan itu bisa merasakan yang sedang dirasakan oleh (Name). Tangan (Name) mencengkeram kerah Bokuto dan Bokuto semakin mengeratkan pelukannya.

𝘽𝙇𝙊𝙊𝘿 𝙎𝘾𝙍𝘼𝙏𝘾𝙃 [𝕳𝕼 𝖃 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖊𝖗] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang