Seorang perempuan yang mengemban amanah sebagai anak pertama harapan orang tua, memiliki mimpi begitu tinggi. Yaitu menjadi dosen bahasa Arab. Namun, mimpinya kandas ditengah jalan karena suatu hal yang membuatnya takut bahkan hanya sekedar membuka...
"Bunda, pulang yuk. Ayah sudah menunggu di mobil" ajak anak laki-laki imut yang masih berusia 5 tahun. Namanya Arfa. Arfathan Dzafri Akbar. Ia adalah putra dari Ellena Haura Almahyra dengan Ghiffari Abdillah Akbar.
"Hayuk sayang" jawab Ellena lalu beranjak dari tangga masjid, menggandeng tangan putranya menuju mobil sang suami. Setelah sholat dhuhur tadi, ingatannya kembali kepada momen beberapa belas tahun yang lalu dimana ia masih belum merasakan pahitnya hidup.
Seringkali ketika mengingat kejadian-kejadian zaman dulu membuatnya meneteskan air mata. Bukan masa ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar, melainkan masa dimana ia memasuki usia Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Ia menempuh pendidikan bangku SMP dan SMA sekaligus mondok di pondok pesantren Tahfidzul Qur'an. Letaknya cukup jauh dari rumah namun masih satu kota.
Ellena kembali mengingat momen-momennya itu. Ia mengingat perjalanannya dari sekolah dasar sampai bisa seperti saat ini. Rasanya mustahil seorang Ellena menginjakan kaki di negeri ginseng ini.
"Kau kenapa, istriku? Apa kau menangis?" Tanya Ghiffari sembari menatap lekat manik mata milik Ellena. Ellena hanya menjawab dengan gelengan kepala sambil tersenyum.
"Iya ayah, sepertinya bunda tadi menangis. Tadi sewaktu di masjid Arfa lihat mata bunda merah"
"Bunda tidak apa-apa Arfa" ujar Ellena sambil mengusap pipi gembul Arfa yang saat ini duduk di pangkuannya.
"Haura, cerita sama saya. Kamu sedang ada masalah?" Tanya Ghiffa dengan raut wajah yang sulit dideskripsikan. Terlihat seperti marah, khawatir, atau bahkan prihatin (?).
"Aku tidak apa-apa mas"
"Benar begitu? Kalau ada masalah jangan sungkan bagi kepada saya. Jadikan pundak saya sebagai sandaran. Masalah kamu, masalah saya juga" ucap Ghiffa penuh keyakinan sambil mengusap pundak sang istri.
"Iya mas. Terima kasih"
Ghiffari hanya membalas dengan senyuman. Ia melajukan mobilnya, menuju apartemen. Mereka datang ke negeri ginseng ini beberapa minggu yang lalu karena Ghiffari memiliki urusan dengan kedutaan besar RI di Seoul. Selain itu, ia ingin mengajak keluarga kecilnya untuk berlibur-menikmati suasana kota dalam drakor. Selama ini Ellena hanya bisa melihat dan mendengarkan orang-orang Korea lewat drakor. Namun, saat ini, ia melihat dan mendengarkan secara langsung interaksi mereka. Sama persis dengan yang ada di drakor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seoul Central Mosque merupakan salah satu masjid terbesar di Korea Selatan. Seoul Central Mosque berada di Yongsan-gu, Seoul, Korea Selatan. Masjid ini dibangun pada tahun 1976. Bisa dibilang, ini menjadi salah satu masjid tertua di Korea Selatan.
_______
Haura? Ada yang tau nggak kenapa Ellena dipanggil Haura selain karena nama lengkapnya? 🤔