Bab 2 || Tamparan

8 0 0
                                    

PLAK

Sebuah tamparan mendarat di pipi gadis berusia 11 tahun yang masih duduk di kelas 5 bangku Sekolah Dasar. Gadis itu meringis kesakitan, namun ia tidak bisa apa-apa. Darah keluar dari gusi mulut dan hidungnya. Tamparan wanita tersebut sukses membuatnya bungkam dengan darah berceceran disekitar wajah imutnya. Tubuh kecil yang dijepitnya membuat gadis kecil ini tidak bisa bergerak kesana-kemari. Orang-orang sekitar hanya melihat, tanpa memedulikannya.

Namanya Ellena. Ellena Haura Almahyra

Ellena berlari menuju rumahnya, kondisi barusan terjadi disebelah rumah kakak dari neneknya yang berjarak hanya tiga rumah dari rumahnya. Gadis bertubuh mungil ini berlari menuju kamar mandi, membersihkan darah yang mengalir dari dalam mulut dan hidungnya. Ia membersihkan hanya dengan air mengalir. Tak lupa air matanya juga sudah mengalir sedari tadi membasahi pipi mulusnya.

Setelah darah berhenti mengalir, ia keluar dari kamar mandi. Tangisnya sudah hilang, namun masih ada sisa sesenggukan

"Ada apa Ell?" Tanya Abraham ayah Ellena

"Tidak ada apa-apa yah" jawab Ellena sekadarnya. Ia berbohong sebab ia tahu jika menceritakan yang sebenarnya ia pasti akan menangis.

Abraham merasa ada yang janggal dari putri nya-seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Ia menghampiri putrinya yang duduk di depan televisi menonton kartun favoritnya.

"Ada apa Ell? Cerita pada ayah, ayah tidak akan marah. Apakah ada yang kamu sembunyikan, hm?" Lagi-lagi Ellena hanya menjawab dengan gelengan kepala. Abraham memijat pelipisnya, ia mengetahui bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya, ia berasal dari luar rumah namun tiba-tiba masuk ke dalam rumah dengan berlari menuju kamar mandi. Lalu keluar kamar mandi dalam keadaan mata yang masih sembab, sudah bisa dipastikan bahwa putrinya ini sedang tidak baik-baik saja.

"Mana Ellena?" Kata Dian dengan suara meninggi mencari Ellena yang beberapa menit yang lalu ia tampar sampai mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya.

Ellena yang mendengar panggilan dari ibunya sontak menoleh ke sumber suara. Tubuhnya bergetar, ia takut. Bersyukur disitu ada Abraham sehingga Ellena bisa sembunyi dibalik tubuh sang ayah.

"Ada apa ini Dian? Kenapa kamu berteriak mencari Ellena? Lihatlah, Ell sampai ketakutan seperti ini" ucap Abraham. Ia bingung apa yang sudah istrinya perbuat hingga putrinya saat ini merasa ketakutan hebat.

"Putrimu itu sudah tidak sopan kepada guru ngajinya, ustadz Hadi dan ustadzah Hilwa!!"

"Apa maksudmu?" Abraham bertanya-tanya

Dian mendengus kesal kemudian melanjutkan ucapannya, "Tadi ada ustadz Hadi dan ustadzah Hilwa sewaktu Ell bermain di depan rumah nenek, lalu ustadz Hadi bertanya 'kenapa Ell tidak mengaji?' dan dengan pd nya dia menjawab 'KERE' (dalam bahasa Jawa biasanya diartikan sebagai ungkapan atas sesuatu yang dianggapnya tidak penting-biasanya kata 'kere' diucapkan penuh penekanan). Sopankah dia berucap seperti itu kepada gurunya, Hah? Aku tidak pernah mengajarkan nya seperti itu" kata Dian berapi-api.

"Benarkah yang dikatakan ibumu, Ell?"

Ellena mengangguk. Ternyata harapan Ellena tidak sesuai ekspektasi, ia berharap bahwa sang ayah akan membelanya. Namun, ternyata tidak. Ia justru meninggalkan Ellena. Ellena takut jika Dian akan berbuat suatu hal yang lebih buruk dari kejadian tadi.

Suatu keberuntungan sepertinya sedang berpihak pada Ellena. Dian pergi ke kamarnya sambil menghentakkan kakinya. Dalam benak Ell bertanya-tanya, mengapa Dian semarah itu kepadanya, apa ada yang salah dengan kata 'kere'? Ia hanya mempraktikkan apa yang telah diterimanya dari teman sekolahnya. Apakah kata tersebut mengandung makna yang buruk sampai-sampai kedua orangtuanya begitu marah kepadanya?

***

"Ell, bangun, ayo sholat shubuh. Takut telat, cepat bangun!!" Suara Dian membuat Ellena bangun dengan terkejut. Dadanya bergemuruh. Mungkin ini efek dari amukan yang ia dapat dari ibunya dan terbawa sampai dia tidur. Ingatannya terhadap kejadian kemarin kembali berputar. Ellena segera bangun kemudian bergegas mengambil air wudhu.

Selesai sholat shubuh Ell bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, mulai dari mandi, memakai seragam, sarapan dan sekarang waktunya ia berangkat ke sekolah diantar Abraham.

"Ell berangkat bu, Assalamu'alaikum" Pamit Ellena seraya mencium punggung tangan Dian.

"Wa'alaikumussalam"

_______

Gimana nih ceritanya? Seru gak yaa? Atau masih belum? 🤔

Oke deh, lanjut yaa😉

Eits sebelum lanjut jangan lupa vote dulu, okay?👌

Aku Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang