― Day 02 : Domestic / Sickness ―
»»——⍟——««
Secuil Kiat Pemulihan
― Sugawara Koushi / Reader ―»»——⍟——««
"Koushi ... Koushi...."
Rintihan itu terus jelas di antara suara rebusan yang mendidih, menyusup ke dalam indra pendengaranku.
Aku tersenyum dan menyahut, "Sebentar."
Ngomong-ngomong, saat ini aku sedang di dapur dan menyiapkan bubur untuk istriku yang sedang sakit. Saat ini
Akibat menerima banyak sekali tawaran pekerjaan, [Your name] menjadi sibuk dan lupa menjaga kesehatan. Bahkan saat kuminta untuk menolak dua atau tiga tawaran, ia tetap kukuh menerima dan memaksakan diri. Dan inilah dampak dari keputusannya itu, terkena flu disertai demam.
"Koushi...."
Ah, tampaknya ia sudah tak sabaran. Untunglah buburnya sudah jadi.
Aku pun menaruh semangkuk bubur dan secangkir air hangat ke atas nampan, mengangkatnya dan mulai berjalan ke arah tangga menuju lantai dua― tempat kamar kami berada. Kupijak anak tangga satu per satu, meniti tangga sambil menenteng nampan di tangan.
"Koushi...."
Aku terkekeh pelan. Ketika sakit, [Your name] menjadi semakin menggemaskan. Benar-benar seorang istri yang imut.
"Aku sedang ke sana, Sayang," balasku yang masih menapaki anak tangga.
Sesampainya di lantai dua, kuraih knop dan membuat pintu yang sangat familier bagiku. Tatkala terbuka, kudapati sesosok wanita yang tengah terbaring dengan wajah nan memerah akibat demam. Rambut [h/c] panjang yang senantiasa tertata rapi kini terurai berantakan di atas bantal, sepasang mata [e/c] yang biasanya tampak tajam pun kini terlihat sayu.
Jika kau tanya apakah istriku masih tampak manis sekarang, jawabanku adalah iya. Ia terlihat sangat manis saat ini, bahkan lebih manis dari biasanya― hingga membuatku berpikir aku akan terkena serangan diabetes karena saking manisnya.
Berapa kali aku menyebutnya manis? Lupakan soal itu, karena aku harus segera menyuapkan bubur ini pada gadis yang masih terbaring dengan kompres di dahi itu.
Kuletakkan nampan di nakas sebelum membantunya duduk. Aku lantas meraih mangkuk berisi bubur dari nampan, menyedok dan mengarahkannya ke arah [Your name].
"Katakan, 'a'...," kataku sambil berusaha menyuapkan bubur itu padanya.
Namun, daripada membuka mulut seperti apa yang kuminta, ia justru menggeleng cepat. Aku menjadi semakin khawatir.
"Aku tidak mau makan bubur," katanya sambil memasang wajah kesal. "Aku mau minum sake."
"Tidak boleh, kamu harus sembuh dulu," balasku sambil mengarahkan sesendok bubur ke arah mulutnya. "Dan jika kamu ingin cepat sembuh, kamu harus makan bubur ini dulu."
Ia mendengkus kesal sembari memalingkan pandangan. "Tidak mau!"
Aku menghela napas lelah. Akhirnya keluar juga, sisi lain [Your name] saat ia sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅 𝐖𝐄𝐄𝐊 || 𝙷𝚊𝚒𝚔𝚢𝚞𝚞
Fanfiction「 𝐅𝐥𝐮𝐟𝐟 𝐖𝐞𝐞𝐤 ― 𝐏𝐮𝐧𝐠𝐮𝐝 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭 」 ❛❛ 𝐅𝐥𝐮𝐟𝐟𝐲-𝐟𝐥𝐮𝐟𝐟𝐲 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐦𝐚𝐫𝐬𝐡𝐦𝐚𝐥𝐥𝐨𝐰𝐬.❜❜ Kumpulan one shoot cerita manis tentangmu dan para karakter Haikyuu pilihan. Tenang, tidak ada bawang di dalamnya. Benar-benar ti...