― Day 05 : Photograph ―
»»——⍟——««
Album Memori
― Tsukishima Kei / Reader ―»»——⍟——««
"Kau juga harus memakan karage-nya, [Your name]-chan. Ini, Ibu berikan."
"Ah, terima kasih banyak, Yukie-san."
Hari ini, [Your name] makan malam di rumah Keluarga Tsukishima. Ini sudah menjadi hal biasa mengingat bahwa mereka bertetangga sejak lama.
Kedua orang tua [Your name] adalah orang yang sibuk, mengakibatkan mereka jarang berada di rumah dan meninggalkan sang putri seorang diri. Yukie yang merasa simpati akan keadaan anak tetangganya itu pun memutuskan untuk mengundang [Your name] makan di rumahnya. Sejak itulah, makan bersama anggota keluarga Tsukishima telah menjadi kebiasaan bagi sang gadis [h/c].
"Kei! Jangan pilih-pilih makanan!" tegur Yukie tatkala mendapati putra bungsunya menyisihkan paprika hijau ke pinggir piring.
Pemuda berkacamata itu menelan makanan dalam mulutnya, kemudian menjawab, "Aku tidak suka paprika."
"Dasar kau ini," keluh sang ibu sembari menggelengkan kepala. "Seharusnya kau seperti [Your name]-chan. Lihat, dia memakan semua paprikanya sampai habis."
"Yah, maaf. Aku bukan tipikal orang pemakan segala."
Tatkala mendengar kalimat tersebut, [Your name] yang sedang asyik memakan hidangan makan malam langsung menoleh ke arah Kei. Dahinya mengernyit begitu mendapati lelaki pirang itu tengah memandangnya dengan senyum remeh.
"Aku bukan pemakan segala," bantah sang gadis sambil kembali memasukkan karage ke dalam mulut.
"Wah, merasa, ya? Padahal aku tidak menyebut namamu, lho."
Dehaman kesal lolos dari bibir [Your name]. Sahabat masa kecilnya itu memang sangat senang mengatai dan membuat orang lain emosi. Terkadang, [Your name] bertanya-tanya, sebenarnya apa yang dimakan Kei hingga membuat setiap perkataannya terdengar menjengkelkan di telinga.
Tak ada gunanya membalas ejekan dari Kei, ujung-ujungnya ia yang akan merasa kesal sendiri. Maka dari itu, [Your name] memutuskan untuk diam dan fokus menikmati masakan yang dihidangkan.
Sedangkan Kei mendengkus pelan, menikmati ekspresi kecut yang diperlihatkan oleh [Your name]. Raut wajah kesal gadis itu memang sangat menyenangkan untuk dilihat.
◆◆◆
"Eh? Album foto?"
Yukie mengangguk. "Ya, album foto keluarga kami. Kamu belum pernah melihatnya, 'kan?"
"Ah, memang belum. Tapi apakah tidak apa-apa?" tanya [Your name] sembari membasuh piring. "Maksud saya--"
"Tak apa, tak apa. Jangan terlalu sungkan," balas wanita berambut pirang pendek itu dengan diiringi kekehan. "Dan sudah berulang kali kubilang, tidak perlu formal padaku. Kau sudah kuanggap sebagai putriku sendiri."
[Your name] mengulum senyum dan mengangguk, tangannya terus membasuh peralatan makan yang kotor sebelum meletakannya ke tatakan.
Makan malam sudah selesai. [Your name] dan Yukie kini tengah mencuci piring di wastafel. Sedangkan, Kei fokus mendengarkan musik menggunakan headset di meja makan tanpa memedulikan suasana sekitarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅 𝐖𝐄𝐄𝐊 || 𝙷𝚊𝚒𝚔𝚢𝚞𝚞
Fanfiction「 𝐅𝐥𝐮𝐟𝐟 𝐖𝐞𝐞𝐤 ― 𝐏𝐮𝐧𝐠𝐮𝐝 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭 」 ❛❛ 𝐅𝐥𝐮𝐟𝐟𝐲-𝐟𝐥𝐮𝐟𝐟𝐲 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐦𝐚𝐫𝐬𝐡𝐦𝐚𝐥𝐥𝐨𝐰𝐬.❜❜ Kumpulan one shoot cerita manis tentangmu dan para karakter Haikyuu pilihan. Tenang, tidak ada bawang di dalamnya. Benar-benar ti...