― Day 04 : Flowers ―
»»——⍟——««
Hanakotoba
― Kuroo Tetsurou / Reader ―»»——⍟——««
Pagi ini aku datang datang terlalu awal. Lihatlah, kelas-kelas masih kosong dan baru aku yang menginjakkan kaki di ruangan penyiksaan batin ini.
Menghela napas, aku pun berjalan ke tempat dudukku. Mataku mendapati adanya sekuntum bunga berkelopak banyak dengan warna merah.
Aku menggantungkan tasku ke gantungan yang ada di meja, lalu duduk di kursi. Kuraih bunga tersebut, mengamatinya dengan seksama sebelum menghirup aromanya.
Hm, bunga seruni― bunga yang digunakan sebagai lambang kekaisaran atau biasanya digunakan sebagai lambang kuil shinto. Bunga seruni juga memiliki makna yang berbeda pada setiap warna bunga dan tergantung arti yang ingin disampaikan oleh pemberi bunga tersebut.
Warna bunga seruni yang kudapat hari ini adalah warna merah― yang memiliki arti cinta dan kesempurnaan, biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Pemilihan bunga yang pas.
Walau sudah berulang kali kukatakan, aku akan mengatakannya sekali lagi. Pengirim bunga-bunga ini pastilah orang yang puitis.
Menggunakan pendekatan melalui bahasa bunga dan cara yang misterius seperti ini bukankah terkesan romantis? Yah, walau kuakui jika perlakuan seperti ini terasa sedikit menakutkan. Tapi tidak masalah!
Oke, mari kita sampingkan segala pemikiran negatif dan fokus pada cerita singkat bagaimana semua ini terjadi.
Selama tiga hari ini, aku mendapatkan bunga dari anonim. Setiap pagi, pasti ada bunga di atas bangkuku. Jenis bunganya pun berbeda-beda.
Di hari pertama, aku mendapat bunga amarilis. Bunga amarilis memiliki beragam warna, seperti ; putih, kuning, jingga, merah muda, ungu, scarlet, dan lain sebagainya.
Yang kudapat hari itu adalah amarilis merah muda, yang memiliki arti sebagai cinta dan persahabatan antara lawan jenis.
Pemilihan warna yang bagus. Seandainya yang kudapat adalah amarilis putih, maka aku akan mengutuk orang yang mengirim bunga ini. Makna dari bunga amarilis putih sangat tidak sesuai untuk pendekatan, kau tahu.
Para perempuan di kelasku sangat kaget dan tertarik soal ini, hingga mereka mengerubungi bangkuku seperti semut yang mengerubungi gula. Ah, memang seperti inilah tabiat mereka― hanya datang saat butuh bantuan atau ketika ada kejadian menarik yang menimpaku. Seperti saat itu misalnya.
Beberapa dari mereka mengatakan bahwa ini berasal dari penggemar rahasiaku dan memujiku, berkata bahwa mereka merasa iri pula. Saat mendengar hal itu, aku malah bingung dan langsung tidak percaya.
Pasalnya, bagaimana orang yang selalu mendapat nilai buruk hampir di semua mata pelajaran sepertiku bisa mempunyai penggemar? Aku hanya tergabung dalam klub drama, itu pun aku selalu mendapat peran minor ― seperti penyebar undangan dalam drama Cinderella misalnya ― yang mana membuatku semakin tidak yakin dengan praduga mereka.
Sebagian lainnya dari mereka mengatakan bahwa mungkin saja ini dari penguntit atau stalker dan memperingatkanku untuk selalu berhati-hati. Yah, aku harus berterima kasih atas perhatian mereka. Tapi ... hei, mempunyai penggemar saja tidak mungkin, apalagi stalker ― itu semakin tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅 𝐖𝐄𝐄𝐊 || 𝙷𝚊𝚒𝚔𝚢𝚞𝚞
Fanfiction「 𝐅𝐥𝐮𝐟𝐟 𝐖𝐞𝐞𝐤 ― 𝐏𝐮𝐧𝐠𝐮𝐝 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭 」 ❛❛ 𝐅𝐥𝐮𝐟𝐟𝐲-𝐟𝐥𝐮𝐟𝐟𝐲 𝐥𝐢𝐤𝐞 𝐦𝐚𝐫𝐬𝐡𝐦𝐚𝐥𝐥𝐨𝐰𝐬.❜❜ Kumpulan one shoot cerita manis tentangmu dan para karakter Haikyuu pilihan. Tenang, tidak ada bawang di dalamnya. Benar-benar ti...