Masih di hari yang sama. Kini mereka bertiga sedang berbaring di kamar Jinan, dimana merupakan kamar yang paling besar diantara kamar ketiganya.
Mereka menatap lurus ke atas, ke arah langit langit kamar. Setelah makan tadi, awalnya mereka ingin kembali ke habitat masing-masing. Tapi mereka malah mengikuti Jinan ke kamarnya.
"Jalan jalan kuy," Jinan tiba-tiba duduk, membuat kedua saudara kembarnya ikut duduk bersamanya.
Ajun yang tampaknya sudah mengantuk memasang wajah malas, "Kemana lagi?" tanyanya dengan nada lesu.
"Ya kemana kek gitu, hang out. Ini kan hari minggu, jarang jarang juga kita keluar bareng."
Dimas menyetujui perkataan Jinan, "Iya, biasanya kan setiap hari minggu di rumah mulu. Pada sibuk ama tugas masing-masing. Sekali-kali lah keluar rumah, Jun. Ntar kalo kebanyakan tidur muka lo nanti mirip bantal."
Dimas dan Jinan tertawa, Ajun yang kesal melemparkan bantal kepada mereka berdua. Mereka berdua langsung menghindar, berdiri di dekat pintu. Akibatnya, lemparan itu meleset, membuat Jinan dan Dimas semakin tertawa.
"AHAHAHA GAK KENA WLEE," ejek Dimas kepada Ajun.
"Dimas, kata gue lo mending lari dah." Jinan memberi saran kepada Dimas ketika dia melihat Ajun sudah mulai berjalan ke arah mereka dengan wajah memerah padam.
Jinan memegang gagang pintu, bersiap sedia jika jin Ajun telah keluar. Dia melirik Dimas yang berada tepat di sebelahnya.
"Gue hitung sampe tiga, lo lari duluan." Dimas mengangguk. Mereka melihat Ajun yang semakin mendekat.
"Satu, dua, tiga. LARIII!" Jinan membuka pintu dan Dimas langsung berlari ke luar disusul oleh Jinan.
Ajun yang melihat itu juga ikut berlari mengejar mereka berdua. "WOY, SINI LO BERDUA." Ajun tertawa saat mengejar mereka, setelahnya mereka saling mengejar satu sama lain.
Kurang lebih 3 menit mereka saling mengejar, mengelilingi satu rumah sampai akhirnya mereka berhenti di ruang tamu lalu berujung tergeletak tak berdaya di lantai. Untungnya lantai itu sudah disapu oleh Ajun sebelum dia berbaring di kamar Jinan.
"Hah hah, capek juga ya ngelilingin rumah."
Mereka memandang satu sama lain, kemudian tertawa bersama. "So, jadi hang out kita gimana?" Tanya Dimas.
Jinan duduk, "Bentar sore aja gimana? Nanti kita liat sunset di taman favoritnya Dimas, udah lama juga gak kesana." Ajun dan Dimas hanya meng-iyakan saja. Lalu Jinan berdiri untuk mengambil segelas air di dapur.
"Nan, gue nitip minum," kata Ajun. Setelah Jinan meminum air, dia mengisi kembali gelas yang dipegangnya kemudian memberikannya pada Ajun.
"Nih, bagi dua ama Dimas."
Ajun meminum air itu hingga tersisa setengahnya lalu dia memberikan sisanya pada Dimas.
"Btw, gue mau ke depan, beli cendolnya pak Asep. Lo berdua mau gak?" tawar Jinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa ; jikyuyoung [On Hold]
FanfictionAksa, bermakna jauh. Sama seperti Dimas yang berada sangat jauh dari jangkauan Jinan dan Ajun setelah sebuah tragedi menimpa mereka. Si kembar tiga yang awalnya sedekat nadi, perlahan-lahan menjadi sejauh jarak neptunus ke matahari. Featuring; Jihoo...