Chapter 1 - Prologue

996 76 63
                                    

"Dimana ini? kenapa aku tidak menemukan apapun? dan juga Apa-apaan ini coeg? kok gelap betdah? kek masa depan gua."

Sebuah Cahaya Berbentuk Manusia Dewasa Tampak Melihat Kesana Kemari, Dia Menoleh Kesana Kemari Seolah-olah Sedang Mencari Sesuatu Hal. Itulah Yang Berbicara Barusan.

"Tunggu . . . Bagaimana Kalau Kedepannya Bakal Seperti Yang Pernah Kubaca Di Novel? Bakalan Ketemu Dewa Tertinggi Gitu? Habis Tuh Dikasih Permintaan . . . Tapi Mana Mungkin! Lagian Dosaku Sudah Menumpuk Banyak Sebelum Aku Mati."

Dia Tadinya Mati Karena Menyelamatkan Nyawa Seorang Bocah, Yang Hampir Tertimpa Bangunan Jatuh, Akibat Badai Yang Kuat. Dia Berhasil, Namun Seperti Yang Kalian Pikirkan, Aku Mati Sebagai Gantinya. Mungkin begitulah.

"Hohoho~ Kamu Masih bisa memikirkan soal dosamu rupanya, ya?" sebuah suara didengar oleh dirinya.

Dia Kebingungan, Karena suara itu datang dari segela arah, suaranya terdengar dari segala arah. benar-benar membingungkan dirinya. dan dia terus mencarinya.

"Tidak ada gunanya kamu mencariku, aku tidak memiliki wujud, tidak, akulah ruang yang kamu lihat ini. dan yang kamu injak juga." suara tersebut muncul kembali. aku yang mendengar langsung menampilkan ekspresi berbinarku.

"woaah~ ada yang kayak gini, ya? tunggu . . . jangan bilang ini semacam ruangan khusus, dan kamu memasang sebuah pengeras suara dari semua arah. siapa kau, hei?" dia bertanya.

"hoo~ cukup berani juga, ya? eeemmm bisa dibilang aku adalah seorang dewa juga, aku akan menyebut diriku sebagai dewa abstraksi sejati. sebetulnya aku tidak memiliki nama sih. namun avatarku disebut 'tuhan'. harusnya kamu tahu, bukan? sebenarnya itu avatarku."

"tu-tuhan katamu! ooohhh~ maaf kerikil ini sudah tidak sopan padamu." sosok putih humanoid itu langsung menunduk ditanah, tidak, dia bersujud sepenuhnya disana.

"Hahahhaha! tidak perlu sampai seperti itu. amakusa fade, dengarkan ini, kamu akan mendapatkan hadiah dariku, kamu sudah berhasil menyelamatkan anakku yang hampir tertimpa bangunan itu." ujarnya tiba-tiba.

"Hah! kamu punya anak... bukanya anakmu harusnya punya kekuatan yang diluar akal sehat manusia? kenapa dia tidak berdaya? sampai-sampai aku harus mati demi dirinya." aku kebingungan dengan ucapannya itu.

"sifatmu berubah dalam sekejap, ya? dimana sifatmu yang menghormatiku tadi? . . . manusia yang menarik." gumamnya.

"ehem.. biar tidak panjang lebar, maka akan kukirimkan semua penjelasan soal kenapa anakku tersebut." ujarnya

kemudian dengan cepat sesuatu kenangan masuk kedalam pikiranku, dan itu sangatlah banyak. aku oleng sesaat setelah menerima itu, namun aku kembali normal dengan cepat. mungkin itu karna dewa abstrak ini.

"hoo~ aku mengerti. jadi karna sebuah kesalahan, kamu menghilangkan kekuatannya sepenuhnya, dan memberinya hukuman tambahan dengan menjatuhkannya kebumi. kamu sudah mengirimkan pengawal, namun mereka lalai.. ini tidak masuk akal"

" . . . "

"bisa-bisanya malah lalai . . . Oh ya! hadiah apa yang kamu berikan? aku sudah paham situasinya dan alasannya. dan kemana aku akan ditujukan? palingan neraka, kan?"

"kamu cepat sekali dalam mengganti topik pembicaraan, ya? Baiklah. pertama, karna kamu sudah Menyelamatkan nyawa anakku, jadi kamu bisa memilih ketiga hal itu, neraka, surga atau reinkarnasi. kedua, hmmm aku melihat ingatanmu yang penuh dengan haluan soal dunia fiksi, dan yang lainnya. jadi aku akan memberikan permintaan, namun sebagai gantinya, kamu harus memilih reinkarnasi, bagaimana?" ujar dewa itu.

"Aku pilih neraka. dah, cepet pindahkan aku kesana."

" . . . "

"haah~ aku lupa. kalau aku memilih itu, maka novel ini akan langsung tamat nanti, jadi aku akan memilih ulang, aku pilih reinkarnasi! dengar, gak? re-in-kar-nasi. paham?" tanyanya.

Exploring The Multiverse With Various Skills OPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang