⚠première

3K 165 5
                                    

Tidak butuh waktu lama hingga keduanya kembali menikmati keberadaan satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak butuh waktu lama hingga keduanya kembali menikmati keberadaan satu sama lain. Sunghoon ingin menikmati setiap detiknya. Bahkan kedua maniknya tidak bisa lepas dari Ni-ki yang sedang mengambil nafas banyak-banyak di bawah kungkungannya.

Sunghoon tidak bodoh untuk tidak menyadari panas yang ia rasakan saat ini. Senyum mengembang di salah satu sudut bibir ketika menyadari arti tatapan Ni-ki yang juga tidak bisa lepas darinya yang sedang membuka satu per satu kancing atasan yang sebelumnya tertutup rapat.

"Kak..."

"Kamu, mau ini?" Sunghoon menjelajah ke dalam manik lainnya, sampai akhirnya tidak ditemukan ragu.

"Aku keliatannya gimana?"

Meskipun Ni-ki mengatakannya seolah tanpa emosi, tetapi Sunghoon yakin ini adalah sebuah bentuk godaan. Dari bagaimana jemari lentik Ni-ki menggapai rahangnya untuk sebuah kecupan lambat di bibir. Untuk beberapa detik Sunghoon yakin kalau jantungnya berdegup dengan tidak beraturan.

Ada bercak kemerahan yang mengintip di balik kerah kemeja yang Ni-ki kenakan. Tanpa ragu dibukanya kancing kemeja putih tersebut, memperlihatkan beberapa jejak serupa lainnya, jejak yang Sunghoon tinggalkan tanpa ingin dari Ni-ki.

"Maaf, maaf, maaf." Sunghoon mengecupi tiap luka yang ia buat sebagai permintaan maaf.

Ni-ki mengangguk sebagai bentuk jawaban, sesudahnya tubuh Sunghoon langsung dibawa ke dalam sebuah pelukan.

"Tandain lagi, buat aku lupa." Bisik Ni-ki di telinganya.

Kini tanda kemerahan itu warnanya jadi nampak lebih jelas lagi. Sunghoon sengaja menandai dengan lambat, merekam setiap suara yang keluar dari bibir merekah yang lebih muda tiap kali bibirnya bersentuhan dengan permukaan kulit yang lembab. Ni-ki terdengar begitu menikmati setiap sentuhannya, maka bukan hal aneh kalau Sunghoon jadi menandai lebih banyak lagi. Leher, pundak, dada, selangka Ni-ki terlihat cantik dengan tanda baru yang ia buat.

"Baju kakak." Ni-ki mengatakannya, sambil meraih kancing kemejanya yang hanya terbuka bagian atasnya.

Ada kesenangan sendiri ketika melihat manik Ni-ki mengekori setiap gerakannya, menatapnya penuh damba di bawah sana. Bibir Ni-ki kembali jadi sasaran hasrat yang kian bertambah, bahkan Sunghoon tidak ragu menjemput lidah Ni-ki dengan miliknya lewat bibir yang terbuka. Awalnya hanya ada suara kecapan dan tarikan nafas, lalu dengan cepat berubah menjadi suara erangan tertahan ketika Sunghoon menyentuh dua titik di dada Ni-ki.

Ni-ki terlampau sensitif dengan sentuhan di dadanya, membuat tautan bibir mereka terlepas. Bibir Sunghoon kembali bergerak mengikuti jejak basah di dagu yang lebih muda sampai leher, lalu turun ke selangka, sampai pada titik kecokelatan yang ada di dada.

"Ahh! Kak— sensitif, disana." Padahal hanya sentuhan kecil dari ujung lidahnya, tetapi mampu membuat seluruh tubuh Ni-ki bergetar, "Ha-anghh please, terus..."

AMÓRE ; hoonki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang