Obedient

1.3K 124 15
                                    

Acara makan malam itu berlangsung cukup damai. Jika pelototan Jiang Cheng dan omelan Wei Wuxian bisa dikatakan sebagai kedamaian. Pelaku amukan kedua uke bohai itu tentu saja pada Lan. Termasuk senyum meledek Lan bungsu.

Lan Qing hanya bisa tersenyum sedih pada Jiang Fengmian yang gelisah. Bagaimana dia tidak marah melihat dua anaknya dijahili habis-habisan.

"Lan Xichen, tolong jangan menggoda Wanyin," kata Jiang Fengmian melihat anaknya siap meledak kapan saja, kepalanya sudah berasap dan wajahnya terbakar alias merona merah.

"Paman Jiang, saya tidak menggoda Wanyin," sahut Lan Xichen.

"Siapa yang mengatakan kau boleh memanggilku Wanyin!" seru Jiang Cheng mengerutkan bibirnya. Jiang Yanli menunduk menahan tawanya, sementara Jin Zixuan terkekeh.

Wei Wuxian sendiri harus menahan dirinya dari menerkam Lan Wangji. Pria itu menahan dirinya dari menuang bubuk cabai dan selalu berkata, "Tidak baik untuk perut."

"Aku bisa ambil sendiri!" Jiang Cheng menahan jeritan saat Lan Xichen meletakkan sayuran ke mangkuknya.

"Kau harus makan sayuran, biar sehat."

"Itu benar, kakak ipar!" sahut Lan Yibo yang tidak takut dengan tatapan maut Jiang Cheng.

Sepertinya, acara makan malam ini menjadi ajang lelucon. Tapi Madam Yu mendapatkan sebuah hikmah yang sangat besar. Setelah keluarga Lan pulang, Madam Lan begitu khawatir dan Lan Qing menenangkannya sepanjang berpamitan, Lan Qiren merasa puas dengan kekacauan, dan Lan Yibo begitu bahagia, Jiang Fengmian mendesah pasrah.

"Apa kau pikir ini akhir segalanya?" tanya Jiang Fengmian pada istrinya.

Dia melihat ke ruang makan yang kosong. Jiang Yanli dan Jin Zixuan menghampiri keduanya dengan cemas.

"Ayah, Ibu, Acheng dan Axian bertengkar!"

"Biarkan saja, mereka sedang meluapkan amarah."

Jiang Yanli dan Jiang Fengmian saling pandang. "Apakah kau tidak terlalu tenang?"

"Apa maksudmu!?" seru Yu Ziyuan marah.

"Kau harusnya saat ini mengamuk. Acara makan malam ini tidak selancar itu karena Acheng dan Axian mengacaukannya."

"Mereka tidak mengacaukannya."

Semua memandang Madam Yu heran. Harusnya wanita itu mengamuk karena sikap Jiang Cheng dan Wei Wuxian. Juga sikap Lan Wangji dan Lan Xichen yang kelewatan.

"Kalian tidak melihatnya?"

"Melihat apa?"

Madam Yu baru saja ingin membuka mulutnya saat Jiang Cheng dan Wei Wuxian menimbulkan suara gaduh dan pecah belah. Dia memutar bola matanya.

"Kalian lihat? Keduanya sedang melampiaskan amarah. Yang artinya mereka sudah menahan batas kesabaran mereka begitu lama. Apa kalian tidak lihat bagaimana keduanya begitu patuh pada kedua Lan itu?"

Seketika ketiganya mendapati lampu menyala diatas kepala mereka.

"Aku selalu memperhatikan kedua anakku. Jadi aku tahu bagaimana temperament keduanya. Mereka tidak akan menuruti siapa pun soal makan. Jiang Cheng tidak suka sayuran, begitu pula Wei Wuxian, dia sangat suka pedas. Apa kau lihat dia tidak menuang bubuk cabai sebanyak biasanya?"

Ketiganya akhirnya sadar, bagaimana pun mereka hanya khawatir jika Wei Wuxian dan Jiang Cheng meledak.

"Lan Wangji dan Lan Xichen bisa membuat kedua anak itu patuh, jika kalian bisa lihat, acara ini menunjukkan kesuksesan besar."

Jiang Yanli tersenyum senang dan tertawa. Dia memeluk lengan Jin Zixuan.

"Benar, siapa yang berani pada keduanya? Mereka saja berani melawan siapa pun. Anehnya keduanya seperti kucing tadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang