⚠ Peringatan adegan kekerasan
________________________________Ricuh. Kondisi jalanan saat ini sangat kacau disebabkan terjadi bentrok tawuran antar dua geng.
Sinister. Geng yang dipimpin oleh Fatah merupakan salah satu dari dua geng tersebut. Tentu saja, Fatah tidak sendirian karena dua temannya yang lain pasti ikut bersamanya.
Dua kubu saling melempar batu dan menyiram air keras. Di tengah kekacauan itu, Fatah beradu senjata dengan lawannya. Mengayunkan senjata dengan gerakan yang lincah, seolah benda tajam itu begitu ringan untuk dikendalikan.
"Mending lu balik aja sono! Payah," kata lawannya memancing emosi.
Fatah tidak ambil pusing icehan dari musuhnya. Dia benar-benar memusatkan fokusnya untuk menyerang sehingga membuat dia lebih unggul dari lawannya. Ketika melihat kesempatan, Fatah mengayunkan senjatanya begitu cepat dan kuat sampai lawannya terjatuh. Senyum remeh terukir di wajah Fatah, karena berhasil membuat lawannya tumbang.
"Lu aja sono yang pulang." Dia menjeda ucapannya. "Pulang ke rahmatullah," lanjutnya meremehkan.
"Bang Fatah awas!"
Mendengar teriakan, Fatah segera berbalik, tetapi ia terlambat karena seseorang sudah mendekapnya, berusaha mengunci gerak tubuhnya.
Fatah meringis. Dia berusaha melawan untuk melepaskan diri, tapi cengkeraman tangan yang menahannya begitu kuat sampai membuatnya merasa sesak.
"Argh.." Fatah menjerit sakit ketika ketika satu orang lain memukul perutnya beberapa kali. Hampir saja dia pingsan saat tangan yang menahan tubuhnya akhirnya terlepas. Tubuhnya langsung roboh ke bawah. Dengan napas terengah, dia berusaha mengambil oksigen sebanyak mungkin.
"Lu gapapa?"
Fatah mendongak menatap pemilik tangan yang terulur membantunya. Matanya yang tadi hampir tertutup sekarang melebar sempurna saat menyadari bahwa orang itu adalah cowok yang sudah dua kali dia temui hari ini secara kebetulan. Cowok yang ketiduran di parkiran, dan juga cowok yang sama yang menabraknya di kantin. Fatah bingung, bagaimana bisa cowok itu ada di sini?
Merasa uluran tangannya diabaikan cowok itu menarik paksa lengan Fatah untuk membantunya berdiri. "Ada luka parah gak?" tanyanya lagi.
Fatah masih bengong menatap lekat wajah orang itu, khawatirnya dia salah lihat. Namun, sebuah sentilan di dahi sukses membuatnya tersadar.
"Kenapa malah bengong? Ngeliatin apaan di muka gua sampe gak kedip gitu?" tanya orang tersebut.
"Itu...emm..." Fatah bingung sendiri.
"Apa?" tanyanya gemas.
"Kok lu bisa ada disini?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Fatah.
"Oh.. Gu-"
"POLISI!! LARI!!!!!"
Belum menjawab pertanyaanya, terdengar suara sirine polisi dan teriakan-teriakan yang menyuruh untuk lari.
Tangan Fatah dipegang erat oleh cowok itu, memaksa dia untuk ikut berlari bersamanya.
"Buruan naik!" titahnya ketika mereka berdua sudah berdiri di sebelah motor kawasaki berwarna hitam.
Karena dalam pikiran Fatah sekarang, hanya ingin segera melarikan diri dari kejaran polisi sehingga tanpa ragu dia segera menaiki motor yang dikendarai oleh cowok itu. Ketika motor melaju kencang di atas kecepatan rata-rata, Fatah refleks memeluk kencang orang yang mengendarai motor tersebut.
"P-pelan...pelan-pelan woy!! Ngajak mati lu?" Fatah berteriak ngeri.
"Anjing." Fatah memukul kepala cowok itu karena tidak merespon ucapannya, kecepatan motor itu sedikit berkurang karena mereka hampir oleng. "Lu gila ya? Kalo kita jatoh gimana? Mau mati?" teriak cowok itu balik memprotes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine [END]
RandomSinister Series : 1 Sebelum membaca ini disarankan untuk melihat bio profile terlebih dulu!! Kisah sederhana antar ketua geng, dimana Gilang Yogaswara sebagai ketua geng Yoran, memiliki perasaan berbeda terhadap Fatah Hansa Arkana yang merupakan ket...