032

4.2K 249 5
                                    

Plak

"BERISIK!! Bisa diem gak sih??" jerit Fatah yang mengamuk. Dia turun dari pangkuan Gilang setelah berhasil memberikan pukulan kuat pada laki-laki itu.

Gilang tertawa puas karena berhasil membuat Fatah mengamuk. Salah satu hiburan yang lucu menurutnya. Dia terus memperhatikan Fatah yang terus misuh-misuh dengan mulut yang terisi penuh oleh martabak.

Gilang bergerak mendekatinya. Mengulurukan tangan untuk memeluk pinggang kekasihnya itu. "Jangan ngomel-ngomel gitu!" bisik Gilang tepat di samping telinga Fatah.

Fatah bergidik geli ketika daun telinganya ditiup oleh orang yang saat ini tengah memeluknya dari belakang. "Ngapain sih lo? Jangan peluk gua! Jauh-jauh sana!" protesnya sambil sedikit berontak, tapi tangan yang melingkar di pinggangnya justru semakin erat menahannya.

"Tadi katanya mau ciuman aja? Ayo ciuman semaleman" ajak Gilang dengan suara berat dan rendah yang lagi-lagi berhasil membuat Fatah bergidik.

"Gak jadi. Itu tadi, sekarang gua udah gak mau" jawab Fatah ketus.

"Tapi gua mau"

Belum sempat Fatah membalas perkataan itu, Gilang sudah lebih cepat memutar tubuh Fatah dan membuat Fatah duduk dipangkuannya. Mata mereka saling bertatapan dalam jarak yang sangat dekat.

Fatah menunggu, dia tidak berani menatap mata Gilang dan justru terus memperhatikan bibir lelaki itu. Sebaliknya, Gilang justru tersenyum sambil menatap mata Fatah yang bergerak gelisah.

Tangan Gilang terulur. Dia mengusap bibir Fatah untuk menghapus noda coklat yang tertinggal disana, kemudian menjilat jarinya sendiri.

Fatah diam terpesona oleh Gilang yang menurutnya sangat menggoda dengan gerakan menjilat ujung jarinya seperti itu. Tanpa berkata apapun, Fatah lebih dulu menarik Gilang dan menyatukan bibir mereka. Membuat gerakan pasif di dalam mulut lawannya.

Sedangkan Gilang hanya mengikuti permainan yang Fatah ciptakan. Membiarkan Fatah memimpin ciuman kali ini.

Selama beberapa detik Fatah memimpin ciuman ini, sampai Gilang yang lebih dulu melepas pangutan diantara mereka. Ibu jarinya kembali mengusap bibir Fatah yang banyak terdapat jejak saliva.

Gilang bergerak maju, mendekatkan mulutnya pada telinga Fatah. "Biar gua ajarin caranya ciuman yang enak," bisik Gilang sensual. Kemudian bibir mereka kembali bertaut, namun kali ini dengan Gilang yang mengambil alih.

Perbedaan jelas terasa, ketika Gilang yang memegang kendali, Fatah bisa merasakan ciumannya benar-benar terasa enak dan memabukkan sampai dia dibuat pusing karenanya.

Fatah memejamkan mata, menikmati sensasi candu ketika lidah Gilang menyusuri seluruh isi di dalam mulutnya. Menikmati bagaimana ketika lidah Gilang melilit lidahnya, menghisap bibirnya kemudian memberikan gigitan-gigitan kecil disana.

Masih dalam ciuman yang belum juga terlepas, Gilang merubah posisi yang tadinya Fatah duduk diatas pangkuannya menjadi terbaring diatas karpet. Gilang meletakkan Fatah secara perlahan dan begitu hati-hati. Dengan masih fokus pada lumatan di bibirnya, dia juga memastikan supaya Fatah berada dalam posisi yang nyaman.

Gilang mengukung tubuh Fatah dari atas. Ciuman mereka juga semakin terasa intim dengan tangan Gilang yang mulai nakal bermain pada tubuh orang yang berada di bawahnya.

Tangan yang terasa sedikit kasar itu mengusap seluruh permukaan kulit Fatah yang halus. Tangan Gilang bergerak liar di dalam kaos yang Fatah kenakan.

"A—ahh..." Pangutan bibir mereka secara otomatis terlepas ketika Fatah mendesah kaku akibat dari tangan Gilang yang menyentuh puncak dadanya secara berulang.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang