Riuh
By : LusiSaat langkah mulai diabaikan
Satu kata sudah jadi tulisan
Menahan amarah yang terlupakan
Menepis segala pembicaraanWaktu terus berjalan
Tanpa sadar akan kekurangan
Tenggelam dalam omongan
Suara tawa, sedih, makian kini menjadi hinaanTak peduli banyaknya hal yang dirugikan
Menetes seperti halnya hujan
Tak akan ada hentinya untuk melawan sebuah roda kehidupan
Namun ilusiku ingin menyampaikanTetapi mengapa pikiranku sudah pandai mengabaikan
Seribu bahasa sudah membayangkan
Betapa hancurnya satu kata tak bisa diungkapkan
Mungkin hanya sejuta kata sejenak ikhlaskanJanganlah melihat siapa yang mengatakan
Sadarlah apa yang dikatakannya dengan sedikit renungan
Namun ilusiku ingin menyampaikan
Tetapi entah mengapa pikiranku sudah pandai menghiraukanJangan...jangan...jangan...
Seribu bahasa sudah membayangkan
Betapa hancurnya satu kata tak bisa diungkapkan
Mungkin hanya sejuta kata sejenak ikhlaskanCukup semua orang tak peduli banyaknya hal yang dirugikan
Entah sudahlah lupakan
Dan terima kasih untuk kata tak mengesankan
Hatiku mengikis penuh kesabaranBergejolak penuh arti untuk meninggalkan
Mengisi ruang kehampaan
Mengukir indah senyuman
Meraih sebuah kesempatan08/05/2022
Terima kasih banyak yang sudah membaca puisi ini ;)
Maaf ya teman-teman puisinya panjang banget dah hehe dan banyak gak nyambungnya, typonya juga
Maaf banget ya :)
Oh iya jangan lupa di vote, comment Dan share hihi
YOU ARE READING
Mungkin
PoetryIni bukan puisi yang menyayat hati hehe. Di judul "Mungkin" ini. Aku tulis dari keresahan hati menjadi bait-bait tulisan yang sederhana. Semoga kamu menyukainya :") Yang terakhir jangan lupa di vote karena itu membantuku semangat, kamu juga harus se...