04

7 5 0
                                    

Cloday bukan Cloud bread

Dika
gue balik dari jogja nih, pada mau oleh oleh ga?

Johan
WEH MAU

Wian
Mau cuy, buat emak gue juga ya

Kian
Dengan senang hati menerima

Dika
Ji? Lo mau ga?

Johan
Dia gamau, kasih buat Nea aja Dik

Dika
Dak dik dak dik, gue bukan adek lo

Johan
Nama lo kan Dika anjrit

Dika
oh iya lupa

Jingga menatap percakapan teman-temannya sembari menghela napas.

Sudah seminggu lalu setelah kejadian ia kelepasan menampar Nea. Sudah seminggu juga Nea tak berada di rumah dan sudah seminggu juga ia dan Kian belum berbaikan.

Entah kenapa, Jingga merasa akhir-akhir ini emosinya naik dan turun dengan cepat. Bahkan ia bisa tiba-tiba marah lalu tiba-tiba diam.

Ia curhat kepada Wian namun balasan Wian malah 'Lo sinting kali'.

Tidak ada yang tahu kejadian seminggu lalu selain Kian, Alden, Nata, Deva dan Reynand. Tapi Kian seperti tak memaafkannya. Jingga pusing.

Ceklek

Pintu rumahnya terbuka. Menampakan Nea disana dengan muka datar tanpa semangat. Mengabaikan Jingga yang kini menatapnya.

Nea datar di luarnya, namun hatinya sangat takut akan Jingga. Traumanya belum hilang tapi mau bagaimana lagi, ia harus pulang. Tidak enak kepada Nata, jika ia terus menerus menginap di rumahnya.

Setelah merebahkan diri di kasur, Nea menggigit bibir dalamnya. Takut-takut jika Jingga ke kamarnya.

"Gue pergi dulu." Itu kata Jingga yang lalu keluar dari rumahnya. Ia hanya takut kelepasan lagi.

Entah tanpa perintah apapun dan dari siapapun, Nea malah menangis sekarang.

Sejak seminggu lalu ia jadi tak bisa menahan tangisnya. Apa ini salah satu ciri-ciri mentalnya rusak? Nea tak tahu, ia hanya bisa menangis setiap harinya. Saat ini di pikirannya selalu ada kejadian lalu saat Jingga memukulnya atau membentaknya. Nea sangat benci itu.

Tangisannya bahkan sepertinya terlalu larut dan begitu menyakitkan. Siang yang seharusnya baik malah menjadi buruk bagi Nea.

Sepertinya setelah ini, Nea akan mulai menjauh dari Jingga.

🎠

"Woi, kemana aja lo?"

"Sombong banget ke jogja ga ngajak-ngajak," ucap Johan sembari merangkul Dika.

"Lo mau ikut ke nikahan sodara gue apa?" balas Dika dengan nada kesal.

"Gapapa loh padahal, kan lumayan makan gratis."

Try AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang