Matahari sudah mulai menerangi kamar gadis yang kira-kira berusia 20 tahun. Ya betul sekali Jelita memang masih lumayan muda tapi dia termasuk anak yang bisa dibilang berani tapi juga nakal karena Jelita selalu memikirkan cara agar mendapatkan izin keluar ketempat-tempat bersejarah. Seperti kemarin cara Jelita membujuk bunda dan ayahnya. Jelita sekarang tengah sibuk mengeluarkan koper dan beberapa barangnya yang akan dia bawa ke Malang dan tidak lupa dia pasti selalu membawa buku catatan dimana tentang sejarah. Tidak lama setelah Jelita menurunkan barangnya tante Citra datang menjemputnya dengan mobilnya.
"Bunda... Ayah... Kakak izin pergi dulu ya doain kakak selamat samapai tujuan dan balik lagi kerumah"
Lia mencium tangah ayah dan bundanya secara bergantian. Sudah dipastikan Tante Citra dengan bundanya Jelita sudah pasti sedang bercengkrama sedangkan Jelita dengan ayahnya memasukan barang Jelita ke dalam bagasi mobil Tante Citra.Ayah dan Bundanya Jelita memang tidak bisa mengantarkan Jelita karena adanya pekerjaan. Bundanya juga sudah yakin dengan temannya bahwa akan menjaga Jelita seperti anaknya sendiri.
Karena kebetulan jarak dari Jogja ke Malang tidak terlalu jauh jadi hanya membutuhkan 7jam untuk sampai ke rumah yang ditinggali oleh Jaenandra.
Betul sekali rumahnya Jaenanndra amat sangat berantakan. Sedangkan anaknya sedang keluar sebentar. Iya saat sudah selesai menurunkan semua barang.
setelah memberikan informasi kepada bundanya Jaenandra sudah tidak bisa dihubungi lagi hingga waktunya makan malam.
"Aduhh emang beda ya kalau punya anak gadis sama bujang jam segini belum pulang kemana aja sih Nandra, Li udah hubungin andra belum ? soalnya tante telpon juga ga diangkat"
sudah jelas pasti muka tante Citra yang panim dengan anaknya yang sangat telat jam makan malamnya.
"Maaf tante sebelumnya Lia ga punya no Jaenandra" dengan memasang muka bersalah Jelita.
"Ya ampun, seriusan kamu ga punya no Nandra ?"
tante Citra langsung memberikan no Jaenandra. Dengan sangat kaku Jelita hanya berani menlepin Jaenandra hanya 3 kali. Tetapi sama tidak diangkat oleh Jaenandra. Setelah selang beberapa menit terdengarlah suara mobil. Benar sekali jam sudah pukul 12.00 malam, dimana kita tidak bisa makan bersama karena semua sudah kehilangan nafsu makan.Pagi yang sangat cerah memang paling enak untuk bersantai tapi berbeda dengan Jelita dia harus berkutik dengan dapur setelah sholat subuh hingga sang fajar menunjukan cahayanya.
Jelita masak semua bahan yang ada di kulkas Jaenandra. Memang sedikit lelah tapi ini adalah salah satu hobi Jelita selain menjelajahi museum dan membaca. Saat tante Citra turun untuk memasak dikagetkan dengan banyaknya lauk yang dibuat oleh Jelita.
"Lia... kok kamu masak ga bangunin tante...? mana banyak banget lagi" tante Citra yang sedang berjalan ke arah meja makan. Diikuti oleh Jaenandra yang baru saja turun dari anak tangga terakhir dengan bergumam.
"Bun tumben banget masaknya harum banget sampe keatas".
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Ken Dedes dimimpi
Historical Fictionbisa bayangin ga sih kalau kita setiap tidur jadi Kem Dedes yang sangat cantik dan selalu dijunjung oleh para rakyatnya. pastinya seru kan ? daripada penasaran mending langsung baca