Chapter 8

199 16 2
                                    



DESTINY

Chapter 8

.

.

"Kyuhyun-ah, kenapa kau selalu membuatku cemas?"

Changmin tidak melepaskan genggamannya dari tangan Kyuhyun, namun baru kali ini ia mengamati bahwa salah satu telapak tangan sahabatnya itu terluka, seperti tergesek berulang kali. Changmin mengamati dengan seksama dengan khawatir. "Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa terluka seperti ini?"

"Changmin-ah, aku menjadi dance line Super Junior sekarang!" Seruan bahagia itu terngiang di telinga Changmin, membuatnya tersentak seakan ia baru saja mendengarnya. "Kau bisa bayangkan bagaimana rasanya melakukan dance bersama Eunhyuk hyung, Shindong hyung, dan Donghae hyung? Hanya kami berempat? Aku tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Changmin-ah, aku sudah menepati janjiku untuk belajar dance dengan baik sehingga kita bisa bertanding suatu saat nanti. Kau dengar kan? Changmin-ah?"

Changmin merasa dadanya tiba-tiba sakit.

"Aku melakukan sliding. Kau bisa bayangkan? Sliding!" Suara tawa Kyuhyun saat bercerita begitu hangat dan bahagia, membuat air mata Changmin merebak. "Aku melukai kakiku sendiri saat berlatih sehingga Eunhyuk hyung ingin mengganti gerakannya, tetapi aku menolak. Bukankah menjadi SlidingKyu perkenalan yang bagus sebagai dance line SJ? Kau sependapat bukan? Aku terus berlatih sampai akhirnya kakiku sulit digunakan untuk berjalan. Tapi aku senang karena Heechul hyung memapahku saat menaiki tangga gedung SM. Itu bonus besar untuk usahaku. Yah, tapi kau tahu kan....selama memapahku ia terus saja memberikan ceramah."

"Aigoo...Kyuhyun-ah, apakah kau juga kemari dengan kaki seperti itu? Dan aku tidak mempedulikanmu? Bahkan ketika kau bercerita tentang itu, aku sama sekali tidak mengindahkannya apalagi menanyakan keadaanmu?"

Changmin menggenggam tangan Kyuhyun lebih erat sambil terisak.

"Mianhe, Kyuhyun-ah.... Jeongmal mianhe. Aku tidak menyangka diriku tenggelam sedalam ini. Aku tidak bisa melihat apapun, bahkan tidak bisa melihat sahabatku sendiri..."

Changmin menjatuhkan kepalanya ke atas tempat tidur dan menangis hingga bahunya berguncang. Ia berharap Kyuhyun akan terbangun seperti beberapa drama yang pernah ia tonton, mengelus rambutnya, dan tersenyum ketika ia menoleh. Tetapi tangan Kyuhyun yang berada di dalam genggamannya tidak bergerak sedikitpun meski terasa lebih hangat.

"Kyuhyun-ah, kau tahu apa yang kupikirkan saat ini? Aku sendiri ingin mentertawakan diriku yang mengharapkan adegan-adegan drama. Aku tidak bisa berpikir lagi... Aku hanya ingin kau bangun dan menyapaku, mengatakan bahwa semua baik-baik saja dan kita bisa memulainya kembali...."

Changmin mengangkat kepalanya dan memandang Kyuhyun yang masih saja terbaring dengan mata terpejam. Ia mengamati tulang pipi Kyuhyun yang tampak tirus dengan rambut pendeknya yang baru. Ia meringis saat colar bones sahabatnya terlihat dari balik kemeja.

"Kau kurus sekali... Apa kau makan dengan baik? Kapan kau memotong rambutmu? Waktu kita berulang tahun, aku rasa rambutmu masih panjang...." Changmin terdiam. Ia menautkan keningnya. "Aku tidak ingat....apakah kita merayakan ulang tahunmu? Aku hanya ingat kau datang membawakan kue tart untukku. Tapi aku.... Aigoo...."

Changmin mengusap wajahnya dengan salah satu tangan, sementara tangan yang lain tidak dilepaskannya dari sahabatnya. "Aku tidak ingat apa aku meniup lilinnya... Kyuhyun-ah, seharusnya kau lempar saja kue itu ke wajahku dengan lilin menyala. Shim Changmin, kau sudah keterlaluan! Bagaimana bisa kau menganggap dirimu yang paling sedih dan susah? Aigoo..."

DESTINY (Side story of Falling Star & Rising Star)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang