Chapter 4

453 44 2
                                    

DESTINY

Chapter 4

"AKU MENANG!!!" Kyuhyun mengangkat kedua tangannya sambil berteriak kegirangan. "YES! YES! YES!"

Changmin merengut memandangi tulisan LOSE berukuran besar yang terpampang di hadapannya. "Ini tidak mungkin. Bagaimana orang sehebatku bisa kalah darimu?"

"Apa katamu?"

Changmin meringis ketika Kyuhyun memandang tajam ke arahnya,

"Arra...arra...aku mengaku kalah. Mana mungkin bisa menang darimu."

"Itu benar." Kyuhyun menganggukkan kepala dengan puas.

"Aish! Menyebalkan." Changmin akhirnya tertawa melihat mimik sahabatnya. "Aku lapar. Kita makan yuk!"

"Kau ini makan terus!"

"Dekat game center ini ada kedai ramen yang enak. Aku jamin kau pasti suka."

"Kau yang bayar."

"Mwo? Kenapa begitu?"

"Aku harus berhemat dengan uang tabunganku."

Changmin memandang Kyuhyun dengan penuh selidik. Selama ini, Kyuhyun selalu menghindar jika ia bertanya tentang keluarganya. Bahkan namja itu tidak banyak bercerita tentang member Super Junior yang lain. Jika ia menanyakan kedua hal itu, Kyuhyun hanya tersenyum.

"Baiklah, aku akan mentraktirmu. SImpan uangmu baik-baik untuk kado  ulang tahunku tahun  depan, arra?"

"Ck, sekarang kau yang menyebalkan."

Lagi-lagi Changmin tertawa melihat wajah Kyuhyun. Ia merapatkan topi untuk menutupi wajahnya sebelum beranjak meninggalkan game center itu. Kyuhyun berjalan di sisinya sambil sesekali merapatkan jaketnya. Korea sudah memasuki musim dingin.

"Kau perlu jaket yang lebih tebal," usul Changmin saat melihat sahabatnya kedinginan. "Memang pendapatanmu di Super Junior belum cukup untuk membeli jaket yang lebih tebal?"

"Aku memiliki yang sangat tebal di rumah, jadi rasanya sedikit enggan untuk membeli lagi."

"Kalau begitu ambil saja."

Kyuhyun tersenyum, membuat Changmin mendecak kesal. Selalu saja seperti itu. Kyuhyun akan berhenti berbicara jika percakapan mereka menyentuh soal keluarga.

Pandangan Kyuhyun berhenti di pohon Natal raksasa yang terdapat di tengah kota. Namja itu tersenyum getir. Namun saat menyadari Changmin menatapnya, Kyuhyun tertawa dan menunjuk pohon itu.

"Sebentar lagi hari Natal. Nae noona akan pulang ke Korea, tetapi kali ini aku tidak bisa bertemu dengannya."

Changmin menangkap nada getir dalam suara itu, meski Kyuhyun menyembunyikan dengan tawa. Sama seperti pandangannya yang tampak kesepian.

Aneh, aku pernah melihat pandangan seperti itu.... Tapi kapan? Di mana?

Changmin menggelengkan kepala untuk menghilangkan pikirannya yang menerawang. Ia memusatkan perhatian kepada sahabatnya kembali.

"Aku sudah 3 tahun lebih merayakan  Natal bersama hyungdeul." Changmin mencoba menghibur. "Minta saja hyungdeul mengantarkan ke rumah. Yunho hyung selalu membawaku menemui appa dan eomma meski sebentar."

"Ide yang bagus. Aku akan meminta tolong pada Teuki hyung."

Senyum Kyuhyun mengisyaratkan pembicaraan mereka sudah selesai.

Changmin tidak berusaha mendesak lebih jauh meski ia sangat menginginkannya. Tapi Changmin sama sekali tak menyangka selang beberapa minggu kemudian, ia mendapati sahabatnya sekarat karena berjalan dengan houdie tipis di tengah hujan salju.

DESTINY (Side story of Falling Star & Rising Star)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang