Chapter 7

240 16 4
                                    



DESTINY

Chapter 7

.

.

Kyuhyun menggerakkan jari-jarinya dengan lincah di atas PSP. Sesekali seruan keluar dari mulutnya, menandakan ia berhasil melewati bagian-bagian yang sulit. Sepasang matanya tak lepas dari layar kecil PSP-nya, membuat Changmin yang duduk di dekat pembaringan mendengus kesal. Namja yang susah payah menyempatkan dirinya untuk menengok Kyuhyun itu memajukan sedikit mulutnya untuk menunjukkan bahwa ia merasa diabaikan. Tetapi Kyuhyun tetap asyik dengan permainannya.

"Kyu...."

"Hm?" Kyuhyun tak mengalihkan pandangannya. "Yes! Menang!"

Kyuhyun mengepalkan kedua telapak tangannya, membiarkan PSP itu terjatuh di pangkuannya dan membuat pose kemenangan. Matanya berbinar begitu hidup saat menoleh ke arah Changmin yang terpana untuk beberapa saat. Semua kekesalan yang dirasakan Changmin tadi menguap begitu saja melihat keceriaan di wajah sahabatnya.

"Wae?" Kyuhyun mengerjapkan matanya. "Kau ingin mengatakan sesuatu bukan?"

Changmin meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku ingin meminjam PSP."

Untuk beberapa detik Kyuhyun memandang Changmin tanpa berkedip, membuat Changmin menjadi gugup. Bahkan ketika PSP disodorkan, Changmin menerimanya dengan wajah bingung. Alisnya bertaut melihat sebuah smirk menghiasi wajah sahabatnya.

"Ck, kau tidak pandai berbohong, Changmin-ah. Katanya mau pinjam PSP, tapi saat kuijinkan kau malah kebingungan." Kyuhyun meraih kembali PSP nya sebelum Changmin bisa bereaksi dan kembali bermain.

Changmin membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu namun tak satupun kata yang keluar. Ia menyesal tidak bereaksi dengan cepat. Kyuhyun selalu membuatnya kehilangan akal padahal secara IQ, Changmin lebih tinggi dari Kyuhyun. Ok, mungkin itu tidak ada hubungannya. Tapi Changmin benar-benar menyesal karena bereaksi begitu lambat. Kini ia kembali terabaikan. Akhirnya dengan perasaan sedih Changmin bersandar ke punggung kursi, tanpa sadar membungkukkan bahunya sambil menekuri lantai.

"...ae."

Changmin menghela napas sambil mengamati jari-jari kakinya.

"....Chukkae...."

Suara itu tertangkap oleh telinga Changmin hingga ia mengangkat wajahnya kembali. Jantung namja itu berdetak jauh lebih cepat dari yang seharusnya ketika Kyuhyun tampak begitu kesal. "Yak! Changmin-ah! Kenapa kau malah melamun? Kau ke sini untuk mengunjungiku atau melihat kakimu yang bisa kau lihat setiap hari?!"

Mulut Changmin ternganga menerima rentetan kalimat itu. Kini Kyuhyun sudah menggembungkan pipinya yang tirus, terlihat sedikit lebih baik karenanya, namun sorot matanya begitu tajam.

"Kau merilis lagu baru dan tidak mendengarkan ucapan selamat dariku...kau harus membayarnya dengan CD atau DVD Lovin You!"

"Eh?"

"Ck, jangan ternganga begitu. Ini rumah sakit. Apa kau tidak takut kuman-kuman akan masuk ke dalam mulutmu dan membuatmu sakit?" Kyuhyun menggelengkan kepalanya seperti seorang ayah yang tengah memarahi anaknya yang nakal. "Kau baru saja selesai konser di Jepang. Seharusnya kau beristirahat, bukannya ke tempat ini. Bagaimana kalau kau sakit? Apa kata hyungdeul-mu kalau kau jadi jatuh sakit?"

"Kuman tidak masuk dengan cara seperti itu...."

"Tentu saja begitu!" Kyuhyun memajukan bibirnya, membentuk kerucut yang tampak begitu lucu di mata Changmin. "Selama di kamar ini, kata-kataku selalu benar. Ingat itu, Changmin-ah!"

DESTINY (Side story of Falling Star & Rising Star)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang