Sekamar

269 11 0
                                    

Gita gemetaran, pertama kali ia masuk ke kamar seorang pria. Apalagi keluarga pria itu tidak setuju dengan pernikahannya. Dani segera menarik tangan Gita agar segera masuk kedalam.

"Masuk. Bukankah kau istriku?" Dani menariknya membuatnya hampir terjatuh.

Kamar Dani minimalis, didominasi warna merah dan hitam. Gita mengamati sekeliling kamar itu. Dani segera menunjukkan wardrobe untuk menyimpan bajunya.

"Apa saya sudah diterima sebagai istri tuan?" Gita menatap Dani dari kaca, semenjak ia disuruh tinggal di basement Gita takut dan tidak berani menatapnya.

"Dasar bodoh. Seberapa pun aku menolak, kau tetap jadi istriku." Dani meninggalkannya.

"Tunggu tuan, apa yang harus saya lakukan disini?" Gita mengikutinya.

"Terserah. Sekarang kamar ini juga milikmu." Dani meninggalkannya.

Gita segera membuka semua lemari pakaian yang ada disana, ternyata banyak yang kosong. Gita segera menaruh bajunya dilemari. Ia kemudian segera menuju sebuah kamar mandi. Ia begitu terkejut, kamar mandi begitu luas. Lebih lias dari rumah lamanya, ada jacuzi disalah satu sudut, ada shower dan closet yang tembus pandang. Membuatnya begidik ngeri.

"Ayo mandi." Dani menarik lengannya lagi. Gita terkejut dan berteriak.

"Jangan berteriak. Percuma. Semua orang tau kamu istriku." Dani menariknya. Mengajaknya masuk ke jacuzi.

Gita memberontak. Bajunya sudah terlanjur basah. Ia sangat malu. Ia tak menyangka Dani akan berlaku cabul padanya. Namun Dani secepat kilat menariknya kembali. Dani segera membuka atasan bajunya. Gita segera menutup mukanya.

"Buka tanganmu. Kamu harus terbiasa dengan semua ini." Dani menarik tangan Gita.

"Aku belum cukup umur Om." Gita menutup rapat matanya.

'Om? Yang benar saja.' Batin Dani.

"Aku masih dua puluh delapan tahun. Kamu bilang Om." Dani menyipratkan air ke muka Gita.

Gita gelagapan dan membuka matanya. Dani segera menarik Gita kedalam pelukannya. Dani memeluk Gita dengan erat. Bagaimanapun juga ia harus berusaha menerima kehadiran Gita sebagai istrinya. Apalagi ia sudah mencari tahu latar belakang istri kecilnya itu.

"Tu... Tu... Tuan" Gita terbata.

"Bukannya kamu nge fans padaku?" Dani mengeratkan pelukannya.

"Tap... Tap.. tapi..." Jantung Gita berdegup kencang.

"Tidak ada penolakan. Tolong mandikan aku. Aku harus segera ke Swedia hari ini." Dani mengambil sebotol sabun dan menyuruh Gita menggosok badannya.

AIBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang