Believe in You - Chapter 3

1.5K 190 4
                                    

Yuhuuu, chapter selanjutnya udah meluncur nih, jangan lupa vote dan komen ya.. 🤗🤗

****

Abel terlambat sepuluh menit dari jam pulang sekolah Abil karena harus ada meeting dengan klien terlebih dulu. Hari ini sekolah Abil akan ada rapat yayasan sehingga jam pulang sekolah menjadi maju 30 menit. Halaman sekolah Abil masih cukup ramai ketika Abel tiba. Saat melewati Pak Satpam, Abel tersenyum dan menyapa sekilas kemudian berjalan menghampiri Miss Lala yang sedang berbicara dengan salah satu wali murid. Setelah wali murid tersebut berpamitan, giliran Abel yang mendekat ke Miss Lala.

"Maaf Miss Lala, agak terlambat ini, tadi masih ada klien kebetulan." ucap Abel.

Miss Lala tersenyum. "Iya Mommy Abil, hanya lewat sepuluh menit. Rapatnya juga belum mulai, masih 20 menit lagi, karena masih menunggu dari pusat."

"Vania belum dijemput juga ternyata? Saya nggak lihat Mbak Disa."

"Iya Mommy. Mama Vania sepertinya juga akan terlambat menjemputnya, tapi belum info ke saya berapa lamanya." jelas Miss Lala.

Tak berapa lama Miss Yumna mendatangi Miss Lala meminta bantuan untuk menyiapkan keperluan di aula untuk rapat.

"Miss Lala silakan kalau mau persiapan rapat. Biar saya yang temani Vania. Nanti kalau Vania sudah dijemput biar Mbak Disa yang info Miss."

"Terima kasih Mommy Abil. Maaf malah jadi ngerepotin."

"It's okay. Abil juga pasti minta nungguin Vania dijemput."

Miss Lala akhirnya pamit untuk menuju aula. Di sekolah Abil, untuk kelas yang muridnya masih belum dijemput, sang wali kelas wajib menemani sampai wali muridnya datang menjemput. Orang tua wali pun juga wajib memberi tahu jika akan terlambat menjemput. Jika terlambat lebih dari 30 menit, maka wali murid akan dikenakan biaya keterlambatan seperti daycare satu hari. Hal tersebut dilakukan agar wali murid tidak seenaknya terlambat ketika menjemput putra-putrinya dan sebagai biaya daycare selama keterlambatan itu. Dan untuk kelas Abil, hanya Abil dan Vania yang masih belum pulang, karena memang hari sebelumnya Miss Lala sudah memberi tahu jika akan ada rapat hari ini agar para orang tua dapat menjemput tepat waktu.

Abel tidak sedang terburu-buru, tetapi dia merasa perlu untuk menghubungi Adisa agar dia tahu posisi Adisa ada dimana. Namun hingga detik ini wa nya masih juga belum dibalas. Abil menghampiri Abel yang duduk di bangku kayu.

"Mommy, aku mau minum." pinta Abil.

Abel mengulurkan botol minum Abil yang masih tersisa sedikit air minum.

Vania yang menyusul Abil memilih duduk di samping Abel dengan nafas yang masih belum beraturan.

"Nia tadi Mama bilang nggak kalau jemputnya telat?" tanya Abel.

"Enggak Aunty." jawab Vania sambil menggeleng. " Ayo Abil balapan, yang duluan sampai perosotan yang menang." Seru Vania lalu bergegas berlari dengan kaki kecilnya mendahului Abil yang masih menutup botol minumnya.

Abil segera menyerahkan botol minumnya kembali dan mengejar Vania. Abel mencoba menelpon Adisa tetapi masih belum terhubung. Saat ponselnya bergetar, Abel kira itu Adisa yang menghubunginya kembali, tapi ternyata Nadifa yang menelpon untuk membahas tentang pekerjaan. Sembari berbicara dengan Nadifa, Abel terus mengawasi kedua bocah yang masih asyik bermain.

Ternyata panggilan telepon dari Nadifa membutuhkan waktu yang lebih lama dan konsentrasi dari Abel. Bahkan Abel sudah duduk sembari mengaduk isi tasnya mencari notebooknya untuk mengecek hal-hal penting tentang pekerjaan yang sedang mereka bahas. Fokus Abel sudah sepenuhnya pada Nadifa.

Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang