Hari ini adalah hari yang dinantikan Abel, Tiara, dan Nadifa. Hari dimana delapan karya mereka akan ditampilkan di acara fashion show yang rutin diadakan di Semarang. Sejak pagi mereka sudah sangat sibuk, setelah menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu. Suasana kawasan kota tua Semarang di sulap untuk peragaan busana sampai dengan hari minggu nanti. Penyelenggara tidak mau membuat kesan kawasan kota tua itu hilang dan benar-benar natural yang ditata apik untuk hari ini dan besok.
Dimas dan Andra sudah duduk di area khusus untuk tim Adara bersama Abil dan Tania yang berada dalam gendongan Andra. Sebenarnya sudah sejak semalam Dimas sedikit tidak nyaman melihat laki-laki yang ia ketahui namanya adalah Andre dari Nadifa. Laki-laki yang pernah Abel ceritakan jika ia selalu berusaha mendekati Abel meskipun sudah didorong mundur olehnya. Dimas percaya pada Abel dan tahu jika gadis itu sangat professional, namun ia tidak percaya pada Andre.
Laki-laki yang merupakan salah satu penanggung jawab dari EO yang menyelenggarakan acara ini selalu saja berusaha mendekat pada Abel sejak kemarin dan hari ini pun iya. Dimas berusaha menahan diri karena dia tidak ingin Abel menjadi tidak nyaman karena hubungan mereka pun saat ini bisa dibilang tidak jelas statusnya.
"Lihatin Abelnya pake kedip kenapa Dim." kata Tian pacar Nadifa yang baru saja datang.
Dimas pun menghela nafas. "Gimana mau kedip kalau disana ada yang juga lagi usaha deketin Abel?"
"Tenang aja, Andre mau ngedeketin kayak gimana juga nggak akan naik level. I know that he's into Abel, but not with Abil. Dia cuma mau menuhin egonya dia yang merasa tertantang buat Abel lihat dia." Tian berusaha menenangkan Dimas.
"Lo tahu rasanya pengen marah tapi nggak punya hak untuk marah, bahkan bantu Abel untuk kasih ketegasan sama Andre? Itu yang bikin gue nggak nyaman sekarang."
"Makanya digas dong Dim Abelnya." sahut Andra santai.
"Main gas yang ada balik lagi ke garis start kalau sama Abel."
"Come on, kalian mau selama apa sih kayak gini? Dibikin naik kelas lagi lah Dim. Udah sejauh ini, gue yakin Abel juga akan mempertimbangkan hubungan kalian lebih serius lagi." kata Andra sembari menepuk-nepuk Tania.
"Lo sekarang disini sama kita-kita aja, menurut gue udah kemajuan pesat. Bahkan tadi gue ngira emang udah jelas status kalian." ucap Tian.
"Thanks support-nya bro." hanya itu yang dapat Dimas ucapkan saat ini pada Tian dan Andra. "Mungkin nanti setelah acara ini kelar semua."
Abil yang sejak tadi berdiri didekat tiang lampu berjalan mendekat pada Dimas.
"Uncle Di, Abil mau ke Mommy sebentar."
Dimas pun beranjak dan membawa Abil dalam gendongannya menghampiri sang Mommy. Keduanya menghampir Abel yang tengah fokus dengan salah satu model. Panggilan dari Abil membuat sang Ibu menoleh. Ia pun meminta untuk menunggu sebentar agar Abel bisa menyelesaikan pekerjaannya.
"Hai, kenapa Sayang?" tanya Abel menyambut Abil kedalam pelukannya.
"Hai Mommy. Abil mau peluk Mommy sebentar, tadi pagi Mommy udah sibuk."
Abel pun segera memeluk sang putra erat. "Maafin Mommy ya tadi pagi udah sibuk sama Aunty. Nanti malam Mommy janji bakal puas-puasin peluk Abil ya."
Abil hanya menganggukkan kepalanya dalam pelukan Abel. Dimas yang melihat itu hanya bisa tersenyum.
"Uncle boleh ikut pelukan teletubiesnya nggak?" tanya Dimas ketika pelukan keduanya tak kunjung lepas.
"No!" jawab Abel dan Abil serempak.
Keduanya kemudian tertawa kecil melihat ke arah Dimas yang hanya menggaruk kepalanya salah tingkah mendapatkan penolakan yang serempak dari ibu dan anak di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe in You
ChickLitKeputusan yang cukup besar Abel ambil membuatnya harus melepaskan beberapa hal. Bahkan dirinya sampai harus melepas laki-laki yang pernah mengisi hatinya. Ia melepas laki-laki itu dengan rasa kecewa yang besar. Bukan kecewa karena keputusannya untuk...