Believe in You - Chapter 10

1.2K 125 0
                                    

Maaf agak kemaleman updatenya.. Selamat menikmati chapter kali ini.. 🥰🥰

****

Sejak mendapatkan nomor Abel saat Vania cedera, Dimas semakin sering mengganggu Abel. Dari chat, panggilan telepon, maupun video call selalu Dimas lakukan meski lebih seringnya Abel menolak mengangkat panggilannya dan hanya membalas singkat pesan dari Dimas. Gadis itu tidak lagi kaget jika melihat Dimas di sekitarnya.

Ingin rasanya ia memblokir nomor Dimas, tetapi ia merasa itu semua berlebihan. Tiara dan Nadifa pun selalu memintanya mencoba untuk memberi Dimas kesempatan. Abel kembali teringat dengan percakapannya dalam perjalanan pulang dengan Tiara saat keduanya baru saja bertemu dengan rekan kerja mereka.

"Kalau mau lihat dia serius atau enggak sama kamu, brengsek atau enggaknya dia, sebelas dua belas sama Dino atau nggak, ya kamu mesti kasih Dimas kesempatan Bel. Gimana kamu bisa lihat kalau kamu aja selalu menghindar." kata Tiara.

Ketika cara bicara sudah berubah menjadi aku dan kamu tandanya ia sedang dalam mode serius.

"Aku nggak mau kalau aku kasih dia kesempatan, malah bikin harapan buat Abil. I mean, kalau iya berhasil, kalau enggak, aku nggak mau Abil sedih juga."

"Jangan kamu tutup dulu mata kamu buru-buru. Hati kamu belum kamu buka, ini kamu udah mau nutup mata sama gimana dia mendekat. Harusnya sih kamu bisa lihat dia gimana dari interaksi dia sama Abil juga. Kasih dia kesempatan deh, kasih juga kesempatan diri kamu buat happy. You deserve better than Dino, dan aku rasa kamu akan rugi kalau kamu stuck di sini hanya karena Dino. He's not worthy."

Abel menoleh pada Tiara yang sedang memegang kemudi. "Thank you Ti." Abel selalu bersyukur memiliki Nadifa dan Tiara untuk selalu ada di sampingnya.

Abel sedikit tersentak dari lamunannya, ketika kasur yang tengah ia duduki bergerak menandakan ada orang lain di sampingnya. Ia menoleh dan mendapatkan Abil yang sudah di sampingnya dengan tatapan memohon.

"Abil tadi bilang apa? Maaf Mommy tadi nggak merhatiin Abil." tanyanya sambil mengelus sayang kepala putranya itu.

"Kemarin kan Mommy janji mau ajak ke Timezone. Ayo Mommy kita ke Timezone hari ini." pinta Abil sedikit merengek.

"Iya iya ke Timezone, gih ganti bajunya dulu."

Abil bersorak senang keinginannya dikabulkan. Keduanya beranjak untuk bersiap-siap pergi menghabiskan akhir pekan mereka di salah satu mall. Begitu siap dengan setelan celana pendek denim dan kaos warna putih dengan gambar donald duck, Abil sudah stand by di depan pintu. Ia terus memanggil-manggil Mommy-nya yang tak kunjung keluar dari kamar.

Jika sudah punya keinginan dan sudah dijanjikan seperti ini, Abil menjadi tidak sabaran. Hari ini cuaca cukup cerah ketika Abel melajukan mobil ke arah mall. Sepertinya hari ini cukup ramai, karena ketika ia hendak memarkirkan mobil, ia perlu beberapa kali berpindah lantai parkir. Parkiran cukup penuh.

Sebelum bermain di taman bermain favorit Abil, Abel menggiring Abil untuk ke salah satu resto yang menjual menu masakan Jepang untuk makan siang terlebih dulu. Ketika sedang mengantri untuk melakukan pemesanan, Abil melihat sosok yang mulai dekat dengannya. Paman sahabatnya-Vania- yang saat ini tengah duduk bersama dengan teman-temannya di resto seberang tempat Abil akan makan siang. Abil mendongak dan menarik ujung baju Mommy-nya.

"Mommy, Mommy, Abil boleh ke tempat Uncle Dimas?" tanyanya.

Abel yang belum menyadari keberadaan Dimas cukup bingung dengan pertanyaan Abil.

Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang