Believe in You - Chapter 16

1K 116 6
                                    


Hari ini adalah hari ke tujuh Dimas berada di Australia bersama dengan Arya-sekretarisnya- dan Damar untuk kunjungan kerja dengan salah satu perusahaan produsen keju disana. Selama itu juga ia selalu berusaha menyempatkan waktu untuk menghubungi Abel dan juga Abil melalui panggilan video. Meskipun hubungan keduanya bisa dibilang masih belum ada kejelasan karena Abel yang akan langsung mundur jika Dimas meminta hubungan dengan status yang lebih jelas.

Dimas berusaha menyesuaikan waktu ketika menelpon Abel karena perbedaan waktu empat jam lebih awal di Melbourne. Saat panggilan video itu pun lebih sering dilakukan antara Dimas dan Abil. Abel hanya akan ikut bergabung di awal atau di akhir panggilan. Seperti saat ini, Abil sedang tengkurap sembari memasang legonya di atas kasur dengan ponsel sang ibu yang ia sandarkan ke kepala ranjang.

"Itu badan sama kepalanya dulu yang dipasang Bil." komentar Dimas melihat Abil yang sedang memasang lego bentuk dinosaurus.

"Udah ini Uncle Di, kepala sama badan udah Abil pasang. Abil lagi mau pasang tangannya."

"Wuih keren udah hampir separo tuh. Abil udah makan malam belum?"

"Makasih Uncle." jawab Abil menyunggingkan senyum dengan menunjukkan giginya. "Abil udah maem tadi, pakai sop daging."

"Yah, Uncle jadi kepengen makan sop daging." keluh Dimas.

Abil melirik sejenak Dimas di layar ponsel kemudian kembali pada legonya. "Uncle emang tadi udah makan apa?"

"Uncle makan pasta tadi sama udang."

"Enak nggak Uncle pastanya disana? Enakan mana sama yang di Orion?"

Mendengar pertanyaan Abil Dimas tergelak sesaat. "Yang disini enak kok pastanya, tapi Uncle lebih suka pasta di Orion."

"Makanya Uncle cepetan pulang. Nanti kan bisa makan di Orion atau nggak minta Mommy buatin sop daging kayak tadi."

Belum sempat Dimas menjawab, suara Abel sudah terdengar lebih dulu. "Uncle Di lagi kerja Bil. Nanti juga kalau udah selesai kerjanya Uncle pulang."

"Empat hari lagi ya kita main. Nanti Uncle samperin Abil di Adara deh." janji Dimas.

"Siap kapten!" seru Abil sambil memberikan gerakan hormat pada Dimas yang membuat pria itu tertawa.

"Udah belum itu kamu telponannya sama Uncle?"

"Bentar lagi Mommy, dikit lagi dinonya jadi."

"Jangan lama-lama, di tempat Uncle udah malem banget. Biar Uncle istirahat juga."

"Iya-iya Mommy, wait sebentar." jawab Abil dengan percampuran dua bahasa.

Dari layar ponselnya Dimas tersenyum mendengarkan percakapan Abel dan Abil. Ia hanya diam dan tersenyum melihatnya.

"Udah lima belas menit Abil Sayang."

"Uncle Di udah ngantuk apa?" tanya Abil menatap layar ponsel Abel seakan menatap Dimas.

"Lanjut aja Bil, Uncle belum mau tidur kok, ini Uncle baru buka laptop buat cek email dari Om Wira."

Abel menghela napas keras. "It's almost midnight there, Dim. Just sleep, you're a human not a robot. Kalau emang nggak sempat buat telpon ya udah nggak usah dipaksain daripada kemalaman gini."

Dimas malah tersenyum mendengar omelan Abel.

"Malah senyam-senyum nggak jelas lagi."

"Hehe gini ya ternyata rasanya diperhatiin sama kamu."

Believe in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang