Prakata dan Prolog

9.9K 833 52
                                    

Hai, Gaes.

Aku bawa cerita baru yang akan tayang setelah Duda Next Door ending di Karyakarsa.

Cerita perjodohan unik, antara Havana dan Dakota.

Demi warisan, Havana yang arogan harus menikahi Dakota yang lugu. Ada satu bayi yang harus mereka jaga bersama.

Akankah Havana yang keras dan panas bagai api, akan luluh pada Dakota yang lembut dan menenangkan bagai air?

Apakah api akan padam oleh air atau justru sebaliknya? Air akan musnah oleh Sambaran api.

Seperti biasa, di Wattpad akan slow update. Jangan lupa masukkan ke library.

See you soon!

.
.
.
.
.
.
        Prolog

Havana menatap gadis berkacamata di depannya dengan tidak sabar. Ia ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya tapi Dakota terlalu bertele-tele.

Berani beraninya gadis itu meminta waktu berpikir untuk menikah dengannya. Sedangkan di luar sana, banyak perempuan yang rela antri untuk menjadi kekasihnya. Sungguh, penghinaan yang tidak bisa ia terima.

"Kamu terlalu banyak berpikir, Dakota. Harusnya kamu tahu, menikah denganku memberikan seribu keuntungan untukmu. Bukan hanya itu, kamu juga akan mendapatkan sejuta kemudahan dalam hidup. Yang kamu lakukan hanya menutup mulut, mengulurkan jari, dan biarkan aku menyematkan cincin di sana. Kita jalani pernikahan demi warisan sialan itu!"

Dakota mengangkat kepala, menatap laki-laki muda arogan yang sedari tadi memandang seolah hendak mengulitinya. Pernikahan adalah hal penting, bagaimana mungkin laki-laki itu bisa bicara begitu enteng? Di mana perasaannya? Atau jangan-jangan sudah mati karena harta?

"Bagaimana kalau aku nggak mau?"

Havana mendengkus, mendekati Dakota yang berdiri tegang dekat pintu. Ia mendekat, Dakota mundur. Hingga tubuh gadis itu terkurung antara dirinya dan dinding. Satu tangan bertelekan pada dinding, Havana menatap tajam dan berbisik.

"Pikirkan tentang bayi itu, yang akan jatuh ke tangan orang yang salah kalau kita nggak menikah!"

Dakota memalingkan wajah, merasa wajahnya memanas karena sapuan hangat napas Havana di lehernya. Ia mengerti kalau dirinya tidak punya pilihan lain, setidaknya harus berusaha.

"Kita menikah, tanpa sex!"

Havana tercengang lalu tertawa terbahak-bahak. Menatap Dakota dengan pandangan tak percaya.

"Percayalah, Dakota. Kamu adalah perempuan terakhir yang akan aku ajak tidur di dunia ini!"

Tidak ada yang tahu kemana arah angin berembus, tidak ada yang bisa menduga kalau aliran air yang pelan sekalipun bisa memindahkan batu.

Kisah pernikahan paksa si api dan si air, dalam cerita Cinta Luar Biasa.

Havana by Paing Takhon

Havana by Paing Takhon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Luar BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang