"GRYFFINDOR!" Topi seleksi memutuskan. Aula yang semula hening penuh tepuk tangan, khususnya pada meja Gryffindor. Murid Gryffindor bertepuk dan berseru-seru heboh. Sepasang anak kembar berambut merah berseru-seru, "Kami dapat Potter! Kami dapat Potter!"
Harry meletakkan kembali topi seleksi di atas bangku yang dia duduki sebelumnya dan turun untuk bergabung dengan Gryffindor lainnya.
Dia berjabat tangan dengan beberapa anggota Gryffindor yang ingin berkenalan dengannya, termasuk kakak-kakaknya Ron yang semuanya berambut merah terang. Dia membalas dengan ramah sapaan semua orang sebelum akhirnya fokus kembali melihat acar seleksi yang masih berlangsung."Peverell, Arabella!"
Seorang anak perempuan dengan rambut panjang coklat tua dan mata berwarna hijau seperti mata Harry maju ke depan dan duduk di kursi, memakai topi seleksi."Rasanya aku pernah mendengar nama itu, Peverell?" Gumam seorang siswa
"Yeah namanya tidak asing" timpal yang lainnya.
"Aku tau! Nama itu ada dalam dongeng penyihir. Kukira tak ada orang yang benar-benar bernama Peverell"
"Bodoh, Peverell itu nama keluarga penyihir yang sudah tua. Aku tak mengira keturunannya masih ada?"
"Yeah, kukira keluarga itu sudah punah."
Harry mendengar bisik-bisik anak-anak. Namun hanya sedikit yang begitu, sepertinya kebanyakan hanya mengira Peverell adalah nama yang biasa saja. Namun Harry tak berpikir begitu, karena dia memperhatikan Proffesor Dumbledore tampak mengamati anak perempuan itu dengan minat yang sama yang dia perlihatkan saat Harry diseleksi.
"RAVENCLAW!" Topi seleksi berseru. Meja Ravenclaw bertepuk tangan lagi menyambut anggota baru mereka, dan anak perempuan itu turun menghampiri teman asramanya.
Sekarang tinggal tiga anak lagi yang belum diseleksi. Akhirnya Turpin, Lisa jadi anggota Ravenclaw lagi, dia duduk di sebelah si anak perempuan Peverell. Kemudian akhirnya Ron Weasley diseleksi.
Harry memperhatikan saat topi itu diletakkan di atas kepala temannya. Lalu, tak lama..
"GRYFFINDOR!"
Ron kelihatan lega sekali. Anak itu turun dan langsung bergabung ke meja Gryffindor yang menyambutnya dengan tepuk tangan meriah, terutama kakak-kakaknya yang sama-sama berambut merah.
"Bagus sekali Ron!" Kata Percy Weasley, yang tadi memperkenalkan dirinya pada Harry sebagai Prefek Gryffindor.
Zabini, Blaise jadi anak terakhir yang diseleksi dan masuk ke Slytherin. Akhirnya upacara seleksi resmi berakhir. Semua anak sudah mendapat asrama mereka. Proffesor Mcgonagall menggulung perkamen berisi daftar nama siswa baru dan mengambil kembali si topi seleksi.
Albus Dumbledore berdiri, merentangkan tangannya lebar-lebar seolah tak ada yang membuatnya senang selain melihat mereka semua berkumpul di sana.
"Selamat datang!" Katanya senang, "Selamat datang untung mengikuti tahun ajaran baru di Hogwart. Sebelum kita memulai acara makan kita, aku ingin mengatakan beberapa pata kata. Ini dia, 'Dungu, Gendut, Aneh Jewer!' Terima kasih!"
Aula dipenuhi tepukan tangan lagi. Harry mengeryit tak paham, apa maksudnya itu? Apa kepala sekolah mereka sudah sinting? Atau dia memang sengaja memberikan kesan pertama sebagai orang yang jenius hingga sangking jeniusnya jadi mendekati sinting pada siswa baru? Mungkin dia ingin disebut seperti itu, atau... Entahlah. Harry tak peduli lagi. Karena sekarang di depannya tiba-tiba saja aneka hidang sudah bermunculan. Harry dengan senang hati mengisi kembali perutnya yang sudah kosong lagi. Bekal yang dia makan di kereta dengan beberapa cemilan yang dia beli dari wanita troley sudah berabad-abad saja rasanya. Jamuannya banyak sekali, Harry tak pernah melihat jamuan sebanyak itu sebelumnya. Meski peri rumah nunanya selalu menyediakan banyak sekali makanan yang enak-enak, itu tak bisa dibandingkan dengan jamuan pesta saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter - When It All Changes
FanfictionHarry Potter diadopsi dari keluarga Dursley saat dia berumur 7 tahun oleh seorang penyihir halfblood yang masih kerabat dekat Lily Potter, Scarletta Moongrees yang merupakan sepupu paling muda Lily Potter dan Petunia Dursley. Dibawah bimbingan Scarl...