⚜️9 : Akhir Kisah⚜️

14 6 4
                                    

• • • • •

Tidak terasa sudah 7 tahun berlalu, semenjak Yunho meninggalkan kampung halaman untuk menempuh pendidikan lanjutan di negeri orang.

"ah akhirnya.."

Itu yang ia ucapkan setelah menginjakkan kakinya di korea dan berjalan memasuki bangunan besar.

"Ayah, ternyata bandara Incheon gak ada yang berubah."

Lalu, apa yang ingin kau harapkan kepada ruangan yang hanya dipenuhi serba kaca dan berwarna putih itu?

Tuan Jeong yang berada disamping anak bungsunya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

Kalian pasti akan terheran-heran. Walaupun tubuhnya semakin tinggi serta atletis, efek gym yang telah ia lakukan selama disana, tidak membuat pola pikirnya semakin membesar.

Justru jika dilihat-lihat semakin mengerucut? Mungkin.

Ketika sudah sampai diluar bandara ternyata sang bunda telah menelepon mereka. Memberitahu untuk langsung saja pulang kerumah.

Selama di perjalanan Yunho tidak berhenti menatap keluar jendela mobil untuk melihat suasana kota yang ia rindukan.

Lebih tepatnya merindukan seseorang yang sudah lama tidak ia jumpai, bahkan menghubunginya saja tidak pernah.

Yunho mengalami lost contact.

Bukan. Itu bukan kemauan Yunho yang tidak menghubungi sang pujaan hati selama ia berada di London. Hanya saja Yunho menjadi sangat emosional.

Setiap kali ingin menekan tombol call pada handphonenya, dirinya akan menangis hingga sesegukan dan berakhir mengurungkan niatnya. Katanya tidak akan keren jika Lily mendengar suaranya yang dipenuhi oleh tangisan.

Hal itu berlanjut hingga ayahnya datang seminggu kemudian.

Ironisnya handphone indah itu mengalami tragedi yang sangat mengerikan, seperti terjun bebas dari jaket ketika Yunho berlari menuju haltebus, hingga masuk ke sela-sela selokan.

Miris sekali.

Sang ayah juga tidak ingin membuat anaknya bersedih, hingga beliau memberikan sebuah petuah,

"Kalau kamu mau cepet-cepet ketemu sama Lily lagi, maka kamu harus bisa selesaikan semua tugasmu disini dengan cepat waktu."

Yunho menoleh kearah ayahnya dengan wajah yang sudah...

Bagaimana cara menjelaskannya?

Dirinya yang mendengarkan itu secara langsung merasa, bahwa baru saja diberikan hidayah yang cahayanya dapat menembus ulu hati.

Hiperbola sekali, nak.

"Tapi Lily gak mau deket sama cowok jelek kayak kamu."

Setelah itu dirinya menangis kembali.

Mari kita skip saja bagian itu. Sangat merusak citra penampilan Yunho yang sekarang jika mengingatnya.

Sesampai di kediaman keluarga Jeong. Yunho disambut pelukan serta tangisan haru dari Bunda. Melihat perubahan sang anak sekarang semakin gagah dan tampan itu.

Ada juga kakak Yunho beserta istrinya disini, yang kemarin baru juga sampai dari Australia.

Kegiatan makan malam pun dilakukan dengan suasana yang penuh dengan kehangatan. Ngomong-ngomong Yunho pulang sudah memasuki musim panas.

Setelah melewati sesi makan bersama, Yunho membantu bunda untuk mencuci piring-piring kotor. Sempat kakak iparnya ingin membantu, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Yunho.

Dengan alasan, "mau berduaan dulu sama bunda."

Iyain aja.

Keheningan melanda didapur hingga Yunho bersuara,

"Bunda, apa kabar Lily?"

Bundanya yang sedang mengelap piring-piring basah itu lantas menghentikan kegiatannya, dan menatap Yunho dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Membuat perasaan Yunho menjadi tidak enak saja.

"Hah.. maaf ya sayang. Sebenarnya sudah lama Bunda tidak mendengar kabar anak perempuan bunda yang satu itu. 4 tahun yang lalu keluarga mereka memutuskan pindah rumah, dikarenakan papanya Lily pindah tugas."

Yunho yang mendengarpun hanya bisa terdiam pasrah.

"Kalo jodoh gak bakal kemana dan pasti bakal ketemu, tapi kalo gak jodoh yah gimana lagi.."

Bundanya ini sepertinya sengaja sekali membuat anaknya terlihat menyedihkan.

• • • • •

Keesokan di pagi hari, keluarga Yunho ingin melakukan liburan setelah sekian tahun tidak bersama. Yunho masih tetaplah yunho dengan segala keantusiasannya. Sambil menggendong keponakannya yang baru menginjak umur 2 tahun dan dibawa keliling-keliling taman hiburan tanpa henti.

"Yunho, hati-hati!"

Tidak menghiraukan teriakan si kakak yang tidak habis pikir dengan kelakuan adiknya itu.

Jika dilihat-lihat sebenarnya yang senang hanya Yunho seorang disini, sedangkan keponakannya hanya diam sambil memakan biskuit susu yang ada ditangannya.

"Liat itu ada kraken!"

Yang diajak bicara tidak peduli atas celotehan dari yang lebih tua.

"Nanti kamu kalo gede bakal jadi kayak gitu, terus mangsa paman sampai lari aaaa takut."

Tidak jelas. Sepertinya alur cerita ini dari awal hingga akhir memang tidak ada yang jelas.

Capek akibat ulah sendiri, akhirnya Yunho mampir kesebuah cafe dan duduk bersama keluarganya yang lain.

Hingga sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka, "permisi.."

Yunho menoleh. Terdapat seorang perempuan yang memakai baju pegawai cafe tersebut, sambil memberikan sebuah surat berwarna merah muda.

"Surat buat masnya."

"Tapi maaf ya mbak, saya sudah punya pacar."

Pegawai itu hanya bisa melongo mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh Yunho barusan.

"Bu-bukan begitu. Ini ada surat dari orang, katanya untuk masnya yang pakai jaket lepis sambil gendong anak."

Yunho mengambil surat tersebut dan pengawai itu pamit untuk kembali ketempatnya.

Ketika dibuka ternyata hanya kalimat yang berisikan,

"Wasserfontäne"

Lantas, Yunho pun mengabaikan isi pesan tersebut dan lanjut meminum jusnya yang sempat tertunda. Sampai akhirnya dirinya baru menyadari sesuatu.

Ia berbegas keluar cafe dan langsung melihat peta persebaran ditaman tersebut, matanya menangkap tempat yang ingin dituju dan langsung berlari kesana.

Sampai ditempat tujuan, yaitu air mancur.

Matanya terpaku kepada seorang gadis dengan panjang rambut sepundak, sedang membelakanginya, menatap lurus kearah air mancur dengan diam.

Yunho mendekati dengan perlahan, setelahnya gadis itupun berbalik dan terkejut melihat Yunho yang ada didepan mata.

Tetapi selanjutnya gadis itu tersenyum bersamaan dengan pipinya yang bersemu bagaikan warna surat yang Yunho baca barusan.

"Hai, yuyu."

Sapaan serta suara yang sudah lama tidak ia dengar, membuat Yunho kembali merasakan gejolak emosional yang luar biasa.

Dengan nada yang sedikit bergetar ia membalas sapaan gadis didepannya ini.

"Hai juga.. Ily."

• • • • •

17/06/2022

Lilium | Jeong YunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang