Mars itu dingin. Suhu rata-ratanya -26°c hingga -87°c. Berangin, berawan, dan minim oksigen. Rotasi Mars teratur hingga suatu hari sebuah niatan balas dendam menuntutnya keluar dari orbit.
Harusnya ini semudah menjentikkan jari sampai alasan-alasan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalian tahu, saat satu bagian tubuh dipukul berkali-kali, pukulan selanjutnya tidak akan terlalu terasa sakit karena otot bagian tersebut mengeras. Perumpamaan yang cocok untuk pribadi Mawa yang terbiasa dengan rumor.
Gadis dengan surai sebahu itu menyimpan lagi ponselnya ke dalam saku setelah muak membaca deretan komentar buruk di akun media sosial @WestHype. Semacam lamtur gagasan anak-anak ekstra mading Westwood Internasional School.
Kasus Mawa berada diurutan kedua setelah foto candid siswa baru yang sibuk digunjingkan karena ketampanannya yang dibilang paripurna. Apalagi kalau bukan tentang perkelahiannya dengan Bryan tempo hari. Walau fakta kejadian sebenarnya dipelintir 360 derajat.
Aundy yang tampak ceria dengan blouse Sabrina ungu muda duduk bersilang kaki sembari meracau tentang si anak baru hingga terlambat menyadari lamunan Mawa, "Udah jangan terlalu dipikirin." Aundy mengelus pundak Mawa. Membangunkan Mawa yang hanya menatap kosong pada gelas koktail rasa nanas di hadapannya.
Tidak terlalu sakit bukan berarti tidak terasa sama sekali.
Mawa tahu, Westwood memang sekolah yang bagus untuk mengisi portofolionya jika ingin mencari beasiswa untuk berkuliah. Jika bukan karena orang tua Aundy, Mawa mungkin tidak bisa bersekolah di sana. Daftar bangkunya selalu penuh jauh sebelum tahun ajaran baru. Diisi anak-anak konglomerat dan tokoh berpengaruh di kota. Tapi semua yang terlihat sempurna tidak pernah benar-benar sempurna. Mungkin karena hirarki kasta sosial yang kental atau memang Mawa sendiri adalah biang masalah.
"Wa, muka Lo asem banget. Senyum kek! Cheers for me!" Sage yang setengah sadar mengangkat gelasnya yang berisi liquor. Suara sengaunya terdengar mengganggu di antara alunan New York, New York milik Frank Sinatra.
Mawa sampai lupa, hari ini tepat Sage berusia delapan belas tahun. Seperti sumpahnya bertahun-tahun lalu, Sage akan minum sampai perutnya meledak saat angka delapan belas itu tiba. Sebelum dirayakan dengan teman satu kelas, teman satu sekolah, teman kelab mobil, kelab basket, dan teman-teman yang lain, Sage lebih dulu membuat acara sendiri dengan Aundy dan Mawa. Fancy dinner di salah satu pub dengan jazz ambience dengan pemandangan lampu kota.
Mari berbicara lebih banyak tentang keduanya. Aundy Langsa Putri dan Sage De Sverre adalah dua orang yang sanggup bertahan lama dengan Mawa. Aundy dan Sage sudah mengerti setiap tingkah laku Mawa. Bagaimana harus meredam emosi Mawa dan tahu kapan harus membiarkan Mawa melakukan apa yang ingin dia lakukan.
Ketiganya selalu terlihat bersama dan saling melengkapi. Aundy seperti lem yang merekatkan mereka dengan sifatnya yang ceria dan banyak bicara. Sage memiliki garis keturunan blasteran Belanda-Tionghoa dari Ayahnya yang mana menyumbang sembilan puluh persen ketampanan di wajahnya.