5. Three Idiots (2009)

54 19 139
                                    

Happy reading, Folks 🖤

"What makes difference beetwen hero and villain?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"What makes difference beetwen hero and villain?"

"For me, Hero will sacrifice you and safe the world"

"And Villain will sacrifice everything. Include the world. Just to save you. No hesitate." kata Adrian lirih.

Perkelahian satu lawan satu antara detektif polisi dengan remaja amatir yang nyaring di mulut saja tentu bukan hal yang seimbang. Tapi selama tidak ada yang tahu latar belakang Mars, tidak masalah. Nyatanya Mars tetap melanggar kode etik demi Mawa.

Ada sesuatu yang memantik amarahnya saat ia melihat Bryan kembali mengganggu Mawa. Apalagi ketika dengan bodohnya Bryan melupakan peringatan Mars tempo hari. Bisa jadi Mars kurang spesifik mengatakannya saat dia bilang "Stay away from her!" karena 'Her' yang dimaksud Mars adalah Mawa. 

Siapa lagi memang?

Mars masih sanggup berdiri tegak tanpa luka berarti kecuali sudut bibir yang mengeluarkan sedikit darah. Sesekali ia menggerakan rahangnya yang mulai terasa kebas.

Sedang Bryan?

Bagaimana mengatakannya?

Luka bekas dihajar Mars tempo hari belum sepenuhnya sembuh dan kini justru bertambah. Mata kanannya saja sudah sebesar bola golf dan semoga saja kali ini tulang hidungnya tidak retak.

"Bryan! Baru saja kemarin kamu minta maaf sama Mawa, nggak sampai seminggu sudah berulah lagi?" kata Mister Mahmoud, Wakil Kepala Sekolah WIS. Matanya beralih kanan kiri kanan kiri. Membandingkan bekas luka yang didapat Mars dan Bryan. "Bryan nggak malu? Sudah memulai, kalah pula?"

Bryan cepat-cepat menunduk saat Mars meliriknya tajam. Teringat rasanya dihajar dan baru berhenti saat dirinya memohon ampun.

"Ini bukan berkelahi namanya." tunjuk Mister Mahmoud sambil berdecak-decak. Lagi-lagi membandingkan memar di wajah Bryan dan Mars yang terlihat timpang. "Kamu anak baru, siapa namamu?"

Gestur Mars terlalu santai. Dengan badan sedikit melorot dan kaki terbuka. Ia bahkan tak mau repot-repot menegakkan punggung. Tidak ada sopan-sopannya. Masih ada sisa amarah yang di tahan di kepalan tangan. "Mars Caspian." jawabnya tanpa melihat Mister Mahmoud.

Mister Mahmoud menghela napas. Tampak berpikir sebentar. Kumisnya yang lebat sampai bergerak-gerak. "Bryan, karena ini yang kedua kali, kamu harus bikin surat pernyataan. Lalu sepulang sekolah temui wali kelas kamu."

"Mars, kamu temui Miss Raya. Apa yang bisa dibantu di perpustakaan." Mars mengangguk kecil. Lagi-lagi tidak terlalu peduli.

"Kalian beruntung saya nggak sampai panggil komite kedisiplinan. Kalau ini terjadi lagi, saya akan kasih skors dan panggil orang tua kalian." kata Mister Mahmoud dengan raut tegas.

CATASTHROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang