Membuat Mesin

1 0 0
                                    


Aku berusia 10 tahun, tapi fikiran dan jiwa ini adalah kakek berusia 60 tahun. Di kehidupan ke dua ku ini aku ingin memberikan yang terbaik. Aku rasa dunia ini butuh pengetahuan yang aku miliki tentang teknologi.

Walaupun saat ini aku tak mampu berbuat apapun selain menerima tugas dari Rudy membuat perabotan. Tapi aku yakin, suatu saat aku akan membuat sesuatu yang hebat. Oleh karena itu, Setiap berangkat kerumah Rudy aku selalu menyempatkan untuk singgah di tempat-tempat kerja warga desa. Dari apa yang ku lihat meraka terlalu bergantung kepada sihir. Para petani memiliki energi sihir yang lemah, sehingga mereka akan tetap melakukan pekerjaan dengan tenaga manual seperti membajak dan menanam. Namun sihir dapat mereka gunakan Ketika akan menyemai bibit, bibit yang ada dapat mereka tumbuhkan dengan cepat dan subur dengan menggunakan skill sihir penumbuh bibit yang mereka gunakan secara beramai-ramai. Aku rasa untuk mengunakan skill itu membutuhkan energi sihir yang besar sehingga harus dilakukan beramai-ramai.

Irigasi, aku rasa irigasi menjadi masalah serius dalam bidang pertanian. Mereka tak dapat membuat irigasi yang memadai, hujan pun tak selalu turun dan sungai jauh dari desa ini. Aku rasa saat membuat desa ini mereka tidak memikirkan hal sepenting ini. Untuk mengatasi masalah tersebut, mereka menyewa pengguna sihir air untuk membuat hujan buatan setiap hari. Masalah nya ialah, penyihir air hanya ada satu orang, dan ia seorang gadis. Ia tak bisa menyiram semua area ladang dalam waktu satu hari. Hal ini membuat panen tidak maksimal.

Dari apa yang aku lihat, kesimpulannya ialah, bagaimana membuat teknologi untuk membantu mereka seperti mesin bajak atau irigasi.

***

Disini tidak ada sekolah, jadi aku meminta izin kepada Rudy untuk membaca buku-buku yang ia miliki. Selain itu aku juga membongkar benda-benda buatan rudy yang memiliki sifat inovasi teknologi.

Lampu jalan dan lampu rumah. lampu-lampu ini berbentuk persegi, di bawah nya terdapat almunium yang beberntuk 5 jari manusia. Rudi membuat lampu itu bisa bersinar se akan-akan ada listrik yang mengalir. Namun aku tak melihat pembangkit listrik.

“Alat itu bersinar dengan cara memasukan energi sihir dari tubuh kita ke dalam nya.” beginilah penjelasan Rudy.

Aku mengerti, ini masih manual, mereka memasukan energi sihir kedalam alat itu melalui ukiran berbentuk telapak tangan yang ada pada bagian bawah. Inovasi nya bagus, tetapi alangkah baik nya jika dapat menemukan sumber energi lain yang dapat bernilai ekonomi.

Aku cukup kegum dengan alat buatan Rudy, setelah aku masukan kedalam hologram sihir ku, aku membokar seluruh bagian komponen nya. sangat sederhana, di luar dugaan ku, tak rumit, bahkan tak ada kabel dan mesin seperti bayangan ku. Lalu bagaimana ia bisa membuat energi sihir menjadi energi cahaya?.

Melihatku ekspresi wajah nya yang berfikir keras Rudy mendekat dan duduk di kursi tepat di hadapan ku. dari raut wajahnya ia heran dengan apa yang telah aku lakukan.

“Apakah aku boleh bertanya sesuatu?” kata ku serius.

“Silahkan, mentor keren mu ini akan menjawab semua pertanyaan.”

“Bagaimana cara anda merubah energi sihir yang di masukan ke lampu ini menjadi energi cahaya. Setelah aku membongkar alat ini aku tidak menemukan benda canggih dan special, hanya terdiri dari komponen tembaga, besi, kaca dan almunium.”

Rudy berdiri, “Kau masih belum faham tentang teknologi sihir, alat ini bukan aku yang menemukan, aku hanya membuat tiruan nya, kau akan menemukan alat semacam ini di seluruh kerajaan di dunia ini sebagai alat penerang di malam hari.

Mengenai pertanyaan mu bagaimana alat ini bisa merubah energi sihir yang kita transfer kedalamnya dapat berubah menjadi energi cahaya adalah terdapat pada tembaga persegi empat yang ada di sana.”

Aku masih tidak mengerti, bagaimana para pengguna sihir ini membuat alat ini bekerja layak nya mesin hanya dengan tembaga persegi.

“Aku masih tidak mengerti.”

“Hal yang wajar jika kau tak mengerti nak, untuk mengerti hal ini kau harus tahu dulu cara membuat mantra.”

Mantra???

“Maksudmu mantra seperti, kabra kadabra, samina mina ee waka waka ee.”

“Hahaha…..” Rudy tertawa terbahak.

Apa yang lucu?, dasar tua bangka jenggot busuk. Bukan itu adalah contoh mantra.

“Bukan……” teriak nya lagi.

Sumpah kaget, suara orang tua bangka ini benar-benar menusuk telinga.

“Mantra adalah perintah yang kita tulis di atas tembaga agar tembaga itu menjadi otak dari sebuah teknologi sihir.” 

Tunggu dulu, aku mengambil lempengan tembaga persegi setelah mendengar penjelasan Rudy. Di atas tembaga itu tertulis kata-kata, SALURKAN ENERGI SIHIR, CAHAYA AKAN MUNCUL MENERAGI DUNIA.

Tidak mungkin, bagaimana pribahasa bisa menjadi otak dari sebuah mesin, “Tolong jelaskan lagi dengan kalimat sederhana Master Rudy,” Pinta ku.

“Hahahaha, akhirnya kau memanggil ku Master. Baiklah, Mantra adalah sihir asisten yang kita transfer kedalam tembaga yang memiliki sifat mudah mengantarkan energi. Namun sihir ini bersifat mati, ia akan berfungsi sebagai mana pembuat nya inginkan jika ia diberi energi sihir. Aku menulis perintah di sana dan jika ada seseorang yang menyalurkan energi maka sihir yang aku buat akan berfungsi sebagaimana yang aku perintahkan. Tapi membuat mantra tak semudah yang kau kira, diperlukan energi sihir yang besar. Aku hanya bisa menulis 3 huruf dalam satu hari. Selain itu kita juga harus mendesain bentuk dan komponen nya agar ia bisa berfungsi dengan baik. Bahasa mudahnya, tambaga mantra dalah otak dan bagian tubuhnya adalah badan yang akan di fungsikan sesuai dengan perintah yang kita tulis.”

Aku sangat kagum mendengar penjelasan Rudy, di dunia tempat ku berasal teknologi seperti ini dinamakan Coding, artinya tembaga persegi yang di beri perintah sihir itu adalah semamcam software yang akan mengerakan komponen lain nya. pertanyaan nya kenapa teknologi ini tak berkembang??, mereka masih hidup dengan teknologi sederhana.

“Satu pertanyaan lagi master, kenapa teknologi sehebat ini tidak berkembang, banyak warga masih mengguakan cara-cara lama dan terlalu bergantung kepada sihir. Itu menguntungkan jika memiliki sihir yang hebat, jika tidak maka akan berkahir menjadi manusia biasa.”

“Mmmmm,” Rudy duduk, ia tampak berfikir tentang pertanyaan ku, “jawabanya adalah, membuat mantra tidaklah semudah menulis di atas kertas. Kita memerlukan energi besar dan juga membutuhkan kecerdasan untuk membuat komponen yang dapat membuatnya berfungsi sebagaimana yang kita inginkan. satu-satu nya yang dapat menggunakan hal ini adalah kaum sihir perabotan. Namun mereka tak punya energi sihir yang besar, sehingga mereka hanya dapat membuat alat-alat yang di butuhkan untuk kehidupan saja. Seperti lampu, kompor, dan perabotan rumah tangga.”

Menarik sekali, jika aku bisa menguasai Teknik mantra, maka aku akan dapat membuat alat-alat baru dengan Bahasa perintah yang sederhana. Ini jauh lebih mudah dari pada Coding yang harus menggunakan Bahasa pemograman yang rumit.

***


Rudy adalah mentor yang baik, namun ia bukanlah orang yang akan mengurusi Pendidikan ku sepenuh nya. aku harus belajar mandiri, maka dari itu aku selalu meluangakn waktu untuk belajar di ruang kerja Rudy yang memiliki buku-buku tentang teknologi sihir.

Karena minat belajarku yang tinggi, Robert membelikan ku buku-buku baru yang ia pesan dari kerajaan lain melalu kapal pedagang yang akan singgah 5 bulan sekali ke desa ini.

Aku telah berjanji pada diriku sendiri, jika aku tak hebat dalam kekuatan sihir, maka aku akan hebat dalam membuat alat,teknologi dan bahkan senjata.

Leon HousewaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang